That my daugther!

93 7 0
                                    

ia memiliki anak gadis yang manis dan suka menolongnya membuat kue. Selalu penurut dan tidak ingin melihat ibunya mengerjakan sesuatu sendirian.

"Biarkan ibu yang bawa sayang."
"Nu-uh! Biar Kei-chan yang bawa!"

Ia hanya akan tersenyum mengalah akan ke keras kepalaan anaknya dan berseru dalam hati. Itulah anak gadisku!

Suaminya bukan seorang yang lembut. Ia kasar dan memiliki mulut yang tajam, dari awal ia sudah tahu bahwa pernikahan mereka tak akan bertahan lama.

Apa lagi dengan kebiasaannya menggunakan kekerasan disaat ia terlalu stress atau semacamnya.

Tak jarang ia harus memakai make-up di rumah untuk menutupi lebam dari bogem suaminya. Namun hal itu tak masalah bagi nya. Karena Yuri tak bisa hidup tanpa bertompang pada laki-laki walau seberapa kerasnya ia memukul.
Namun Kei-chan selalu berkata jika ibunya selalu cantik tanpa make-up. Wajah ibu itu lebih cantik tanpa topeng katanya.

Namun setiap manusia memiliki batasnya. Seperti kelakuan suami ya yang ternyata tak dapat di terima oleh anaknya.

Yuri tak tahu bagaimana bisa terjadi. Namun disaat suaminya sedang menyepaknya, pintu kamar mereka yang tertutup rapat didobrak.

Ia melihat anak gadisnya menatap tajam suaminya.

"Ah! Kei-chan, bukankah ini sudah larut?"
"Hentikan..."

Suaminya mencoba untuk mengusir anaknya dari kamar namun bisikan anaknya terdengar sejelas siang.

"Hentikan! Berhenti menyakiti ibu!"

Sepasang mata anak gadisnya menatap, menatap suaminya dengan segenap kebencian yang ia punya. Entah apa yang terjadi, tahu-tahu suaminya sudah tergeletak di lantai. Pingsan entah karena apa penyebabnya.

Yuri masih tak tahu persis apa yang terjadi. Segalanya berjalan cepat hingga ia tak sanggup menangkap apa yang sebenarnya terjadi. Hingga surat sah perceraian dengan segala perjanjian hingga akhirnya suaminya tak boleh berada bersamanya dalam jarak tertentu.

Dan semuanya dilakukan oleh anak gadisnya kei-chan.

SecondoWhere stories live. Discover now