Disappointed • Prologue

225 9 0
                                    

Sebuah lagu telah selesai dibawakan oleh cowok itu. Membuat tangisan seseorang yang mendengarnya semakin menjadi. Dia hanya bisa menangis, menangis, dan menangis. Tak ada kata satupun yang dapat mewakili perasaannya saat ini. Buliran kristal bening terus menetes membasahi pipinya.

Cowok yang tadi menyanyikan lagu itu meletakkan gitar yang menjadi temannya saat menyanyi, lalu maju beberapa langkah. Sedari tadi ia hanya berbicara sendiri dan menyanyi sendiri. Walau ia tak melihat keberadaan cewek itu, ia yakin bahwa cewek itu mendengarnya. Walau ia tak melihat wajah perempuan itu, ia bisa merasakan tangisannya.

Berkali-kali permohonan maaf telah ia lontarkan. Entah sudah puluhan, ratusan, atau berapa pun ia tak tahu. Yang hanya cowok itu inginkan adalah dimaafkan dan kembali seperti semula. Ia ingin gadis itu menerimanya lagi. Memaafkan kesalahannya.

Gadis itu sudah terlanjur kecewa. Ia sudah tak ingin lagi bertatapan dengan wajah seseorang yang berdiri di bawah balkonnya. Hanya terduduk di balik pintu balkon seraya terisak, itulah yang ia lakukan. Ia mendengarkan lantunan lagu yang dibawakan oleh mantan pacarnya itu, namun hal itu tak cukup untuk menghilangkan rasa kecewanya.

Alice, nama gadis itu, memikirkan apakah dia benar-benar meminta maaf?

Apakah permintaan maafnya itu tulus?

Dan, apakah dia menyesal dengan perbuatannya?

Cowok itu, Farel, menunggu bagaimana reaksi Alice selanjutnya. Kekecewaan itu membawa dirinya merasa bersalah. Dengan satu kali permintaan maaf lagi, ia akan pergi dari sini jika tidak ada respons apa pun.

"Lice! Aku minta maaf! Tolong maafin aku!" teriaknya, agar terdengar oleh Alice. "I love you," lanjutnya, dalam bentuk gumaman.

--00--

A/N:

yang enggak ngerti dengan isi prolog ini, nanti juga bakal ngerti kok. ini kaya kejadian di masa depannya gitu.

jangan lupa vomment ya, Guys!

hope you like this story!

DisappointedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang