Gerald menghela nafas berat, ia berusaha memendam emosinya untuk menghabisi guru muda yang ada di hadapannya ini.

Dasar pendek!!!mata empat!!!!!perawan tua!!!!gendut!!!! Idup lagi!! Tai lhaaaaaaa

Dengan sergap Gerald meraih tangan Anne dengan cepat dan menariknya keluar dari tempat yang sangat mengerikan.

"Apa apaan kamu Gerald lepasin tangan kamu," pekik Bu Ida sambil mencoba meraih tangan Anne, tetapi tetap dimenangkan oleh Gerald.

***

"Apa apaan sih lu", Anne mengibaskan tangannya dengan kasar yang bertujuan untuk melepaskan genggaman Gerald.

"Lu dibantu malah nyolot ya," jawab Gerald dengan malas.

"Kalo gatau apa apa mending gausa ikut campur deh lu," seketika Gerald diam dan tidak berkedip sekali pun.

Anne lantas meninggalkan Gerald yang masih terpaku sendirian di koridor utama.

**

"Kenapa nih?," Tanya Maya pada salah satu siswi dari sekian banyak siswa siswi yang menyumpal di koridor utama.

"Katanya sih Anne ngebentak bentak Kak Gerald," ucap siswi itu.

Maya mengangguk mengerti. Sosoan lu Ne paling ditembak Kak Gerald bakal lu trima dih sok jual mahal

Tepukan di bahu Maya membuat Maya menjadi kaget dan terpelancat.

"May," Sapa Anne dengan nafas yang masih terengah engah "Ternyata lu disini gua cariin kemana mana."

"Haha"

Senyum Maya terasa sangat hambar bagi Anne, tapi Anne menganggap itu hanya perasaanya saja.

"Ke kantin yuk, ngapain sih disini"

"Gua traktir deh"

"Mau apa ?? Bakso? Nasi? Mie?atau apa?"

Ajakan Anne sedari tadi tidak mendapatkan respon sedikit pun dari Maya.

Sampai bel masuk pun dibunyikan Anne tetap dianggap angin lewat.

***

Anne dan Maya berposisi berjauhan. Anne berposisi di bangkunya yang terletak tepat di depan meja guru sedangkan Maya duduk di bangku paling belakang.

Gua gatau kenapa tiba tiba gua benci sama lu Ne.

Maya lantas menenggelamkan wajahnya diatas tumpukan tangannya itu lantas terlelap tidur.

"May jangan tidur disini lha," pekik Zaky dari belakang " Kalo gua khilaf gimana coba"

Maya mengangkat wajahnya, lantas bersandar pada tembok.

"Anjir lu jak"

***

Angin malam yang sedari tadi menepas tubuh Anne yang sedang belajar di depan rumahnya semakin membuat tubuh mungilnya kedinginan.

Setttt

"Bunga?Kok Busuk?," Anne bertanya tanya mengapa ada bunga yang berbeda jenis di dalam ransel miliknya, tetapi bunga itu sudah berubah warna serta harumnya sudah tergantikan oleh bau busuk khas bunga. Jadi siapa pengirim bunga ini?

Bodoamat.

***

Tuk...
Tuk...
Tuk...

Untuk kesekian kalinya Anne merasa dilempari sebuah bulatan kertas. Hingga Anne memiliki firasat tak enak.

Anne menoleh kearah gerbang pintunya yang memang hanya setinggi tubuhnya ±176cm. Tiba tiba ada ranting pohon yang jatuh ke atap mobil milik kakaknya yang memang terparkir di bawah pohon mangga berhasil memecah keheningan. Ia semakin yakin bahwa ini pertanda tidak baik.












     Hai makin kesini ceritanya makin gak jelas ya wkwkwkwk
Making pendek lagi:(
maafkanlah akuu:v.
Btw selamat menunaikkan ibadah puasa bagi yang ngejalanin, jaga omongannya yak biar gak sia sia nahan laparnya.
Wkwkw.

See you next chapter.💕

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 27, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Secret AdmirerWhere stories live. Discover now