Chapter 8

152 23 4
                                    

KRINGGGG!!!

Bel tanda pulang sekolah berbunyi, semua anak murid berhamburan keluar kelas untuk melepas penat selama jam pelajaran berlangsung. Malangnya, mereka harus kembali mengulang pelajaran dirumah karena pekan depan akan diadakan tes kenaikan kelas.

Aku dan Aleah masih memasukkan buku buku ke dalam ransel kami masing-masing dengan rapih.

"Aleah, minggu depan kan ulangan, bagaimana dengan nasib nilaimu kalau kamu jadi pergi ke Jerman?" tanyaku pada Aleah yang membuatnya terdiam.

"Tenang saja, Ve, aku sudah mengurusnya terlebih dahulu. Aku sudah dapat izin untuk menyusul test." jawab Aleah dan aku mengangguk mengerti.

"Aleah, apa kau mengizinkanku untuk mengantarmu besok ke bandara?" ucapanku yang membuatnya tersenyum sumringah.

"Tentu saja aku mengizinkannya,Ve. Wow... tak ku sangka kamu sweet juga ya." ledeknya yang membuatku terkekeh.

Disela tawa kami tiba-tiba saja seseorang keluar dari ruang kelas dengan membanting pintu sehingga membuat kami kaget.

"Aleah, ada apa dengannya?" tanyaku heran. Ya, Ray keluar dengan cara yang sangat tidak sopan sepertinya ia sedang tidak baik.

"Eumm itu.. dia marah padaku karena aku pergi ke Jerman. Dia tidak setuju atas kepergianku, mungkin dia kesal karena besok seharusnya kita merayakan anniversary ke 5 tahun kita." jelas Aleah. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sedih juga khawatir, sebagai sahabat aku harus menghiburnya.

"Ayolah Aleah jangan sedih, mungkin suasana hatinya juga sedang tidak baik. Tidak perlu dipikirkan." Aku memeluk Aleah dengan erat. Entah kenapa aku juga sedih jika ia meninggalkanku walaupun hanya seminggu saja.

Kini aku berada di bandara untuk mengantarkan Aleah yang akan terbang ke Jerman 10 menit lagi. Aku menatap manik mata sky blue nya yang indah itu, dia nampak sedang mengecek pasport nya.

"Ah untunglah lengkap semua." ucapnya ketika sudah memastikan bahwa tidak ada barang yang tertinggal. Aku masih menatapnya, sedih rasanya melepasnya pergi karena biasanya saat ulangan kami selalu bekerja sama.

"Hft aku akan mengerjakan ulanganku sendirian." cetusku yang membuatnya tersenyum kecil. Ia terlihat gusar, entah apa yang dipikirkannya saat ini.

"Ve, aku akan berangkat, nanti tolong titip salam pada Ray ya. Maaf aku tidak bisa merayakan anniversary sekarang." Ucapnya dengan nada yang sangat merasa bersalah.

Belum juga aku menjawab permintaannya itu tiba tiba seseorang dari kejauhan melesat cepat sambil melirik arlojinya. Raut wajahnya nampak panik tetapi berhasil tertutupi oleh dinginnya aura sosok itu.

"Aleah!" Panggilnya yang membuat Aleah menoleh kearah sumber suara. Nafasnya masih tersenggal senggal tetapi dengan cepat ia langsung memeluk erat tubuh mungil Aleah.

"Ray bagaimana bisa kau disini?" tanya Aleah tetapi tidak digubris olehnya. Ia langsung menggenggam tangan Aleah, menatapnya dalam-dalam dan masih dengan nafas yang tersenggal.

"Happy anniversary yang ke 5 tahun ya, sayang. Cepat kembali dan hati-hati, jangan lupa kabarin aku setelah kau sampai disana.." ucap Ray yang membuat darahku berdesir dan bulu kudukku merinding. Bagaimana bisa seorang prince of ice mengatakan hal sehangat itu?

Ia mengambil nafas panjang lalu melanjutkan ucapannya.

"Aku punya sesuatu untukmu, cepatlah pulang. Dan satu hal Aleah, aku sangat mencintaimu." Ray mengecup kedua tangan Aleah yang sedari tadi dia genggam. Terlihat wajah Aleah mengeluarkan semburat rona merah.

Cup.

Aku bisa melihat Aleah mencium bibir Ray. Aku tidak menyangka, Aleah, sahabatku yang polos itu sudah tumbuh dewasa sekarang. Ia berani melakukan hal itu, keberaniannya melampauiku sekarang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 29, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Faded Love [GxG]Where stories live. Discover now