Bukan Lagi Rahasia

38.9K 4.7K 891
                                    


***

Aldo tidak bisa berkata-kata. Melihat Lea -Ibunya Key-menangis terisak-isak di dekapan suaminya.

Orangtua Aldo ikut menunggu di depan ruang rawat ketika Lea dipaksa Rendra keluar demi menenangkan diri. Tidak mengganggu tugas dokter yang tengah memeriksa kondisi puteri mereka.

Beruntung Key jatuh tepat di atas semak hias yang lebat dan tinggi. Lukanya tidak terlalu parah. Hanya memar di sekujur badan tergores ranting. Juga syok yang membuat Key jatuh tidak sadarkan diri.

Aldo merogoh saku celana ketika ponselnya berbunyi. Melihat nama Ivan di layar ponselnya, dia memutuskan menjauh demi mengangkat telpon.

"Hallo, Van."

"Dia lompat, ya?" terdengar derai tawa geli di ujung sana. Membuat Aldo menggeram marah. "ya kalo itu Key gue gak bakalan ragu, sih."

"Maksud lo apa?"

"Cie... Pura-pura gak tau." Ivan tetap bicara santai, "lo tau semuanya. Sama kayak gue."

"Lo 'kan yang nerror gue selama ini?" Aldo bertanya sinis. "apa maksud lo manfaatin Key bikin gue salah paham? Gue bahkan gak ngerti tujuan lo itu apa?"

Lagi. Kali ini Ivan terbahak-bahak. Seolah Aldo sedang melawak.

"Gue gak ada alesan selain bantuin lo. Bikin planing lo tambah lancar, gak bikin orang curiga sama sekali terutama dia. Justru yang paling bikin ngeri itu elo, 'kan? Kalo Aldo yang gue kenal, diterror stalker selama 2 bulan pasti ambil tindakan. Minimal bayar orang cari orangnya. Atau lapor polisi biar semua selesai.

"Tapi lo terkesan santai aja sama semua terror itu. Karena lo tau stalker lo gue. Karena lo sadar tindakan gue bikin semua dugaan kotor yang tertuju sama lo langsung lenyap di mata dia."

"Gue gak paham."

Lagi Ivan tertawa. Dia terus mengatakan semua hal yang diketahuinya.

Yang meneror Key selama ini, Aldo.

Yang membuat Key sering dibuli sejak SD justru Aldo.

Aldo yang membuat Key selalu sendiri karena Aldo seringkali bersikap seolah tidak nyaman dengan Key di depan banyak orang, membuat mereka membenci Key yang selalu menjadi benalu.

Tidak ada satu cowok pun yang berani mendekati Key karena mereka pasti dihajar si sulung Giofardo.

Bahkan sejak dua bulan terakhir penderitaan Key semakin parah. Teror yang dia alami kian mengerikan. Itu karena...

Aldo melihat sendiri Key mengungkap cinta pada Ivan saat mereka sedang berdua di kelas.

"Lo jangan sok tau, Van. Mana mungkin gue ngelakuin semua tuduhan lo itu?" Aldo menggeram marah.

"Ya kalo lo ngerasa gitu gak pa-pa, sih. Ini analisis gue berdasarkan beberapa saksi. Karena keliatan asyik, makanya gue bantuin." Ivan menjawab tenang, "pesawat gue udah mau berangkat. Gue tutup, ya."

"Bentar-"

"Terakhir. Mph... Kayaknya Key hamil deh. Gue serahin dia sama lo."

"IVAN!!!"

Telepon ditutup. Aldo mencoba menghubungi balik tapi ponselnya tidak aktif. Dia mengatur napas demi meredakan emosi yang kian meradang.

Si berengsek itu.

Dia benar-benar bajingan.

***

Suasana mendadak tegang. Key sadarkan diri tapi tidak ada seorang pun yang tampak senang. Atmosfirnya kian dingin. Semua mata menatap Key menuntut jawaban, sementara cewek yang sedang duduk di ranjang pasien tampak kebingungan.

Stalker (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang