Nothing wrong in Love

1.1K 80 4
                                    

mencintai dan dicintai keduanya tidak ada yang salah. Yang mencinta dan yang dicinta sama-sama mempunyai hak untuk meperjuangan apa yang mereka inginkan.

Tetapi terkadang keadaan yang membuat semua itu menjadi salah dimata orang lain ataupun diri mereka sendiri. Ataupun ada sauatu kondisi yang membuat mereka menyerah ataupun bertarung mati-matian untuk semuanya.

Hal itulah yang sekarang dirasakan oleh Hinata Hyuuga. Dia mulai berpikir bahwa mungkin cinta Shion pada Naruto sangat besar sehingga dia mampu melakukan hal-hal yang dianggap orang lain mungkin terlalu diluar batas. Tapi untuk para pecinta itu semua adalah hal yang wajar.

Dan yang Hinata anggap tokoh paling tersiksa diantara mereka adalah Shion. Mungkin berat untuk menanggung cinta yang tak terbalas dan orang yang dicintaipun hanya melihat pada gadis lain.

Hinata bisa merasakan bagaimana perasaan menjadi Shion..dan bagaimana rasanya berada diposisi Shion. Walaupun jujur Hinata seumur hidup belum pernah mencintai siapapun secara diam-diam, tapi sebagai sesama perempuan dia bisa langsung mengerti.

Dan karena hal itulah hari ini Hinata memberanikan diri untuk menyelesaikan semua masalah antara dia dan Shion yang tidak tau darimana awalnya.
.
.
Di sebuah kafe didekat Kampus Hinata mengajak Shion untuk bertemu yang mengklarifikasikan semuanya.

Suasananya agak sedikit canggung. Shion dan Hinata duduk dengan diam tanpa satupun dari mereka ingin memulai pembicaraan.

Walaupun mereka berdua teman satu angkatan tapi dari dulu mereka tidak saling bicara ataupun bertegur sapa.

Merasa cukup bosan dengan suasana seperti ini Hinata memiliki inisiatif untuk memulai percakapan

"Jadi begini Shion-san. Aku mengajak shion-san kesini untuk menjelaskan permasalahan kita terkait Naruto sensei"  sulit sebenarnya mngeluarkan kata dihadapan Shion yang telah membully dirinya akhir-akhir ini. Tapi hal itu harus dlakukan

"Maksud kau apa Hyuga?" Shion masih dengan tampang angkuhnya. Sebenarnya Hinata tidak percaya kalau orang seperti Shion yang terkenal pendiam salama dikampus ternyata mempunyai sisi yang orang lain akan takut untuk berhadapan dengan nya.

"Maksud seperti ini Shion-san. Aku tau kalau Shion-san menyukai Naruto sensei dan itulah yang menjadikan alasan Shion-san membenciku. Tapi aku juga tidak bisa menyalahkan Shion-san akan hal itu. Sesama perempuan aku paham sekali bagaimana perasaan Shion-san."
Kaimat panjang lebar itupun akhirnya lolos dari mulut kecil Hinata Hyuga.

"Jadi?" Shion mulai penasaran dengan apa yang akan dikatakan selanjutnya oleh Hinata

"Jadi karena aku liat Shion-san sangat mencintai Naruto sensei aku akan merelakan Naruto sensei untuk Shion -san, eh maksudnya bukan merelakan tapi aku tidak  akan mendekati Naruto sensei ataupun berkeliaran dihadapannya."

Mendengar pernyataan Hinata barusan, sebenarnya Shion merasa tersentuh mengingat dia juga perempuan.

Sebenarnya ini bukanlah salah Hinata ataupun Naruto. Tapi Hanya keegoisan Shion saja yang merasa kalau apa yang dilakukannya itu benar. Padahal sebenarnya yang paling terluka diantara mereka adalah Hinata karena dia tidak tau apa-apa. Dan sebenarnya yang memulai adalah dirinya sendiri.

Sedangkan dari pihak Naruto dia adalah pihak yang menuruti kata hatinya untuk mencintai seseorang yang dianggapnya tepat, dan orang itu adalah Hinata bukan dirinya Shion.

"Hyuga-san..sebenarnya aku sadar kalau apa yang aku lakukan pada mu selama ini itu salah. Aku tau kalau Naruto sensei sangat menyukai mu tapi dengan egoisnya aku melarang mu untuk mendekati Naruto sensei."
Hinata heran dengan nada suara Shion. Ini kali pertamanya Shion berbicara lembut seperti ini padanya tanpa ada nada intimidasi sedikitpun.

" maksud Shion- san apa?" Hinata juga penasaran dengan apa yang dimaksudkan oleh Shion dengan ucapannya itu.

" aku sangat tau bahwa Naruto sensei selalu memperhatikan mu setiap saat baik dikelas maupun diluaran kampus. Maka dari itu aku sadar kalau rasa sepihak yang aku rasakan ini tidak akan berbuah baik pada akhirnya. Jadi mulai sekarang aku rasa aku tidak akan lagi menganggu hubungan kalian berdua. Aku akan mencoba untuk mengubur perasaan ini. Mungkin ini hanyalah rasa sesaat saja dan aku yakin aku bisa melakukannya."
Walaupun Shion merasa berat untuk mengucapkannya karena rasa sukanya pada Naruto masih besar tadi ada rasa lega tersendiri yang dia rasakan saat kata-kata itu terucap.

Shion merasa dia tidak menjadi orang jahat lagi yang melarang perasaan seseorang demi keinginannya sendiri.

"Shion-san apa kau yakin. Aku tau tidak mudah untuk menghapus perasaan suka kita pada seseorang. Kau tidak perlu melakukan itu biar aku saja yang menjauh dari pandangan Naruto sensei dan kau bisa mendekatinya." Hinata masih bersikeras untuk menjauh dari Naruto. Walaupun sebenarnya berat baginya. Karena jujur saja Hinata juga memiliki perasaan yang sama pada Naruto seperti yang dirasakan oleh Shion. Tapi sekali lagi, dia tidak ingin jadi perempuan jahat yang egois. Hinata rela mengubur perasaannya demi orang lain bahagia.

"Aku serius Hyuga-san, aku sadar kalau ini tidak akan berakhir bahagia karena yang disukai oleh Naruto sensei adalah kau. Jadi aku tidak akan mengangu kalian lagi. Permisi"

Shion berdiri dari kursinya dan meninggalkan Hinata sendirian dikafe itu. Masih sulit untuk Hinata mencerna perkataan Shion, karena niat awalnya dialah orang yang akan merelakan Naruto pada Shion. Tetapi pada kenyataannya ini terbalik tidak sesuai dengan apa yang di rencanakannya.
.
.
.

Sampai saat ini masih sulit untuk Hinata menerima semua keputusan Shion terkait dengan Naruto..akan tetapi ada sebagian dari dirinya yang sangat senang mengetahui kalau dia bisa menyukai dosen tampannya itu tampa takut dibully lagi oleh Shion.

Sepulang dari bertemu dengan Shion di kafe tadi yang dilakukan oleh Hinata hanyalah berdiam diri dikamarnya sambil melamun hal hal yang tak penting sampai sebuah ketukan pintu menyadarkan Hinata dari dunianya sendiri

"Hinata-nee....cepat turun..ada tamu untuk Hinata-nee"  yang barusan adalah teriakan dari Hanabi dari balik pintu kamar Hinata. Dikarenakan kamar Hinata terkunci jadi Hanabi tidak bisa langsung masuk kesana.

Hal itu juga yang menyadarkan Hinata dari lamunannya..teriakan Hanabi sangat dasyat.

"Iya Hanabi..sebentar nee-chan bukakan pintu dulu."
Hinata beranjak dari kasurnya dan membukakan pintu untuk Hanabi.

"Nah...ada apa sekarang Hana-chan..kenapa kau mengetok kamar nee-chan sekeras itu?"

"Nee-chan sih..dari tadi diketuk tapi tidak ada sahutan dari dalam..makanya Hana kerasin..hehe" pembelaan Hanabi ada benarnya,karena sedari tadi Hinata terus melamun

"Maaf Hana-chan..tadi nee-chan mendengarkan musik pake headset..maaf ya!, nah sekarang ada apa..kenapa sekarang ada hal apa?"

"Ada tamu untuk nee-chan dibawah..cepatlah turun..dia sudah menunggu dari tadi"

Tamu..Hinata heran..siapa yang sore-sore seperti ini bertamu kerumahnya dan ingin bertemu dengannya.

"Siapa orangnya Hana-chan..apakah teman nee-chan?" Hinata kira pasti teman kuliah atau tidak pasti sakura. Tapi kalau Sakura kenapa tidak langsung kekamarnya langsung.

"Bukan nee-chan..pokoknya nee-chan turun sajalah..dia sudah menunggu dari setengah jam yang lalu"

"Baiklah..nee-chan ganti baju dulu..tolong Hana-chan bilang pada tamu nya untuk menunggu sebentar"

Setelah mendengar perintah dari Hinata..Hanabi pergi kebawah lagi untuk bertemu sang tamu.
.
.
Hinata turun dari tangga rumahnya untuk mnemui si pengunjung yang dirahasiakan oleh Hanabi..tapi bukan salam yang diberikan oleh Hinata..melainkan keterkejutan yang sangat mengingat si tamu bukan orang yang diharapkannya untuk saat ini.









TBC.

HELLO SEMUA..MINAL AIDIN WAI FAIZIN YA..MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.

SEE U NEXT CHAP

My Lecturer Or NeighbourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang