Zello melanjutkan langkahnya menuju ruangan dosen di lantai satu. Ia memiliki janji temu dengan Bu Ida--dosen pembimbing akademinya di kampus, kalau di SMA, Bu Ida ini mungkin disebut wali kelas.

"Assalamualaikum, Bu Ida," kata Zello, ia menyalami Bu Ida, wanita paruh baya itu mempersilakannya untuk duduk.

"Jadi, apa yang ingin kamu ceritakan pada ibu, Zello?"
"Jadi, begini, Bu. Saya berencana untuk magang di kantor papa, membantu kakak sepupu saya yang bekerja sebagai editor di sana. Tidak masalah kan, Bu?"
"Tidak masalah kalau kamu bisa membagi waktu, untuk kuliahmu juga, karena kadang bekerja itu membuat ketagihan dan lupa sama pendidikan. Bagaimana, Zello? Apa kamu sanggup membagi waktumu?"
"Bisa, Bu. Lagi pula pekerjaan saya tidak berat."

Bu Ida tersenyum tipis, "Baiklah. Semoga sukses, Zello. Dan cepat kamu selesaikan proposal PKM-mu, saya ingin melihat programmu didanai oleh dikti," kata Bu Ida lagi, Zello mengangguk kecil sebelum berpamitan.

"Nanti saya diskusikan dengan kelompok saya, Bu. Kalau begitu, saya permisi. Selamat siang, Bu."

"Ya, siang, Zel."

***

Aluna Anindya Dewi masih mengamati mading di depan jurusannya. Di sana tertera brosur perekrutan anggota BEM F yang akan dimulai tiga hari lagi. Aluna adalah mahasiswi baru di kampus ini, ia sempat menunda kuliahnya selama satu tahun, karena tidak lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri jalur undangan dan tes tulis. Saat itu ia memilih pulang ke Surabaya untuk membantu usaha kue milik ibunya sembari mempersiapkan diri untuk kuliah tahun ini. Aluna memang tidak tinggal bersama ibunya, ia ada di sini bersama sang ayah. Kedua orang tuanya berpisah saat dirinya SMP. Well, meskipun korban broken home dia tetap bahagia menjalani hidupnya.

Ia merasakan ponselnya berdering, Aluna mengeluarkan ponselnya dan mendapati notif dari twitter.

Justin Bieber is now following you

"Halah paling akun gadungan," kata Aluna, namun karena ia penasaran, ia pun membuka notifikasinya. Di sana tertera akun milik artis idolanya yang baru saja mengikuti akunnya.

"Anjrittt, Ntinnn ngepollow gua? Mi apah?" Teriak Aluna, ia lupa sedang ada di area kampus

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Anjrittt, Ntinnn ngepollow gua? Mi apah?" Teriak Aluna, ia lupa sedang ada di area kampus.
"Oiya kan gue semalem begadang pas dia open follback! Mancay."

Wajah Aluna semringah, ia segera membuka DM dan mengirimi pesan pada Justin Bieber.

Thanks my future husband, laf laf :* kapan lamar adek, bang?

"Alunan musikkkkkkk, lo mau makan es krim gratis nggak?" Teriak Alya--teman barunya yang memasang cengiran lebar. Membuat Aluna terkesiap.

"Berisik! Ntar gue budeg gimana?"

Alya terkikik, ia menunjukkan dua tiket festival es krim di fakultas sebelah yang ia dapat dari temannya yang menjadi panitia di sana.

"Ayokkkk..." Teriak Alya menggeret Aluna untuk segera pergi.

"Ayok deh, selama gratis. Gue mah ngikut."

Alya mencibir, "dasar, kantung gratisan."

"Yeee! Prinsip ekonomi."

***

Mereka tiba di festival es krim yang diadakan oleh fakultas ekonomi dalam rangka Hari Ulang Tahun Fakultas, para demosioner BEM F di fakulas itu pun terlihat mondar-mandir mengurusi acara. Ya, seharusnya mereka sudah tidak memiliki program kerja, namun karena pihak fakultas meminta bantuan, mau tidak mau mereka harus mengiyakan, tentu dengan bantuan panitia dari beberapa mahasiswa non organisasi yang mengikuti open recrutment kemarin. Karena program fakultas ini adalah salah satu agenda terbesar fakultas setiap tahun.

"Lo tahu nggak? Di FE itu gudangnya anak-anak modis, beuh kalau mau lihat cowok ganteng kinyis-kinyis ya ke sini aja, dijamin mata langsung melek," kata Alya sambil sibuk memakan satu cup es krimnya.

"Nggak kayak di jurasan kita yang cowoknya lusuh-lusuh gitu, ada sih yang ganteng, tapi bisa diitung jari," katanya lagi sambil terkikik.

"Diam dah, Al. Ini es krim gue bakal leleh kalau lo ngomong terus."
"Yeeee...dibilangin juga."
"Ehmmm...bomat, cowok ganteng kalau brengsek mah buat apa?"
"Lo mah gitu, Al!"
"Diem deh, es krim gue enak."

Aluna fokus dengan es krim di tangannya sambil melihat ke atas panggung, ada pertunjukkan band di sana. Acara di sini cukup ramai dan mahasiswa dari fakultas lain banyak yang datang, ngomong-ngomong fakultas ekonomi, ia jadi ingat Davika. Oh, Aluna menepuk dahinya, ia lupa memberi kabar Davika kalau dirinya akan menginap ke rumah Davika nanti malam. Davika adalah sahabatnya semenjak dua tahun lalu, mereka pernah terlibat hubungan dengan laki-laki yang sama. Laki-laki itu, Arzello Wisnu Prakarsa, mantan pacarnya juga mantan pacar Davika semasa SMA. Aneh? Memang, bukannya saling membenci tapi mereka malah bersahabat.

Ia hendak mengambil ponselnya, sebelum Alya menepuk tangannya keras.

"Naaa...lo tadi dilihatin cowok ganteng deket pohon beringin di sana," kata Alya heboh. Aluna memutar dua bola matanya.

"Mana?"
"Itu di sana, pake kemeja biru laut," ucap Alya.

Aluna mengikuti arah telunjuk Alya, dan saat itu juga es krimnya terjatuh. Aluna terkejut.

sial, si cowok cungkring! Jadi, dia anak FE?

***
Apakah dedek zello gemesin kayak papanya? Semoga wkwk *digampar

So I Love My Exजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें