Apa Itu Dia??

3K 110 4
                                    

Kring... Kring..Kring

Bunyi jam beker di atas nakas berbunyi nyaring menunjukkan pukul 2 dini hari.
Aku bangkit dari tempat tidur menuju dapur guna mengambil wudhu.

"Diba bantu Bunda siapkan makanan untuk sahur ya!"

"Oke Bun, tapi Diba shalat tahajut dulu ya," ucapku yang dibalas anggukan Bunda.

Aku berjalan menuju mushola kecil yang ada di rumah eyang. Disana sudah ada Mas Adin rupanya yang tengah melipat sarung dan sajadah.

"Tumben dah bangun," ucapku sambil mengenakan mukena.

"Apa sih dek, biasanya juga gue dah bangun kali," ucapnya sambil mengacak puncak kepalaku yang mengakibatkan mukena yang telah kupakai berantakan.

"Ishh, lo tu ya mas," ucapku sambil membentulkan mukenaku kembali.

"Bodo," ucapnya sambil melenggang pergi.

_AdibaHumairah_

Selesai shalat aku menepati janjiku membantu Bunda di dapur.

"Walah, cucu eyang sing paling ayu dewe rajin sekali," puji eyang putri.

"Ah eyang, biasa saja kok. Diba kan cewek jadi harus bisa masak ya kan Bun?"

Bunda mengangguk, "Iya Buk, Adiba ini kan perempuan ya harus bisa masak."

Aku melanjutkan memotong wortel dan kentang yang akan dibuat sup. Rencanaya menu sahur kali ini Bunda dan eyang akan membuat sayur sup kesukaan eyang kakung.

"Dib, nanti kamu jadi mau nemenin  mas Adin ke rumah temennya?"

"Insyaallah jadi Bun. Memangnya kenapa?"

Sambil mencicipi kuah sup, "Enggak papa kok, cuma memastikan aja. Mau naik mobil Dib?" Tanya Bunda lagi sambil memasukkan garam ke dalam kuah sup.

Aku berpikir sejenak, "Naik motornya Dida aja deh Bun," ucapku mengingat motor Dida yang terparkir di depan rumahnya. Dida itu tetangga depan rumah eyang, kami  bisa dibilang dekat karena waktu kecil kami sering bermain bersama.

"Memang kamu sudah bilang ke Dida?" Tanya Bunda.

"Belum sih, nanti Diba ngomong deh sama Dida,"

_AdibaHumairah_

"Diba lagi ngapain ya?" Ucap seorang pemuda tampan yang tengah mengendarai mobil hitam kesayangannya. Ia meminggirkan mobilnya di tepi jalan.

Matanya terlihat kosong memandang jalanan yang tidak sepadat biasanya karena banyak orang yang tengah mudik ke daerah asalnya masing-masing termasuk Diba, perempuan yang sedang ia pikirkan.

"Gue telfon dia aja kali ya?" Ucapnya. "Eh, tapi ntar kalo ganggu gimana?" Tambahnya lagi.

Ia mengeluarkan ponselnya yang ada di dalam saku celana dan mengetikkan nama Adiba di kolom pencarian. "Ah ntar malem aja deh gue telfonnya," ucapnya. Kemudian ia kembali melajukan mobilnya.

_AdibaHumairah_

"Assalamualaikum," ucap mas Adin sambil mengetuk pintu.

Halaman rumah teman mas Adin ini didominasi oleh tanaman anggrek yang disusun rapi dan terlihat asri. Di halaman ini juga terdapat kolam ikan yang di atasnya dibangun jembatan kecil yang menambah kecantikan halaman depan rumah ini. Hmm, bisa kutebak penghuni rumah ini sangat rajin mengurus halamannya.

Setelah beberapa waktu menunggu, terdengar suara kenop pintu dibuka, "Waalaikumsalam," jawab seorang gadis cantik yang mengenakan kerudung cokelat yang kutaksir umurnya 2 tahun lebih tua dariku.

Adiba HumairahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang