F O U R T E E N

Magsimula sa umpisa
                                    

"Hm, aku hanya melihat 1 koper itu saja," Chanyeol menunjuk kopernya yang ada di ujung ruangan,

"Benarkah? Jadi di mana koperku?" Hana bertanya pada angin dingin di ruangan itu,

"Mungkin mereka memindahkannya ke ruangan yang salah," Chanyeol melanjutkan kata – katanya,

"Maksutmu?"

"Mungkin ada di kamar Irene." Chanyeol kembali berkata,

"Benarkah?" Hana kembali bertanya,

"Pakai saja hoodie ku, sepertinya panjang denganmu," Chanyeol berdiri dari tempat tidur dan berjalan mengambil hoodie-nya yang berada di sofa dan berjalan ke arah Hana untuk memberikannya pada Hana,

"Tapi,"

"Kau bisa mengetok kamar mereka dan bertanya bukan?"

"Apa aku tidak akan mengganggu mereka?"

"Ayolah, kau ingin pergi atau tidak?" Chanyeol bertanya pada Hana sambil memakaikan hoodie besarnya yang sangat panjang di tubuh Hana,

"Baiklah, aku akan menanyakannya."

Dengan itu, Hana pergi dari kamarnya untuk mengetok kamar sebelah yang menjadi kamar Luhan dan Irene, dengan pelan Hana mengetok pintu kamar Luhan, suara langkah kaki terdengar dan pintu terbuka kecil, terlihat Luhan masih dengan pakaian kemarin dengan rambut berantakan,

"Ha-ha, ada apa?" Luhan kaget dengan kenyataan,

"Aku..."
"Tampan,"

Hana kehilangan kata – katanya dan memandang laki – laki yang kini ada di depannya,

"Sial, wajahku pasti merah!"

"Hana-ya," Suara Chanyeol terdengar dari pintu kamarnya,

"Luhan-sshi, apa kau melihat Koperku?" Hana akhirnya bisa mengeluarkan perkataan yang tadi tersangkut di tenggorokannya,

"Ah, jadi itu kopermu," Luhan menunjuk sebuah koper yang berada tepat di samping pintu masuk,

"Benar," Hana mengambil koper itu dan menunduka kepala tanda berterimakasih dan kembali ke kamarnya,

"Apa yang terjadi, mengapa lama sekali, ku kira ia tidak membuka pintu," Chanyeol berkata bingung,

"Ah, tidak," Hana hanya terdiam, ia bingung, seharusnya semua getaran yang ada pada dirinya sudah hilang, tapi pandangan itu, pandangan yang Luhan berikan saat itu, mengingatkannya pada sesuatu,

4 tahun lalu, saat itu Hana sedang berjalan di pinggir perkotaan Seoul, malam itu cukup gelap, hanya di terangi oleh gemerlap lampu di pinggir jalan dan suara dentuman musik yang begitu keras membuat Hana sedikit tidak nyaman, hari itu, ia mencari adiknya yang tak kunjung pulang.

Hana memasuki sebuah club malam yang terlihat cukup mahal, ia masuk dengan pakaian dan jaket dinginnya berbanding terbalik dengan orang – orang yang ada di sana dengan pakaian minimnya, matanya terus mencari di mana anak laki – laki yang baru saja menginjak 17 tahun itu berada.

"JIMIN-AA!" Hana berteriak melihat adiknya yang sedang berada di balik meja bar melayani tamu yang ada.

"JIMIN!" Hana kembali berteriak berusaha untuk mendekat.

"Hey nona! Kenapa berteriak seperti itu!" Seorang pria berbadan kekar dan tinggi menahan tangan Hana secara tiba – tiba,

"Lepaskan!" Hana menarik tangannya dengan cepat,

"Kau cantik juga, ingin bermain bersama kami?" Laki – laki lain datang dan bertanya,

"Cih," Hana hanya mengumpat dan berusaha meninggalkan tempat itu dan kembali melambaikan tangannya pada Jimin yang sekarang berada tepat di depannya,

[COMPLETE] TO LOVE YOU MORETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon