FILE 21 | LAMA TIDAK BERTEMU

1.5K 188 40
                                        

TV DI DINDING BELAKANG kasir Alba's Market sedang menayangkan berita kebakaran apartemen di pinggiran Pittsford, sejauh 25 kilometer dari rumah kami. Setelah tiga mobil pemadam kebakaran berhasil meredakan api, mereka menemukan satu orang tewas yang sulit diidentifikasi.

Ketika kasir perempuan berwajah Asia menghitung total belanjaanku, seorang petugas keamanan setempat yang diwawancara di TV menjelaskan dengan gugup bahwa ia tidak tahu unit apartemen tersebut berpenghuni.

Usai kasir menyerahkan uang kembalian dan mendoakan agar soreku menyenangkan, aku didorong oleh wanita tua yang antre di belakang. Belanjaanku hampir berjatuhan. Tidak ada yang menegur wanita tua tak sabaran itu maupun membelaku. Berita kebakaran di TV diganti berita penjarahan toko. Aku meninggalkan kasir dan keluar Alba's Market dengan perasaan waswas.

Matahari bergulir ke barat setibanya aku di komplek Anne Haley. Beberapa pengendara sepeda melintas pelan sepulang kerja. Satu-dua mobil melaju di jalanan. Angin peralihan musim dingin ke musim semi menggerakkan pepohonan hijau di sepanjang trotoar kering. Memeluk karton belanjaan, aku terus berderap.

Sambil lalu, aku menoleh ke arah rumah sebelum rumahku. Bendera Amerika lebar menancap di salah satu tiang semennya. Mobil Geoffrey sudah parkir, sedangkan mobil polisi ayahnya belum terlihat.

Sepulang sekolah tadi, Geoffrey memaksa pulang bersama-sama menumpang mobilnya. Ia membukakan pintu belakang. Kalau dipikir-pikir, akan lebih efisien dan cepat sampai di Alba's Market daripada naik bus. Aku meminta Geoffrey mengantar sampai depan toko itu saja, lalu dilanjutkan pulang jalan kaki.

Karena rumah kami bertiga searah dan berderetan, Geoffrey juga menawari Aiden ikut, menyuruhnya duduk di depan. Aiden menolak, sebab ia mengendarai sepeda motor--pilihan kendaraan pribadi yang kurang populer--ke sekolah. Hampir saja anak polisi dan Pemburu duduk bersama layaknya sekutu.

Sejak detik pertama mengetahui kami ternyata bertetangga (kuucapkan terima kasih padamu, Geoffrey), aku mendelik marah pada Aiden dan bertekad tidak mau bicara dengannya!

Bisa-bisanya selama ini ia menyembunyikan fakta itu dariku!

Kuhela napas lega setiba di depan halaman rumah. Saat memeriksa kotak surat, kepalaku tertoleh ke bangunan di sebelah selatan.

Rumah itu biasa. Tipe hunian kaum kelas menengah pada umumnya. Berbahan papan, berlantai dua, dicat putih cerah, beratap genteng abu-abu, bercerobong asap, tanpa tanaman bunga-bunga di halaman, dan tanpa pagar.

Sulit dipercaya sekarang Aiden tinggal di sana.

*


Rekaman video format mp4 yang diambil dari kamera mobil Geoffrey berdurasi 6 menit.

Geoffrey sengaja memotong awal dan akhir dari keseluruhan video yang semestinya berdurasi lebih dari 2 jam. Yang ia perlihatkan hanya bagian aku, tiga laki-laki, dan Jeremy muncul.

Kalau saja tidak terhalang bayangan mobil lain, perpindahanku akan disangka janggal. Teman-teman Jeremy yang semula berdiri angkuh dan pongah, langsung terbungkuk-bungkuk sambil memegangi tengkuk. Satu orang tersungkur.

Lalu datanglah Jeremy yang membuat mereka lari pontang-panting.

Sosok berjaket hoodie tidak terlihat. Sudah kutonton ulang berkali-kali.

*


Keesokannya, pagi sebelum berangkat sekolah aku mengetuk pintu depan rumah keluarga Ryder.

Ibu Geoffrey yang membukakan. Matanya membulat heran saat melihatku. Kemudian tersenyum. Wanita yang lebih tua lima tahun dari Nancy itu hendak memanggil Geoffrey yang sedang sarapan, tetapi cepat kucegah. Kujelaskan aku hanya mengembalikan USB, tanpa perlu menambahkan alasan bahwa terlalu malas mengembalikannya di sekolah. Karena di mana ada ia, pasti ada Caleb dan Jeremy.

RECURRENCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang