Adik part 2

2.2K 322 44
                                    

"HAH?!"

Chan menutup kedua telinganya dengan kedua telapak tangannya, suara melengking dari kuda liar—Dokyeom—itu benar-benar membuat telinganya terasa sakit.

"Selow dong kak. B aja." Chan menatap jengah kakak laki-lakinya itu.

"Selow? Lo bilang apa tadi? Selow?"

Dokyeom melotot sambil mengatur nafasnya. Sialan. Adiknya ini benar-benar sebuah bencana.

"Lebay lo ah. Gue cuman mau ngasih tau itu doang. Oiya! Mama ngusir gue katanya pusing ngeliat gue. Jadi, please ... ampe bayi gue lahir, ijinin gue tinggal disini dan jangan kasih tahu kak Mingyu tentang ini."

Chan beranjak pergi, namun tangan Dokyeom menahannya. Chan menatap heran ke arah kakaknya itu.

"Jadi beneran? Lo kan laki? Delusi lo hah? Mabuk lo? Lo pecandu?"

Chan menatap datar Dokyeom yang sifat cerewetnya telah bangkit dan sebagai jawaban, Chan hanya mengangguk.

"Gue nggak minum obat-obatan atau mabuk, tapi gue hamil itu fakta. Udah puas?"

Dokyeom menggeleng, "Bapaknya siapa?"

Chan sempat mengedipkan matanya satu kali, lalu menatap Dokyeom.

"Gue nggak tau."

Dan percakapan mereka pun berhenti sampai di situ.

🌸🌸🌸


"Gue nggak ngerti, deh. Kenapa coba Eunha masih ngejauhin gue?" monolog Mingyu yang sedang berjalan beriringan dengan Kiyong yang tengah asyik menjilat eskrimnya, tanpa perduli dengan celotehan Mingyu diatas sana.

Ya, di atas sana karena perbedaan tinggi mereka yang terlampau jauh, sangat jauh.

Kini eskrim Kiyong telah habis dan perhatian anak itu teralihkan oleh sebuah kedai buah di pinggir jalan yang mereka lewati.

"Daddy, Kiyongie mau anggur." celetuk Kiyong.

Namun, Mingyu tak mendengar permintaan anaknya dan malah asyik bermonolog tentang masalah Eunha, Chan yang tiba-tiba ingin menginap dan kenapa dosennya hari ini tidak datang, lagi.

Heol, Mingyu pusing sendiri jadinya dan tanpa sadar melepaskan genggaman tangannya pada tangan Kiyong, lalu asyik berbicara sendiri seperti orang gila.

Bocah itu pun dengan polosnya mendekati sebuah kedai dipinggir jalan yang menjajakan buah-buahan di sana.

Kiyong berdiri di depan kedai, sambil menatap anggur yang menggantung indah di sana. Kiyong ingin anggur itu, tapi anggur itu jauh, jadi Kiyong mengambil sebuah apel merah di depannya.

Lalu, tanpa dosa ia melempar apel itu ke arah anggur yang menggantung, membuat anggur-anggur segar tadi jatuh berserakan di lantai dan trotoar.

"Yeay! Anggur!" Kiyong bersorak senang dan memungut anggur-anggur tadi lalu meniup-niup beberapa.

Mingyu yang menyadari anaknya menghilang pun menjadi panik.

"Astaga! Kemana itu curut boncel? Perasaan tadi disini!"

"Aduh, mampus ini gue diamuk si kuda kalo beneran ilang."

Mingyu pun mencari Kiyong kesana kemari hingga ia melihat bocah itu sedang memunguti sesuatu yang berserakan di jalan di depan sebuah kedai buah.

Buru-buru Mingyu berlari ke arah kedai buah tersebut, namun sesaat setelah Mingyu datang, sang pemilik kedai pun datang.

Mereka berdua dimarahi habis-habisan dan Mingyu harus mengganti segala kerugian yang ada.

Dan Kiyong hanya menatap polos Mingyu yang sedang di omeli sambil memakan anggurnya, yang telah di bersihan sebelumnya.

Harusnya gue sumbangin aja ini anak ke orang lewat tadi -kmg.

Tbc

Makasih buat masukannya senpaihh rangermerah ujihoonle
dan mamak akoh :33 cscyjh

Saranghaeyokk❤❤

[✔️] The BabyWhere stories live. Discover now