FIVE

58 5 0
                                    

Emily dan sean jarang bersama beberapa hari setelah itu,ia sudah menitipkan tanaman mawar mereka pada sean,kini mereka hanya perlu menunggu hasilnya untuk meneliti lebih lanjut. Sean kini sibuk dengan tim footballnya yg akan menghadapi kejuaraan antar sekolah beberapa minggu lagi.

Ia juga jarang melihat george karena sebagai senior di tim football dia sibuk memberi motivasi dan arahan kepada penerusnya.sesekali ia berjumpa dengan cowok itu dan  mereka hanya saling melemparkan senyuman atau sapaan singkat.

Malam itu Emily sedang mengerjakan tes beasiswa online didepan komputernya saat ia mendengar suara aneh diluar jendela.ia mengerutkan kening dan perlahan-lahan berjalan menuju jendela.ia membuka jendela itu

“sean!?” bisiknya kaget saat melihat sean dibawah “what are you doing here?” bisiknya

“tunggu disana” Emily membaca gerakan mulut sean dan sean mulai memanjat pohon besar yg ada didekat jendela kamar Emily. Emily berlari kearah pintu kamarnya,menempelkan kuping untuk mencari tahu apa ibunya ada disekitar kamarnya atau tidak.sepertinya ibunya sudah terlelap.

Saat ia memalingkan wajah kembali kejendela,ternyata sean sudah berdiri disana.

“apa yg kau lakukan?” ia bertanya sambil berbisik takut terdengar oleh ibunya.

“aku..aku..well kau harus lihat sendiri” sean ikut berbisik,ia  membuka tas yg dari tadi disandangnya. Ia mengeluarkan sebuah pot dengan bunga yg sudah layu

“jangan bilang ini..” Emily memperhatikan bunga itu

“yeah ini bunga mawar kita” sean mengangguk

“apa yg terjadi!!?” Emily terlihat kaget “kau menyiramnya setiap hari kan?”

“iya,setiap hari,setiap waktu” jawab sean

Emily memeriksa bunga itu sekali lagi “sepertinya kau terlalu sering menyiramnya” desah Emily memaklumi,pekerjaan ini memang tidak seharusnya diserahkan kepada anak laki-laki

“maaf,aku tidak tahu” sahut sean menyesal

“tidak apa-apa,kelihatannya kita mau tidak mau harus membeli bunga yg sudah disilangkan itu” ujar Emily letih

“fiuh~aku kira kau akan marah-marah” desah sean lega,ia duduk di meja belajar Emily

“tidak,aku tidak marah” Emily tersenyum lembut,menurutnya sean terlihat lucu kalau sedang panic seperti itu.

“ini kan gelas minuman yg dijual didekat sekolah” sean mengangkat mr.cup milik Emily,dengan sigap Emily merebutnya

“kenapa ada mata seperti itu?” Tanya sean heran

“aku..aku suka saja melihatnya” jawab Emily

“hah?” sean terlihat bingung

Emily kembali duduk didepan computer dan menekuni soal-soal itu lagi,ia mencoret-coret dikertas buramnya.sean menghampiri

“kau sedang apa?” sean mengintip dari balik punggung Emily

“test online untuk beasiswa” jawab Emily sambil terus menekuni kertas buaramnya,sean manggut manggut mengerti

Ia terdiam beberapa saat memperhatikan Emily yg sedang serius memecahkan soal yg kelihatan sangat rumit,ia memperhatikan wajah pucat  Emily yg kadang-kadang berkerut karena bertemu soal yg sulit,beberapa helai rambutnya yg coklat pasir jatuh menutupi wajah dan kacamata berbingkai hitamnya.

“kenapa kau memandangiku seperti itu?” Emily tersadar bahwa ia sedang diperhatikan

Sean tersentak “eh..tidak ada, ,aku pulang dulu.sampai jumpa disekolah” pamit sean,ia kembali memanjati jendela,Emily berdiri untuk melihatnya pergi,sean melompat dari dahan ke dahan. Dasar bisik Emily sambil tersenyum melihat kepergian sean

Setelah sosok sean menghilang,Emily menutup jendelanya rapat-rapat .emily menatap komputernya dan mendesah,ia kembali mengerjakan soal-soalnya dengan berat hati.

THE BIOLOGY PROJECTWhere stories live. Discover now