21: Biru dan Kanya

8.2K 653 78
                                    

"Karena cinta itu banyak hal. Karena cinta mengadakan bahagia. Karena cinta saya berpuisi. Juga karena cinta hidup saya ada."  - ficofachriza

--


Biru dan Kanya malam ini memutuskan untuk mengunjungi bioskop di salah mall ternama di Jakarta yang kebetulan tidak jauh dari rumah Kanya. Kedua remaja itu masih saja bingung untuk menentukan film apa yang akan mereka tonton. Bukan, bingung sih Kanya kan kurang suka menonton di bioskop. Dia lebih suka membaca, dan keberadaan gadis itu saat ini adalah paksaan dan rengekkan dari seorang Biru.

"Film apa, Nya?" Biru bertanya kepada Kanya yang menatap poster-poster film di sekeliling bioskop tanpa minat.

"Jangan film romance aja!" Biru menggelengkan kepalanya, gadis serius ini benar-benar berbeda dari gadis lain di sekolahnya.

"Horor mau?" tawar Biru karena dia melihat sebuah poster film horor yang baru saja di tayang di bioskop ini.

"Nggak!" jawaban Kanya yang terdengar tegas membuat Biru tersenyum, apa gadis itu takut menonton film horor pikirnya.

"Nyanya, takut ya nonton film horor?"

"Nggak!" gadis itu menggelengkan kepalanya. Sementara Biru mengerutkan keningnya bingung, terus kalau nggak takut kenapa?

"Bilang aja kalau takut! Nyanya kan bisa peluk Biru kalau ketakutan, Biru mah ikhlas kok." Kanya menolehkan kepalanya ke arah Biru, memberikan tatapan sinis khas miliknya, membuat Biru mendadak kaku di tempatnya.

"Bukan takut! Setannya tuh jelek, bikin nggak nafsu makan!" Biru mencubit pipi Kanya dengan gemas. Kemudian cowo itu menjawab,

"Kebiasaan, jangan terlalu jujur jadi orang!" Kanya merengut di tempat, dia melepaskan cubitan tangan Biru dari pipinya.

"Nggak suka di cubit!" Kata Kanya yang kemudian berlalu meninggalkan Biru, yang kini hanya menggaruk tengkuknya padahal sama sekali tidak terasa gatal di sana, orang dia mandi dulu kok sebelum jemput Kanya. Cowo itu menghela nafasnya lelah menghadapi tingkah Kanya yang mungkin sedang PMS atau apalah itu namanya Biru tidak mengerti.

Kakinya kini menyusul seorang Kanya yang sedang berada di concessions tempat penjualan minuman dan popcorn khas di bioskop ini, membuat Biru menggelengkan kepalanya melihat gadis itu yang lebih memilih membeli camilan daripada tiket film. Biru mendekati Kanya menepuk puncak kepala gadis itu. Membuat Kanya langsung menoleh ke arahnya.

"Film apa jadinya?" Kanya tidak menjawab pertanyaan Biru, gadis itu memilih menerima uluran popcorn dan minuman soda yang di pesannya, lalu meminum minuman tersebut.

"Action," jawab Kanya kemudian,

"Film action yang mana mau-nya?"

"Yang pemeran cowoknya ganteng!" jawab Kanya penuh semangat.

Biru menarik nafasnya panjang, hawa di sekitarnya mendadak panas. Oke, siapa tadi yang bilang Kanya itu berbeda dari gadis lainnya? Siapa? Tolong di tarik kembali ucapan tersebut.

"Nggak!" Biru menolak dengan tegas kemauan Kanya.

"Loh, kenapa? Kalau cowoknya ganteng filmnya seru!" Biru menghela nafas, ternyata gadis seserius Kanya bisa terlihat manja juga ya?

"Nyanya, kalau mau lihat cowok ganteng lihat Biru aja!" Kanya tidak menjawab menyodorkan minumannya ke arah Biru.

"Pegangin!" Biru menerima uluran tangan gadis itu dan memegang minumnnya. Sementara, Kanya membuka bungkusan popcorn medium miliknya dan memakan popcorn tersebut. Ternyata ada banyak sifat asli milik seorang Kanya yang baru terlihat sekarang dan Biru bersyukur karena gadis itu hanya memperlihatkan sifat tersebut kepadanya.

Rasa BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang