Bagian 6 - Stranger

1.5K 144 15
                                    


VOTE SEBELUM MEMBACA DAN COMMENT SETELAH MEMBACA. DILARANG KERAS MENGCOPY ISI DARI CERITA INI ATAU MEMPERBANYAK CERITA TANPA SEIZIN PENULIS.

BACKSOUND : ALAN WALKER - FADED

PUBLISH : 26 JANUARI 2016
Pict : Alondra Maximillian

Alondra mematut dirinya di depan cermin berukuran besar di kamarnya. Ia memutar mutar tubuhnya, berjalan kesana kemari, mengagumi seragam yang belum pernah ia pakai sebelumnya. Kemeja putih polos yang dilapisi dengan blazer hitam yang melekat sempurna di tubuhnya, lalu lambang sekolahnya di sebelah kanan di border rapi. Rok rempel yang hanya mencapai di atas lututnya berwarna hitam terlihat berkibar ringan ketika Alondra memutar tubuhnya. Ia juga di suruh Adam untuk menggunakan softlens hitam dan kacamata agar manusia tidak mengetahui perubahan matanya ketika Alondra sedang menginginkan darah atau jiwa berburunya keluar.

Alondra menghentakkan hentakkan kakinya ala prajurit di istana kerajaan inggris yang menimbulkan hentakan hentakan dari hak fantofel nya, Alondra menarik kain kaos kakinya agar lebih tinggi lagi, seperti yang pernah dilihatnya di serial televisi. Ia masih sibuk menganggumi keindahan seragamnya sampai suara Edward menginterupsi semuanya.

"Cepat turun dan kita akan berangkat." Alondra membetulkan rambutnya yang terikat rapi seperti poni kuda Pegasus dan meraih tasnya lalu turun dengan tergesa gesa sekaligus semangat. Ia melihat kakaknya yang benar benar tampan luar biasa. Jas yang dikenakan kedua kakaknya membentuk lekukan tubuh mereka yang atletis.

"Ayo...." Ajak Alondra semangat seraya meraih kedua lengan kakaknya dan memeluknya erat. Edward dan Adam hanya bisa pasrah. Adiknya memang terlihat antusias sejak kemarin mengenai sekolah baru, dan mereka tidak heran mengenai itu.

Pintu apartemen mereka tertutup secara otomatis ketika mereka melangkahkan kakinya keluar. Beruntung liftnya tidak terlalu jauh dari tempat mereka. Pintu lift terbuka, terlihat beberapa manusia yang berdiri disana, Alondra menarik kedua kakaknya agar lekas masuk lalu lift mulai turun ke bawah.

Pintu lift terbuka tepat di lantai 1, mereka berhamburan keluar, begitu pula dengan ketiga vampire itu. Terlihat sebuah limosin putih keluaran terbaru terparkir di depan gedung, seorang pria tua dengan wajah khas orang Amerika Latin menyambut kedatangan ketiga vampire itu seraya membuka pintunya.

"Kuharap nanti aku dapat melihat banyak pria tampan!!!" Pekik Alondra bahagia ketika pintu limosin tertutup rapat dan hanya mereka bertigalah yang mendengar.

"Bahkan sekarang kau sudah melihat pria tampan." Edward menunjuk dirinya sendiri dengan gaya menggoda. Alondra tertawa mengejek sementara Adam mendengus kencang akan kepercayaan diri Edward yang memang di luar batas. Tapi, itulah yang dijadikan pemikat oleh para gadis gadis di luar sana.

***

Alondra menggerutu pelan di belakang guru yang akan membawanya menuju kelas barunya. Bagaimana tidak, jika ternyata kedua kakaknya berada di kelas yang memiliki tingkatan lebih tinggi darinya. Oh, yang benar saja!!!

Telinganya yang tajam mampu menangkap suara suara heran dari kelas kelas yang dilewatinya. Berusaha tidak memperdulikan hal itu, Alondra terus mengikuti langkah guru yang mengenalkan dirinya sebagai guru Matematika, Mrs. Longbottom.

Sementara di lain tempat, ruangan kelas yang masih belum di masuki oleh guru killer mereka, membuat mereka sibuk berkumul dengan dunia mereka sendiri. Para gadis yang menggosipkan pria tampan, ada yang bernyanyi dengan suara fals, dan ada yang sibuk berpacaran di sudut ruangan. Kecuali satu siswa yang hanya duduk sambil menundukkan kepalanya dengan memainkan rubik miliknya.

"Hey, Alex. Boleh aku duduk disini?" Tanya seorang gadis cantik berambut pirang dengan tatapan memujanya pada pria yang dipanggilnya. Alex mendongakkan kepalanya, sedikit melirik ke arah bangku di sampingnya yang ternyata kosong, pasti Carson sibuk berpacaran dengan Gabriella.

Alondra : The SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang