Bagian 12 - Alex Without Him Power

1.2K 122 18
                                    

VOTE SEBELUM MEMBACA DAN COMMENT SETELAH MEMBACA. DILARANG KERAS MENGCOPY ISI DARI CERITA INI.


BACKSOUND : BAD LIAR – SELENA GOMEZ DAN WHY DON’T WE – ALL MY LOVE

PUBLISH : 2 JULI 2017

****

“Aku tidak tau sampai kapan kekuatan itu akan tersembunyi dalam tubuh Alex.” Desah Karla pelan. Hingga saat ini, yang ada dalam pikirannya adalah kekuatan sejati Alex. Karena kekuatan sejati Alex sebagai kaum vampire sejati belum muncul. Bertahun-tahun berlalu dan kekuatan itu tak kunjung menampakkan dirinya. Alex hanya menguasai kekuatan dasar yang dimiliki oleh seluruh kaum vampire seperti perasa yang kuat, kekuatan tubuh yang berbeda dengan kaum manusia, serta kecepatan.

“Aku juga tidak tau kapan kekuatan itu akan muncul. Setidaknya, selama Alex tidak merasa terganggu dengan kekurangannya, itu bukanlah masalah yang lebih.” Ucapan Alan mempengaruhi ketenangan Karla. Karla menyenderkan kepalanya pada bahu tegap suaminya. Dalam kesunyian yang tidak terkira. Angin malam menerpa seolah melantunkan melodi milik Johann Pachelbel. Lembut dan berirama.

“Bagaimana kalau kita tanyakan pada petinggi di kerajaan Vampire?” Tanya Karla pelan.

“Sayang, itu tidak akan berguna. Jika kita kesana, sama saja kita mencoreng kebangsawanan kita sebagai kaum vampire karena memiliki putra yang tidak memiliki kekuatan sejati kaum vampire.” Karla menghembuskan nafasnya lelah. Dia tau bagaimana berkuasanya Keegan Sergio Maximillian, dia tidak akan mentolerir apapun kelemahan para kaumnya, namun para petinggi yang lain? Dia tau betul sikap kaum bangsawan vampire yang selalu merebut perhatian para kuasa untuk meningkatkan derajat, dan kelemahan bangsawan adalah kemenangan kecil untuk para bangsawan lain.

“Sebaiknya kita segera kembali ke New York.” Ajakan Alan membuat Karla bangkit dari ketermenungannya yang tiada batas.

***

Setelah mendapatkan permohonan sekaligus paksaan dari dua sahabatanya, Grace dan Olivia, akhirnya Alondra mau untuk makan bersama segerombolan anak band yang sebenarnya lebih didominasi kaum pria. Beruntung mereka memiliki paras yang tampan, jadilah beban Alondra sedikit berkurang. Karena di kantin sekolahnya, hanya sedikit menyediakan makanan kesukaan Alondra.

“Al, kamu tau enggak persamaan kamu sama darah?” Alondra mengernyitkan keningnya. Damian, salah satu pianis anak band bertanya dengan nada nakalnya.

“Emang apa persamaannya?” Tanya Alondra dengan nada yang sengaja digenit-genitkan.

“Persamaannya karena alirannya. Darah mengalir diseluruh tubuhku dan kamu selalu mengalir disetiap edaran darahku dengan cinta!” Detik akhir Damian mengucapkan kalimatnya, dia di hadiahi timpukan sampah dari sisa makanan.

“Kumat deh genjennya.” Balas Carla sungut. Damian mengerucutkan bibirnya kesal. Bagaimana bisa teman-temannya itu tega membiarkan wajah Damian yang tampan terkena sampah plastic bekas makanan mereka? Bekas makanan!

“Kali aja bisa jadian sama Alondra. Iya nggak sayang.” Damian mengecup jauh Alondra yang duduk di sebrangnya. Membuat gadis itu tertawa ngakak. Pria berambut pirang yang duduk di samping Damian, Colton, langsung memiting kepala Damian dan menghadiahi jitakan kuat di kepala pria itu.

“Nih otak minta di reparasi kalau nggak diganti. Virusnya udah kebanyakan.”  Colton melepaskan jitakannya. Sedangkan Damian menatap Colton tajam sekaligus kesal. Habis sudah tatanan rambut tampannya.

“Jangan mau sama dia. Dia itu playboy. Gak bakalan sejahtera hidupmu kalau sama dia.” Dinda berceramah pelan seraya memakan roti selai blueberrynya.

Alondra : The SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang