4. The Pink

1.3K 54 4
                                    

    Selepas keluar dari ruang bos Faisal, Roshni menuju kembali ke ruang kerjanya Noor. Roshni bingung, celingukan karena semua karyawan yang bekerja di sana mentertawakannya.

Sebenarnya ada apa ini? Kenapa semua orang ngetawain gue? Be patient, Rosh, be patient! batin Roshni, mengusap dada.

Tiba-tiba Noor menarik tangan Roshni menuju ke ruangannya karena kesal dengan adiknya itu, lalu menyuruh sang adik untuk duduk. Ya, seperti biasa, Roshni menuruti perintah kakaknya dengan muka polos yang tanpa dosanya itu.

“Rosh, lo itu gimana, sih?! Malu-maluin! Lo udah bikin malu gue tahu!” geram Noor.

“Malu-maluin gimana?” Roshni menggaruk-garuk kepalanya dengan santai.

“Jangan pura-pura bego deh lo! Di CCTV itu, lo sama Faisal—” Noor belum sempat melanjutkan kata-katanya.

Wait, what? Eh, bukannya Kakak yang bilang kalo gua nih, gua ...” Roshni menunjuk-nunjuk dirinya. “... lo suruh gue godain Faisal karena Kakak juga bilang barusan kalo cowok mesum itu lebih takut sama wanita yang lebih mesum dari dia,” jelasnya, berusaha membela diri.

Noor menepok jidatnya karena tahu Roshni salah menjalankan idenya. “Aduh, Roshni, sebenarnya bukan itu maksud gue, Deksay! Geram gue sama lo!”

“Ya, maaf.”

“Asli, geram gue sama lo!”

“Tapi salah, ya, Kak? Kan lo yang suruh gue buat ngejalanin ide ini,” ucap Roshni dengan paras polosnya itu.

“Lu inget, gak, gua bilang apa tadi? Barusan?”

“Lakukan seperti istri biasanya.”

“Terus?”

“Dan yang lainnya ... gue gak tahu,” ucap Roshni, menggelengkan kepala.

Sekali lagi Noor menepuk jidatnya. “Aduh, gua tadi bilang, kan, suruh lo lakuin seperti istri biasanya toh?”

“Ho'oh.”

“Terus gue minta lo jailin Faisal, kan?”

“Iya. Jadi, semua itu ... salah?”

“Nggak, sih. Sayangnya itu bukan sekarang, Sayang, mulai jailinnya. Misi sekarangnya lu setujuin tawarannya dulu, terus lu nikahin dia, abis itu baru jailin dia!”

“Hehe, maaf, baru ngerti gue.”

“Lu udah setujui tawaran tuh orang?”

“Iye.”

“Tapi kenapa mesti segitunya, Roshni, gue malu!”

“Jangan salahin gue, kan dia yang duluan main!” bantah Roshni.

Noor mulai meledek adiknya. “Dia atau elu yang mulai, hm?”

“Faisal, Kak!”

“Serius? Beneran? Sumpah? Lo nggak bohong, kan?”

“Iya ...! Banyak bacot banget sih lu!” gerutu Roshni. Malas.

Noor tersenyum melihat adiknya. Meskipun rencana pertama telah gagal, ia berpikir untuk membuat rencana lainnya.

______

     Masih di dalam ruangannya. Faisal ketakutan akan tikus putih yang sedang asyik makan keju di meja kerjanya. Berusaha mendekati tikus itu, memegangnya, kemudian memandang wajah tikus yang mungil nan lucu bagi Roshni, tapi jeli baginya. Sempat berpikir ingin membuangnya. Namun, karena itu dari pegangan Roshni, ia harus pelihara tikus itu meski rasa takut terus menghantui pria berdada bidang ini. Dirinya mengambil toples dari laci bawah mejanya, kemudian memasuki tikus serta kejunya ke dalam toples, dan melubangi toples supaya ada oksigen untuk tikus.

The Proviso [SEGERA DIREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang