The Protector

1.3K 106 11
                                    

Peringkat 3
#SayembaraOSGreshan
Karya : VVyMeU

*****

Gre pov

Disini aku, duduk pada kursi panjang dibawah pohon besar nan rimbun. Memandang sosok cantiknya dengan asyik bercerita pada segerombolan anak kecil yang duduk bersila dihadapannya. Rupa menawan itulah semangatku selama ini. Aku pun menarik simpul bibirku membentuk sebuah senyuman kala ia menoleh kemari, memandang ku yang cukup jauh jaraknya dari lapangan sekolah TK itu.

Shani Indira Natio, sahabatku semenjak duduk dibangku SMP. Pertemuan singkat sewaktu MOS dulu, tak kusangka akan menjadi awal kedekatan kami. Semenjak hari itulah kami sering menghabiskan waktu bersama.

Aku sangat menyayangi sahabatku. bahkan tanpa ia sadari, aku selalu berusaha untuk menjaganya. Meski sempat gagal.

Suatu hari ia memintaku menemuinya dilapangan basket pada malam hari, hanya untuk menangis di pelukanku. Pacar pertamanya yang sangat ia banggakan, ternyata tak lebih dari seorang brengsek. Dion namanya. Kelas XII-AK2, senior kami sewaktu SMA dulu. Dia merenggut kehormatan yang paling berharga dari diri Shani.

Aku yang geram, bertekad menghampiri bajingan itu untuk memberikan pelajaran. Namun Shani menahanku. dengan derai air mata nya, ia memohon berkali-kali agar aku tak pergi menemui Dion. Keesokan harinya, lelaki bejat itu tak menampakkan wujudnya disekolah. Dia pindah keluar kota. Sejak saat itu, Shani menjadi sangat tertutup.

"Gre." Panggilan Shani sontak membuatku terkejut. Semilir angin disini membawaku jauh kemasa lalu begitu aku menutup mata.

Dia sudah duduk disampingku kini. Dengan blazer cokelat nya, ia semakin terlihat cantik sekaligus.. dewasa.

"Hmm?." Aku mengusap mataku untuk memastikan, tak ada yang menghalangi pandangan ku saat menatapnya.

"Udah jam sebelas, Gre." Ucapnya. Kulirik arlojiku dan benar. 3 jam tak terasa untukku menunggunya mengajar.

"Trus?." Aku berpura-pura tidak tahu dengan maksudnya.

Shani melipat kedua tangannya didepan dada seraya mengangkat satu alisnya. Anehnya, aku justru menyukai sikap bossynya seperti ini.

"Kamu lupa?, Aku kan mulai pindah hari ini." Muka kesal pun tak dapat ia sembunyikan.

aku tak lupa. Hanya saja, menggodanya semacam inilah yang selalu aku lakukan. Shani hanya bisa bersikap manja padaku, tidak pada orang lain, termasuk mamanya.

"Gak kok. Aku suka aja kalo liat bibir kamu manyun kayak gitu. Hahaha." Aku berlari kearah mobilku terparkir dengan tertawa. Shani hanya menggeleng melihat tingkahku sembari menenteng tas kameraku yang tertinggal dikursi.

Kamipun pergi ke apartemennya.

Atas bantuan dua orang asisten yang bekerja dirumahnya, apartemen ini sudah siap huni. Hanya perlu menata sedikit sesuai selera Shani nantinya.

Setelah selesai membereskan ruangan dan merapihkan lemari bajunya, kami berbaring diatas tempat tidur. Kegiatan hari ini cukup menguras tenaga.

"Gre." Aku pun menolehkan kepalaku kekanan.

"Kamu gak nanya kenapa aku pindah?." Mata teduhnya selalu berhasil membuatku nyaman.

"Ok. Sekarang aku tanya. Kenapa kamu pindah?." Raut wajahnya kini nampak murung. Ia mengalihkan pandangannya ke atas.

"mama mau nikah lagi, Gre." Ucapan Shani benar-benar buatku terkejut.

Memang selama ini aku sudah tahu bagaimana tabiat mamanya. Bergonta-ganti pasangan tanpa memiliki status yang jelas.

Sayembara OS GreshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang