Akhirnya, ia pun memilih untuk membereskan barang-barangnya dan segera meninggalkan sekolah. Siapa tahu di rumah ia akan kehujanan oleh inspirasi antah berantah.

*****

Keesokannya ...

"Miyaji-kun, apa ini?" tanya Asakura begitu ia diangsurkan sebuah amplop berwarna hijau lembut.

"Ambil saja. Ada orang yang menitipkan ini untukmu tadi," ucap Miyaji Yuya. Kemudian ia segera berlalu dari Asakura. Tanpa disadari gadis itu, Miyaji tersenyum kecil.

Setelah Miyaji pergi, Asakura pun membuka amplop yang memiliki gambar di ujung pembukanya. Entah Asakura salah lihat atau apa. Namun ia yakin, kalau gambar di ujung itu adalah gambar bunga sakura.

Secarik kertas ia tarik dari sana. Perlahan, dibukanya lipatan itu dan menemukan sebuah ... puisi?

Maafkan aku yang tak pandai berkata-kata

Namun hanya ini yang bisa kubagi di kala dirimu berduka

Maafkan aku juga yang tak tahu apa-apa

Namun turut mencampuri walau kau tak suka,

Asakura ...

Entah apapun masalah yang tengah kau ampu

Percayalah, kau lebih kuat dari kelam itu

Jangan biarkan dirimu larut dalam kekalahan semu

Sebab kemenangan di ujung usaha menantimu

Hey, ganbatte selalu!

Asakura mengerjap sebentar. Lalu membongkar kertas beserta amplop itu. Tak ada satu pun kata yang menunjukkan identitas pengirimnya. Namun, ketika menyadari amplopnya yang berwarna hijau lembut, ia pun segera tahu.

"Arigatou," bisiknya pelan.

Flashback off.

Dan yah, bisa dibilang karena puisi –tepatnya pengirimnya– itu, Asakura pun seolah mendapatkan imajinasi baru hingga ia berhasil menuntaskan tugas yang diamanatkan padanya. Dengan sangat baik.

Asakura segera memasukkan kedua benda itu ke dalam tasnya. Kemudian, dengan hati yang riang, ia menuju koperasi sekolah.

*****

Di gym...

Sudah sepuluh kali menembak dan tidak ada yang meleset sama sekali. Bisa dibilang mood Midorima kali ini sangatlah bagus hingga membuat seluruh tembakannya bahkan tak menyentuh ring sama sekali.

"Hey, hari ini ada yang aneh sepertinya," ucap Ootsubo Takeshi seraya men-dunk bola yang ia pegang.

"Kau benar, Ootsubo! Gym hari ini rasanya cerah sekali." Kali ini, giliran Miyaji Kiyoshi yang mengatakan hal itu. Matanya melirik ke arah Midorima yang membelakangi mereka semua.

Takao yang menyadari hal itu pun ikut-ikutan nimbrung. "Kau benar, Senpaitachi! Menang di nasional sih."

Sindiran keras dari Takao hanya ditanggapi dingin Midorima. Tangannya terus saja menembak bola-bola yang ada di keranjang. Namun percayalah, ia tengah tersenyum hangat saat ini.

Flashback on.

Seminggu lalu ...

Piket hari ini menyebabkan Midorima agak sedikit terlambat pulang. Alhasil, ia pun pulang bersama matahari. Seraya membawa lucky item-nya kali ini –sebuah bolpoin–, Midorima menaiki tangga menuju kelas 2 yang terletak di lantai dua. [A/N: Jangan tanyakan alasannya. Kalian sudah tahu.]

[Hiatus] Random [Author's Book]Where stories live. Discover now