Chapter Satu👥

4K 169 19
                                    

"Ada apa?!"

"Kenapa?!

"Wae?? Wae?!"

"Hahhh.. Hahh... Hahhhh..." deru nafas Teume terengah-engah dan jantungnya berpacu sangat cepat dari biasanya.

Mimpi buruk itu datang lagi, mimpi yang tak ingin di ingatnya karena kenangan buruknya. Tiga orang baru saja datang saat mendengar teriakan yang begitu keras dari kamarnya.

"Kau bermimpi itu lagi, hm?" tanya satu orang lelaki bernama Yeonjun sambil duduk di samping sisi kanan Teume dan mengusap punggungnya yang berkeringat.

"Aku lelah dengan mimpi ini," tuturnya menundukkan kepala.

"Kami bisa tidur disini jika kau mau, mungkin itu akan membuatmu lebih tenang," sahut yang lainnya bernama Mark yang ikut duduk di samping sisi kiri Teume.

"Benar, kami akan tidur bersamamu agar mimpi itu tidak datang lagi," timpal seorang lainnya bernama Hyunjin yang juga ikut duduk di bagian depan sambil mengintip wajah Teume dari bawah.

"Tidak apa, aku baik-baik saja. Kalian tidak perlu melakukan sampai seperti ini," balas Teime mengangkat kepalanya dan tersenyum manis.

Mark, Yeonjun dan Hyunjin adalah keluarga baru Teume. Mark dan Yeonjun satu tahun dengannya, sedangkan Hyunjin satu tahun di bawahnya.

Ingatan kejadiannya 11 tahun yang lalu saat Wendy masih berumur 10 Tahun masih tersimpan jelas disana. Bahkan saat ia memejamkan matanya pun ingatan itu juga terlihat.

"Baiklah, lebih baik kau mandi terlebih dahulu lalu aku akan mengajakmu berjalan-jalan," seru Yeonjun sambil mengacak rambut kusut Teume.

"Aku ingin ikut, tapi tidak bisa karena aku dan Hyunjin masih harus pergi ke perpustakaan kuno untuk mempelajari tentang dunia mitologi," kusut Mark menekuk bibirnya kebawah.

"Benar, tapi kau harus menjaga Teume Noona dengan benar! Jika dia kembali dengan secuil goresan, akan ku berikan kau pada mereka!" ancam Hyunjin dan Teume hanya terkekeh dengan semuanya.

.
.
.

Sesuai yang di janjikan. Yeonjun dan Teume saat ini berada di sebuah toserba dekat tempat tinggal mereka.

"Toko makanan? Hahahah, baiklah-baiklah. Ini juga sangat menyenangkan," seru Teume berjalan memasuki toko itu bersama dengan Yeonjun yang menggandeng tangannya.

Mereka mengambil dua cup Ramyun, soda, kopi, sosis, kimbab, dan keju. Setelah Ramyun di masak, mereka memakannya di dalam toko sambil menghadap kaca yang dekat dengan jalanan.

Slurrpp!

"Ahhh! Ramyun yang terbaik!" seru Teume setelah meneguk kuahnya.

"Aku akan sering mengajakmu, agar kau senang," timpal Yeonjun mengupaskan sosis untuk Teume.

Teume menatap Yeonjun dan sekeliling sebentar, membandingkan situasi dulu saat ia masih tinggal di bukit dan saat ini tinggal di pinggir kota.

"Gomawo, Yeonjun-ah."

Kling!

"Annyeonghaseo, selamat datang!"

Grep!

"Ada apa?" Yeojun menolehkan kepalanya saat Teume tiba-tiba mengenggam tangannya dengan sangat erat, bahkan sampai sedikit terasa sakit.

Yeonjun menyipitkan matanya mendapati Teume sedang terengah-engah dan detak jantungnya pun berpacu cepat.

"Kau merasakan apa?" tanya Yeonjun memastikan. Namun Teune malah semakin mempererat genggamannya dan merapatkan duduknya dengannya.

Yeonjun dapat merasakan ketakutan dan panik yang saat ini di alami oleh Saudara Tirinya ini. Ia menatap sekeliling dan hanya mendapati seorang lelaki muda dengan perawakan tinggi, memakai Hoodie hitam sedang memilih minuman dan snack.

"Tidak ada yang mencurigakan di sini, Teum. Ada apa denganmu?" tanya Yeonjun sekali lagi.

"Aku merasakan akuranya, sangat tajam," bisik Teume bersembunyi sambil di peluk oleh Yeonjun.

"Tenang, tidak apa. Ada aku di sini," tutur Yeonjun menepuk dan mengusap punggung Teume agar lebih tenang.

Sudah satu menit ia masih seperti ini, dan tak lama kemudian Yeonjun melihat lelaki tadi berlalu di depannya sambil menenteng sakantung makanan.

"Hmhh.. Itu dia."

"Eoh? Apa tadi?" Yeonjun mengerutkan kedua alis dan memiringkan kepalanya, "Apa dia tadi tersenyum? Eyyy tidak, hanya halusinasiku." batinnya.

"Huhhh.. Terimakasih."

Setelah pergi dari toko, Yeonjun mengajak Teume pergi ke taman kota yang saat ini mungkin sedikit sepi karea masih di jam sibuk. Mengendarai motor miliknya, Yeonjun pergi membelah jalanan Seoul yang indah dan melihat senyum Teume yang mengembang seperti ini membuatnya ikut bahagia.

Sesampainya di sana, Teume pergi menuju ayunan dan Yeonjun pun mengikutinya.

Swing!

Satu dorongan kuat mengayunkan tubuh Teume yang mendudukinya, Teume tertawa cukup riang hari ini. Mengingat tentang mimpinya semalam.. Itu adalah salah satu trauma terbesar baginya.

Yeonjun pernah mendengar dari mulut Teume, kalau dia sangat benci dengan Vampire atau makhluk sejenis lainnya. Karena baginya, semua makhluk selain manusia itu sama saja. Semua makhluk itu kasar, ganas, brutal, pemakan dan pembunuh manusia.

"Jun? Yeonjun!" teriak Teume saat Yeonjun melamun dan duduk trotoar belakang ayunan.

Teume mengikuti Yeonjun duduk di sana, ia menepuk pelan punggung Yeonjun seakan tau apa yang di fikirannya.

"Jangan mengkhawatirkanku, selama ini aku tak pernah sekolah dan belum siap untuk itu. Tapi aku juga tidak bisa seperti ini terus, kan?" wajah berseri terlihat dari Yeonjun yang menatap Teume seolah sudah bisa mengumpulkan keberaniannya untuk bersekolah.

"Kau sungguh yakin dengan hal itu? Aku tidak masalah jika kau tak mau sekolah, karena mungkin trauma mu masih membekas di sini," usapan kecil Yeonjun berikan saat mengusap kepala Teume.

"Aku ingin bersekolah di tempat yang tak terlalu mencolok, juga ingin tinggal di asrama saja."

Mendengar kata asrama, Yeonjun mendelikkan bola matanta. "Kau, sungguh?! Teume-ya, kau sedang tidak bercanda kan?! Maksudku kau sudah lama tinggal bersama kami, bagaimana bisa kau langsung pergi ke asrama begitu saja?!"

Yeonjun menolak keras tentang keinginan Teume untuk bersekolah dan tinggal di asrama. Karena bayangkan saja, sudah berapa tahun mereka tinggal bersama dan saling membutuhkan satu sama lain, lalu tiba-tiba tanpa pernah ada obrolan yang mengarah kesana langsung ingin tinggal di asrama?

"Aku tidak ingin lebih lama lagi menyusahkan kalian, aku ingin mencoba hidup mandiri."

Keduanya diam, menatap jalanan taman yang cukup sepi pengunjung. Yeonjun memikirkan kemungkinan-kemungkinan besar yang akan terjadi pada saudara tirinya ini nanti saat di asrama.

"Ayo bicarakan ini dengan Ibu."

SECRET IDENTITY | Treasure ft. TeumeWhere stories live. Discover now