You're mine now!! R-??

Start from the beginning
                                    

Dengan cepat Naruto melepas celana Sasuke dengan satu tarikan. Tubuh Sasuke sekarang tidak berbalut apapun. Polos. Mulus. Pinggangnya ramping. Milik Sasuke tegang dan mulai meneteskan cairannya di ujungnya. Juga lubang yang sudah memproduksi cairan lubrikan. Dengan kata lain Naruto tidak perlu mempersiapkan Sasuke. Naruto meneguk ludahnya. Sasuke mulai risih di tatap dengan tatapan lapar dari Naruto.

"A-pa yang kau lihat?", Cicit Sasuke sambil mengalihkan pandangannya.

"Mengagumi tubuhmu. Memang apa lagi?", jawab Naruto cepat. Membuat wajah Sasuke makin bertambah memerah.

"Suda—aaah! Ngghhh—ahhnn... Naru!", Desah Sasuke terkerjut. Tiba-tiba Naruto memijat miliknya. Sasuke menggelinjang merasakan kenikmatan. Ia meremas sprei kasur itu pelan.

"Na—nggg—aah! Naruuu—hhhh...". Susah payah ia menyebutkan nama alpha itu. Naruto makin mempercepat gerakan pijatannya. Tak lupa bibir nakalnya menggulum nipple pink Sasuke yang sudah tegang.

"Hhhhnngghhh!! Naru ak—ah! Mau—khhh..", Ucap Sasuke dengan matanya yang sayu dan beberapa tetes air mengalir di pelupuk matanya. Ditambah sudut bibirnya juga meneteskan saliva.

"Kalau begitu keluarkan saja, Sasuke.", Balas Naruto lembut sambil beralih memberi tanda kepemilikan di dada raven itu. Ia terus memijat dan mengocok milik Sasuke dengan cepat dan tanpa henti. Tubuh Sasuke mulai bergetar seperti ada yang menggelitik perutnya.

"Haa—NGGHHH! AH! NARU—". Tubuh Sasuke bergetar hebat. Cairannya tumpah mengotori tangan Naruto, sprei, perut, dan dadanya. Klimaks pertamanya cukup mengguras tenaga. Nafas Sasuke terengah-engah dan putus-putus. Wajahnya sangat merah. Bulir keringat menghiasi kulitnya. Rambutnya berantakan, lepek karena keringat. Bibir merah itu meneteskan saliva di sudut bibirnya.

Sasuke cukup kacau. Lain Naruto, ia memandang Sasuke seperti sebuah mahakarya yang sangat berharga. Yah.. Ia bangga akan hasil karyanya.. Biarkan saja. Sasuke berusaha menjernihkan pikirannya dan mengontrol nafasnya tapi sebuah suara membuyarkan pikirannya.

"Sasuke kau siap?" tanya Naruto dengan seringainya. Sasuke meneguk ludahnya. Ia menatap horor. 'KENAPA ITU-NYA BESAR SEKALI?!' Teriak Sasuke dalam hati. Ia membeku. Kaku. Sasuke kaget mendapati Naruto sudah melepas seluruh pakaiannya. Dan... Naruto sudah memposisikan miliknya tepat di depan lubangnya.

"Tu—Naru... Itu tidak akan muat.", Ucap Sasuke pelan dan melirik wajah Naruto. Naruto kembali terkekeh melihat tingkah omega satu ini. Naruto memutar malas bola matanya.

"Muat.. Percaya saja.. Kau boleh berteriak sekeras-kerasnya, Sasuke.", Kata Naruto mencoba menenangkan Sasuke.

"Ap—na—AAAKKHH! NGGG—AHH! NARUTO! " Teriak Sasuke nyaring. Matanya terbuka lebar. Air mata mengalir dari kedua matanya. Sakit. Sangat sakit. Lubangnya terasa sangat panas. Milik Naruto baru masuk ujungnya. Ukurannya tidak main-main. Sasuke meremas kain sprei itu kuat-kuat hingga kukunya memutih.

"Hhhhh... Sasuke rileks... Di dalammu sangat sempit.", Kata Naruto pelan. Sungguh rasanya nikmat. Sangat. Lubang sempit itu seperti memijat miliknya. Otot lubang itu tegang, menjepit kuat milik Naruto. Naruto tidak bergerak, jika ia bergerak mungkin akan melukai dan merobek otot halus itu.

"NGGHHH—HHH... KHHH—!!!!". Sasuke menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Ia menutup matanya dan beberapa tetes air keluar dari sudut matanya. Alisnya menukik tajam. Ia berusaha menahan sakit yang amat terasa seperti bagian bawahnya terbelah dua. Kepalanya berputar. Naruto hati-hati menciumi wajah Sasuke. Berusaha menenangkan omega cantik itu.

"Sasuke... Buka matamu... Semua baik-baik saja..", Ucap Naruto lembut. Ia tak tega melihat wajah kesakitan Sasuke. Hmm.. Memang semua baik-baik saja kecuali bagian bawah itu Naru.. Itu sakit. Sasuke perlahan membuka matanya. Manik hitam kelamnya berselimut kaca. Naruto tersenyum lembut lalu ia mencuri bibir yang sudah basah dan bengkak itu untuk kesekian kali.

Undetected LoveWhere stories live. Discover now