Tigabelas

2.9K 155 3
                                    

Author Note : Jangan lupa comment dan vote ya! komenan apapun berarti kok! bikin semangat nulisnya:'
bacanya sambil dengerin lagu Luhan diatas😃
.
.
.

Sehun terdiam dan menghirup udara Seoul yang sudah memasuki musim gugur, ia masih menatap wanita yang berada di layar ponselnya. Iya, Istrinya, Luhan.

Setelah ia pergi dari Sehun di Amerika, 1 bulan Luhan menghilang tanpa jejak tanpa kabar, Sehun menelepon Chanyeol pun, Chanyeol tidak tahu dan Sehun harus berpura-pura tidak terjadi apa-apa pada Luhan.

Di Amerika, Sehun tidak bekerja, Suho yang bekerja, otak Sehun sama sekali tidak bekerja, Sehun mati rasa. Ada yang hilang dihati Sehun, Luhan yang hilang.

"Kau masih tidak apa-apa?" ucap Suho yang masih terlihat khawatir dengan tampang Sehun yang pucat, masalahnya Suho sendiri tidak tahu keberadaan Luhan, Suho melihat Sehun menderita.

Suho tahu, ini semua karena kesalahannya sendiri, tapi sebagai hyungnya Sehun, Suho sendiri tidak tega melihat dia tertawa sendiri ketika minum alkohol, menangis tanpa berhenti dan menyebut nama Luhan berkali-kali.

Sehun tersenyum tipis, "Aku baik-baik saja hyung, aku akan mencoba ke tempat kerjanya Luhan"

Suho hanya mengangguk, ia pun pergi bersama Lay karena sudah dijemput oleh supirnya.

Sehun mengecek ponselnya, mencari alamat kantor Luhan, lalu menuju kantor Luhan dengan supir kim.

----

"Apa Luhan disini?" tanya Sehun pada petugas yang ada di dalam kantor.

"Luhan? Xi Luhan? saya tidak tahu, presdir tidak memberitahukan saya, tapi memang sebulan yang lalu Luhan kerja disini" ucap pegawai itu.

Sehun memijit dahinya pelan, Sehun sendiri bodoh, seharusnya ia mengejar Luhan tidak menunggu sampai ia pulang ke Korea.

Bagaimana jika Luhan sudah menemukan lelaki lain? yang lebih tampan darinya? atau Chen? Chen yang Luhan ceritakan?

"Tunggu, apa presdir tersebut bernama Chen?" tanya Sehun lagi.

"Benar, tapi beliau sedang di China"

  Sehun hanya mengangguk dan berjalan pergi meninggalkan ruangan kantor ini. Sehun benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.

   Ia tidak mungkin bilang pada eommanya, Luhan menceraikannya. Tapi Sehun masih berharap, berharap Luhan akan memaafkannya.

   Sehun memang egois, masih ingin bersama Luhan, tapi ia hanya ingin bahagia, bahagianya hanya dengan Luhan semata. Apakah salah?

  Sehun menutup matanya, memikirkan Luhan, membayangkan Luhan, membayangkan senyumannya saat pagi, membayangkan bibir lembutnya, tubuhnya. Sehun bisa gila jika terus seperti ini.

  "Aku harus benar-benar mendapatkannya. Harus. Aku harus bertemu dia. Kalau perlu dia akan ku ikat" gumam Sehun.

  Sehun akhirnya memilih pulang ke rumahnya terlebih dahulu memeriksa mungkin Luhan mengirim surat maupun sesuatu di apartemennya.

  Sehun melihat sekeliling apartemennya, tapi apartemennya terlihat rapi sama sekali tidak ada yang masuk selama sebulan.

  Sehun mengernyitkan dahinya, ia memerika lemari pakaiannya dengan Luhan tetapi baju Luhan masih ada di lemari tersebut.

  "Kenapa Luhan tidak membawa pakaiannya?" gumam Sehun.

    Sehun benar-benar frustasi dan memilih mengirim pesan pada Jongin untuk bertemu,

After MarriageWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu