8

2.1K 279 30
                                    

Mungkin Alby harus berterimakasih pada Eza, tapi Alby belum punya kesempatan untuk itu. Ya, karena Eka dan Eza diskors, tiga hari masa sekolah. Alby pun tidak tahu, di mana rumah Eza. Dan jika Alby ke rumah Eza maka Alby akan bertemu dengan Esa, itu adalah satu kepastian yang tidak mungkin tidak terjadi.

Alby hanya bisa menunggu, dan sekarang Alby harus mencari tahu sesuatu. Alby tidak bisa diam saja. Alby beranjak dari ranjangnya, ia berjalan ke arah meja belajarnya, ia membuka laci meja belajarnya, mencari sesuatu yang mungkin bisa membantu Alby akan sesuatu. Ponsel, Ponsel yang hampir empat bulan ini tidak ia sentuh sama sekali. Alby mengambil ponsel yang ada di sana, semenjak kejadian di tempat Camping dulu, Alby memutuskan untuk mengganti ponselnya.

Ia mencoba membuka lock screen di ponselnya, mengingat sebentar, ah tanggal kelahiran, Alby kemudian mengetikan beberapa angka di sana, ibu jari Alby menyentuh tombol OK, dan ya, ponsel terbuka. Alby menekan beberapa pesan yang sudah berbulan-bulan tidak dibuka, satu persatu Alby membaca pesan itu. Sebagian pesan itu dikirim oleh Eka, entah kenapa isinya hanya kata-kata gombal dari Eka. Membaca iru semua membuat Alby sedikit tersenyum, perasaannya menghangat setelah membaca tulisan kata-kata cinta dari Eka.

Alby kembali menulusuri beberapa pesan, hingga matanya membaca satu pesan dari nama yang membuat Alby mengernyitkan alisnya. Itu nama Eza, Eza Rahardian.

Gue tunggu di perpus.

Itu pesan pertama yang dibaca oleh Alby, tapi tidak ada balasan. Alby membaca pesan yang ke dua.

Gue tahu, elo nggak bakalan nemuin gue, gue tahu seberapa bencinya elo sama gue. Tapi gue harap elo mau nemuin gue  sekali ini aja.

Tidak ada balasan lagi, Alby mencoba menerka apa yang sebenarnya terjadi.

Gue taro semua isi hati gue di buku itu, gue nggak pernah maksa elo buat nerima gue, cukup elo tahu gimana perasaan gue.

Jadi Eza menyimpan rasa untuk dia? Jadi Eza tau apa yang selama ini Alby sembunyikan?  Apa selama ini Eza dan Esa saling membantu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Dan kejadian di tempat camping itu, mungkin Eza pun mengetahuinya tetapi dia diam saja dan malah melindungi Esa.

Pikiran Alby pusing, apa yang sedang terjadi, dan kenapa Eza tidak mengatakan apapun pada Alby.

* * *

Kemarin adalah masa hukuman terakhir untuk Eka dan Eza. Dan Alby belum dipertemukan lagi dengan Eka, dan segala macam jenis tugas dari bu Eli. Alby sampai lupa kalau lomba MaPel hanya tinggal menghitung hari, pikiran Alby berfokus pada Eza. Selama pelajaran berlangsung, Alby terus memperhatikan punggung Eza, tapi tidak ada sama sekali gelagat yang menunjukkan kalau Eza akan menoleh dan membalas panndangannya. Alby harus mencari tahu, Alby harus memecahkan ini semua.

Bel istirahat berbunyi, Alby tidak ingin membuang waktu, ia segera mengemasi buku pelajarannya. Teriakkan dari Kalya dan David pun tidak dihiraukan. Alby harus ke perpustakaan, mungkin ada sesuatu yang bisa Alby temukan. Atau mungkin akan lebih baik jika Eza ada di sana.

Sampai di perpustakaan, Alby bingung harus mencari apa. Di sana hanya ada tumpukan buku yang tidak mungkin ia buka satu persatu, hanya untuk mencari satu surat yang diselipkan oleh Eza. Atau mungkin Alby harus bertanya pada petugas perpustakaan, mungkin saja Alby bisa tahu buku apa yang dipinjam oleh Eza.

"Permisi, Bu." Alby sekarang sudah berdiri di depan meja bu Sri. Penjaga perpustakaan yang terkenal dengan senyum manisnya.

"Iya,"

"Saya mau cari buku, tapi saya lupa judulnya." Alby harus berbohong, kalau Alby to the point sudah jelas bu Sri akan menolak. Dikira bu Sri kurang kerjaan apa.

REPLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang