"Kuro-chan ... Kapan kau akan mendengarku?" lirih Yousuka. Setitik kristal bening pun meluncur mulus dari mata yang tengah menatap foto itu. Foto pemuda bersurai biru langit yang tengah tersenyum manis.

.

Mengapa dirimu pun tak peka juga

Akan arti rahasia di setiap canda kita

Mengapa pula dirimu tak mau terbuka

Akan perasaanku yang terus menggila

.

"Ossu, Yousuka!"

Yousuka menoleh dan mendapati sesosok lelaki yang tersenyum lebar kepadanya. Rambut gradasi lelaki itu pun sedikit tertiup angin.

"Ossu, Kagami-kun!" Yousuka tersenyum melihat Kagami yang notabene adalah sahabat dari Kuroko. Namun di satu sisi, Kagami adalah salah satu orang yang menjadi tempat curhatan gadis itu tumpah. Dan tentu saja itu semua tentang pujaan hatinya.

"Ngomong-ngomong, apa yang kau bawa itu, Yousuka?" Kagami menunjuk tumpukan kertas yang berada dalam pelukan Yousuka. Membuat gadis berkacamata itu segera tersadar akan sesuatu.

"Ah, ini adalah jawaban kisi-kisi untuk ujian Biologi minggu depan." jawaban Yousuka hanya ditanggapi singkat oleh Kagami.

"Etto, Kagami-kun. Apa aku bisa minta tolong?"

"Minta tolong untuk apa?"

Langkah Kagami terhenti begitu Yousuka terlebih dahulu melakukannya. Dilihatnya Yousuka yang sibuk membongkar kertas-kertas itu.

"Ini. Satu untukmu, dan yang satunya lagi tolong kau berikan kepada Kuroko-kun. Tapi ingat ya. Jangan beritahu Kuroko-kun jika itu dariku. Oke?"

Kagami menerima kertas yang disodorkan kepadanya. Dibacanya sekilas. Lalu segera mengangkat jempolnya sebagai jawaban. "Serahkan saja kepadaku."

Mereka berdua kembali berjalan bersama. Kebetulan kelas mereka bersisian. Jika Kagami dan Kuroko di kelas 1-D, maka Yousuka di kelas 1-E. Sesekali Yousuka terlihat menjelaskan isi kisi-kisi tersebut pada Kagami.

"Hei, Yousuka."

"Ya?"

"Mengapa kau masih melakukan semua ini? Padahal sudah jelas jika Kuroko hanya menganggapmu sebagai teman. Namun mengapa kau selalu membantunya secara diam-diam, huh?" tanya Kagami asal bicara.

Yousuka tersenyum kecut menanggapinya. Pertanyaan itu memang sangat menohok. Namun, itulah yang sebenarnya terjadi padanya saat ini.

"Entahlah. Aku hanya ingin melihatnya. Walau itu dari kejauhan," jawab Yousuka seraya menatap ke arah luar. Menjauh dari tatapan Kagami yang tidak mengerti dengan ucapannya itu.

.

Entah mengapa kutakut mengungkapkannya

Rasa sayang yang ada di dalam dada

Membuatku hanya pasrah digelung dilema

Antara maju ataukah mundur saja

.

"Yousuka-san, apa kau bisa membawa ini ke ruang perpustakaan?" ucap sensei seraya menunjuk dua buku tebal yang baru saja mereka gunakan untuk belajar. Yousuka mengangguk dan segera mengangkat kedua buku itu.

[Hiatus] Random [Author's Book]Where stories live. Discover now