Still The One - Zayn Malik

1.6K 83 10
                                    





"Zayn, listen. It's been three years, don't think about her again. Life goes on, bro. She might has moved on, right? It don't useful at all."

"I don't care, I love her. She might has, but I haven't. I cant, exactly. Dont force me, Li."

Liam looked concerned at me. He took a deep breathe and left me alone. I shook my shoulders, didn't care. He had advised me, but it doesn't useful, actually. I wanna move on from her, but my heart cant.

KNOCK KNOCK

"May I get in?" someone shouted behind my door.

"Sure" I replied.  Harry appeared with some bananas in his hands.

"Zayn, Zayn, Zayn. Dont you bored thinking about her all day?" he said and chewed his banana.

"No." i replied, looked at him blankly.

"I bring a good news for you, want to listen?"

I nodded. Harry showed his smile, "Paul said that we have an Asian Tour next week, so.. if you know what I mean.."

I opened my eyes widely, "are you kidding me!"

"No. Find her there and explain her everything."

I smiled and kissed his forehead, "Ah, thankyou Haz, i love you!"



***a week later***


Kau mau tau apa masalahku? Seperti yang kukatakan, aku tidak bisa move on dari seseorang. Seorang gadis yang telah mencuri hatiku ketika pertama kali aku melihatnya. Seorang gadis yang pernah menjadi kekasihku. Seorang gadis yang pernah kusakiti hatinya. Seorang gadis yang jauh sekali dariku sekarang. Seorang gadis yang selalu membuatku galau setiap harinya.

The name is Vissya. Pertama kali aku bertemu dengannya empat tahun yang lalu, saat aku dan band ku menjalani tur Asia ke Indonesia. Saat kami show di arena, aku melihatnya duduk di kursi VIP dengan memakai headphone dari stage. Di sebelahnya, seorang gadis yang kurasa temannya melonjak-lonjak fangirling. Tetapi ia mengacuhkannya, tetap asik dengan hand phone nya digenggamnya. Ia aneh kan? Ia mengacuhkan lima orang bintang terkenal dan lebih memilih untuk bermain hand phone yang sebenarnya bisa dilakukan kapan saja.

Itu awal ketertarikanku padanya. Love at the first sight, isnt it?

Entah beruntung atau apa, aku bertemu lagi dengannya di meet and greet. Ia ditarik temannya ikut berbaris mungkin untuk menemani, dan ia mengangguk terpaksa. Saat sampai di depannya, temannya itu memeluk kami satu per satu dan ia hanya diam sambil menatap kami biasa saja. Niall mengajaknya bicara, dan ternyata ia lancar berbahasa Inggris. Harry menawarinya untuk berfoto atau tanda tangan tetapi ia menolaknya mentah-mentah. Lucu, kan?

Ajaibnya, ia ada di backstage. Sungguh. Untuk apa ia datang kalau ia tidak mau apa-apa? Kupikir lebih baik tiketnya diberi ke directioners lain. Saat directioner lainnya menyerbu kami, ia malah duduk di sofa sambil tetap fokus ke hand phone nya. Karena aku gemas, aku keluar diam-diam dari kerumunan dan menghampirinya, duduk di sebelahnya. Ia menoleh ke arahku dan bertanya apa mauku dan aku hanya tersenyum sambil menggeleng. Aku mengajaknya berkenalan, dan saat itu aku tau namanya Vissya. Kalau dari dekat, ia terlihat lebih cantik, serius.

Aku menanyakan nomornya, dan untungnya ia mau memberikannya. Aku sempat heran karena nomornya berawalan angka 0, tetapi aku tidak memikirkan itu lebih lama. Aku tersenyum dan meninggalkannya.

Lama kelamaan, aku selalu mengajaknya untuk bertemu. Aku minta dia agar tidak bilang kepada temannya itu karena aku tau apa yang akan terjadi jika temannya itu ikut.

One Shot [by request]Where stories live. Discover now