"Tidak masuk akal!"
"Ya," kekehnya. "Tapi kau sudah melihatnya secara live action."
Kalau begitu, aku tidak perlu memeriksakan telinga ke dokter. Padahal kuharap kejadian malam ini ulah iseng sekelompok remaja kurang waras, yang mengerjai seseorang di hari Halloween untuk bersenang-senang.
"Kalau makhluk itu ... berkeliaran, kenapa masyarakat tidak tahu keberadaannya?" Khususnya aku. Dan lagi, di luar sana masih banyak orang bernasib sial sepertiku, kan?
"Karena rahasia."
Keningku berkerut. "Rahasia?"
"Kau mau mendengar rahasia itu?"
*
"Yang menyerangmu berasal dari golongan lich primitif," Aiden memulai.
Susah payah kutelan ludah, mengingat peristiwa seram belasan menit yang lalu.
"Mereka liar dan sulit dikendalikan," lanjutnya, terdengar emosi. "Siapa pun lich payah yang menciptakan lich baru malam ini, aku bersumpah akan memberi mereka pelajaran."
"Tolong pelan-pelan. Lich menciptakan lich?" aku bingung.
Ia mendengus.
"Yang suka menciptakan lich adalah golongan lich beradab. Menurut statistik, populasi lich beradab satu banding delapan populasi manusia di bumi. Setiap manusia setidaknya pernah satu kali berpapasan dengan lich beradab di malam hari."
Aiden berbelok. Masih berlari. Kali ini lebih lambat dari sebelumnya.
"Sebut saja mereka lich dewasa. Mereka persis manusia biasa, mampu berbaur di antara manusia dan bekerja layaknya manusia. Beberapa di antaranya memberi pengaruh terhadap suatu negara, membangun dan mengembangkan ekonomi, mengendalikan pemerintahan, bahkan dalang di balik terjadinya perang."
Kepalaku pusing. Aiden memberi kuliah tentang sisi gelap di planet ini. Mengapa tidak sekalian saja bilang ada negara yang dipimpin oleh presiden yang ternyata adalah lich?
"Kulit pucat, suhu tubuh sedingin es, kuat, cepat, keluar di malam hari karena sinar ultraviolet matahari bisa membakar tubuh mereka, memiliki indra tajam, dan ...," ia menggeram pelan, "mengonsumsi darah. Itu persamaan mereka."
Ia diam, seakan menunggu reaksi jeritan atau tangis ketakutan. Tanganku mencengkeram jaket putih tebal yang ia kenakan.
Diberkatilah guruku--Mr. Cheney beserta nasihat-nasihatnya.
"Kami, para Pemburu 'membereskan' mereka yang membahayakan nyawa manusia," ia melanjutkan, dan kurasa ini bagian cerita menariknya--atau mencengangkan. "Jumlah anggota Pemburu yang terdata mencapai ribuan, tersebar ke penjuru dunia. Pemburu yang tidak terdata adalah yang berhenti atau menghilang. Masyarakat luas tidak tahu ada profesi semacam itu."
"Luar biasa," selaku untuk pertama kali. Suaraku terdengar gugup.
"Kami terikat perjanjian dengan golongan lich beradab. Mereka tidak diburu. Dalam peraturannya, mereka hanya minum darah hewan tertentu dan darah manusia tertentu, seperti tahanan penjahat yang divonis mati, pasien penderita penyakit kronis tidak kunjung sembuh, pengedar narkoba. Mereka tidak akan apa-apa jika darah itu terkandung virus berbahaya."
Otomatis mulutku membentuk huruf O.
"Sedangkan golongan primitif memangsa siapa saja tanpa pilih-pilih."
"Apakah primitif bisa menjadi beradab?" Aku penasaran akan hal itu.
"Ya. Beberapa dari lich beradab menjadi relawan yang menampung dan mendidik lich primitif agar seperti mereka. Butuh satu sampai dua tahun proses didikan, dan itu cukup sulit. Namun, biasanya Pemburu bertindak lebih cepat. Kami sesegera mungkin menyingkirkan golongan primitif sebelum jatuh korban manusia."
YOU ARE READING
RECURRENCE
FantasyGenre : fantasi - misteri - fiksi remaja Manipulasi kematian tahap awal: hilangkan bukti. Manipulasi kematian tahap akhir: membuat alibi. Sementara korban hanya diberi pilihan terbatas: hapus ingatannya, atau diasingkan. Mackenzie Rosenberg sempat...
FILE 03 | PRIMITIF
Start from the beginning
