Duabelas

1.5K 115 4
                                    

Mempertahankan lebih sulit dibandingkan mendapatkannya

.
.
.


Luhan berlari sekuat tenaga, menjauhi Sehun yang bersama wanita itu. Luhan menyentuh dadanya, dadanya begitu sesak, ia tidak tahu berlari kemana, ia hanya ingin pergi, pergi dari hadapan Sehun.

Sudah berapa kali Luhan terluka? apakah belum cukup bagi Sehun menyakitinya? Luhan percaya dengannya bahkan menyusulnya hingga kesini. Luhan tidak tahan lagi, ia berjongkok dan menangis sejadi-jadinya. Air matanya terus mengalir deras tidak bisa tertahan.

"Xilu?"

Luhan mendongakan kepalanya, itu Chen. Chen terkejut mendapati wajah Luhan basah penuh air matanya, matanya begitu merah. Chen mengangkat Luhan, dan mengajaknya ke kafe dekat sini.

Iya Luhan berlari ke jalan raya dan bertemu dengan Chen yang sedang jalan-jalan.

Luhan masih menangis, air matanya tidak bisa ia hentikan, rasanya sakit seperti tertusuk pedang di dadanya. Chen yang melihatnya langsung memeluknya, ia menepuk-nepuk dadanya agar tenang.

"Aaa---ku-- i-ngin pula-ng Chen... aku mohon----" ucap Luhan terbata-bata dan masih menangis.

"Baiklah, tapi kita ke hotel dulu dan jelaskan semua padaku agar aku bisa mengerti apa yang terjadi Xilu.." ucap Chen. Luhan hanya mengangguk lalu mereka pergi ke hotel untuk berbicara.

Luhan sudah sedikit tenang, nafasnya sudah teratur dan ia sekarang bersama Chen, iya, cintanya dulu yang malah menemaninya di Amerika bukan Oh Sehun yang dengan gampangnya bersama wanita lain.

"Baik, jelaskan padaku, bukannya kau akan bertemu dengan suamimu?"

Luhan menarik nafasnya lagi, rasanya dadanya masih sesak,

"Tadi aku bertemu Sehun...." ucap Luhan lalu menarik nafasnya lagi.

"Dan dia bersama wanita lain, lalu... cincin pernikahan kami ia lepas" tambah Luhan. Luhan rasanya ingin menendang selangkangan Sehun agar tidak berani selingkuh seperti ini. Luhan mulai muak dengan yang dilakukan Sehun.

"Baik, aku mengerti. Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan dengannya?" ucap Chen pada Luhan yang tiba-tiba saja menegang. Menegang karena tidak tahu apa yang harus ia lakukan tentang hubungannya dengan Sehun.

****

Saat ini Sehun sedang berada di klub, iya klub di Amerika, ia datang bersama Irene, temannya yang ia baru temui satu bulan lalu. Sehun meneguk segelas vodka yang sangat ia suka. Bagaimana tidak? sebenarnya kejadian tadi benar-benar membuatnya terpukul.

Sehun merasa ia begitu hina, dan tidak tahu diri. Bagaimana bisa ia meragukan cintanya pada Luhan? bagaimana bisa ia malah berada di sini bukan di samping Luhan yang jelas-jelas menyusulnya sampai sini?

Kepala Sehun rasanya hampir pecah, diminumnya lagi vodka yang ada di tangannya tetapi Irene menghentikannya.

"Kau terlalu banyak minum Sehun, apa kau tidak ingin bersenang-senang?" tanya Irene sambil menyentuh pipi Sehun yang seperti bayi.

"A--pa? kau ingin bersenang-senang denganku? ayo lakukan di kamar" Sehun terkekeh, Sehun sudah mabuk, sepertinya alkoholnya sudah sampai otaknya, hingga ia gila seperti ini.

Irene terdiam mendengar kata-kata Sehun dan berbisik pada Sehun. Mata Sehun membulat dan mengikuti Irene dari belakang. Sehun terkekeh melihat Irene dari belakang.

After MarriageHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin