Chairman of The Dormitory

2.2K 124 11
                                    

Haalu...
Guys gue mau nanya, menurut kalian cerita ini gimana sih?? Bagus apa jelek? Kasih pendapat dong biar gue tau dimana kekurangan cerita ini😁 btw thanks buat para readers yg selalu setia menemani cerita gue😅
Happy reading guys😘

.
.
.
Perlahan-lahan tubuh Hailee yang membiru mulai kembali normal, suhu tubuhnya kembali stabil dan nafasnya mulai teratur. Wajah yang tadinya khawatir sekarang kembali lega berkat bunga Rainrose yang diberikan Blaire. Ternyata bunga itu bekerja cukup baik untuk menangani racun ditubuh Hailee.

"Blaire terima kasih atas bantuannya. Aku berhutang nyawa padamu." Ucap Azura tersenyum manis pada wanita berambut pirang itu.

"Sama-sama, dia teman yang baik jadi dia pantas diperlakukan dengan baik juga." Jawab Blaire dengan senyum khasnya. Ternyata dibalik kepolosannya, dia cukup bijak dalam mengambil keputusan. Itulah gunanya teman, bukan?

"Hailee, kau tidak apa-apa kan?" Tanya Azura duduk disamping ranjang Hailee.

"A-azura..." Panggil Hailee lirih. Tubuhnya masih terlalu lemah untuk diajak berkomunikasi.

"Sebaiknya biarkan dia istirahat dulu. Kalau begitu saya permisi untuk membeli beberapa obat yang dibutuhkan." Pintah dokter lalu berjalan pergi meninggalkan mereka.

"Kalau begitu sebaiknya kita biarkan Hailee istirahat. Azura aku percayakan Hailee padamu." Kata Grace menepuk bahu Azura pelan dan berjalan keluar dari sana, diikuti Andrean, Calvin dan Blaire. Dylan masih terpaku di tempatnya, ia diam dengan mata tertuju pada satu titik, dimana didalam hatinya terus merasa bersalah pada wanita yang satu ini. Hailee.

"Sebelumnya aku berterima kasih padamu karena sudah membawa temanku kesini. Aku tidak tau apa jadinya jika kau terlambat sedikit saja." Azura menatap lelaki disampingnya. Wajahnya terlalu datar dan tatapannya begitu dingin. Baru kali ini ia melihat lelaki itu secara langsung namun siapa sangka dibalik topeng ketampanannya tersimpan sikap yang begitu diluar dugaan.

"Itu sudah menjadi tugasku." Jawabannya singkat kemudian pergi meninggalkannya sendirian tanpa mengatakan apapun lagi. Ya Tuhan, kenapa engkau menciptakan makhluk es sejenis dia? Pantas saja banyak orang mengenalnya sebagai jelmaan Robert Pattinson bermuka triplek berhati es batu, gerutu Azura.

Dylan memang cukup famous dari beberapa deretan lelaki tertampan di Rtuvina Academy. Bahkan dia mendapat peringkat pertama dari keempat lelaki The Most Wanted Rtuvina Academy diantaranya Andrean, Calvin, dan yang terakhir ditempati oleh Leo-teman satu asrama Dylan sendiri. Kalau Hailee tau Andrean menempati posisi kedua dari The Most Wanted Rtuvina Academy, pasti dia akan mengutuk siapapun yang memilihnya, kalian tau kan kalau Hailee tidak suka dengan kelakuan kakak Grace?
Hailee, harap bersabar ini ujian!

***

Dua hari kemudian...

"Bagaimana keadaan Hailee sekarang?" Tanya Blaire setelah mendapatkan makanannya. Mereka berlima duduk dimeja tempat biasa Azura dan kawan-kawan berkumpul saat jam makan.

"Keadaannya semakin membaik, hanya saja belakangan ini dia sering mimpi buruk. Entah apa yang dia mimpikan, setiap ditanya dia selalu menggeleng." Azura terlihat khawatir karena Hailee kurang tidur hingga ia mendapat kantung mata hitam dibawah kelopak matanya.

"Kasihan sekali anak itu, mungkin kalau dia tidak pakai kacamata hitam pasti matanya sudah seperti panda." Andrean terkekeh. Ia tidak habis-habisnya mengejek Hailee walau dalam keadaan sakit sekalipun. Untung saja Hailee tidak ada bersama mereka, kalaupun ada pasti akan terjadi perang dunia ketiga, porak-poranda bagai bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Alay! abaikan.

Rainbow Eyes [ON-HOLD]Where stories live. Discover now