Aku berantakan, tidak seharusnya aku mempercayai ucapan Dalvin mengenai dia mencintaiku padahal pada kenyataannya tidak seperti itu. Dia masih mencintai mantan tunangannya.

Aku merogoh ponselku dan mencoba untuk menelfon Hailey, meminta wanita itu untuk segera menjemputku dipelabuhan, kalau tidak maka aku akan mati disini.

______

“Cla, mengapa kau menangis?” Tanya Hailey beribu-ribu kali ketika dia mendapatiku sedang menangis dipinggiran box besar dipelabuhan.

“Katakan sesuatu. Kau terus membuatku khawatir, apa yang aku katakan nanti pada Aldora ketika aku mendapatimu sedang kacau seperti ini.” Katanya.

“Ibuku tidak akan tahu.” Kataku cepat, masih dengan pandangan kosong menatapi keluar jendela yang berada disebelahku.

“Tentu dia akan tahu. Ibumu ada dirumah sekarang, sedang menunggu putrinya yang sedang pergi bersama calon suaminya.” Mataku langsung mendelik kemudian menoleh kearah Hailey dengan cepat.

“Kau bercanda?”

“Aku tidak bercanda.” Katanya kemudian aku langsung menyandarkan tubuhku kebelakang.
Tidak lama kemudian, kami tiba didepan rumah kami. Aku sempat mengecek ponselku, tapi tidak ada pesan masuk sama sekali. Dalvin memang benar-benar brengsek.

“Claire..” Sapaan halus keluar dari dalam mulut wanita setengah baya ketika aku sudah masuk kedalam rumah.

“Mom, ada apa?” Tanyaku dan kemudian duduk disofa tepat disampingnya.

“Mengapa kau tidak menelfonku ataupun ayahmu kalau kau sudah bertunangan dengan seseorang?” Tanyanya.

“Aku tidak bertunangan dengan siapapun… Aku masih fokus dengan kuliahku.” Kataku cepat. Kemudian menyisir rambutku dengan kelima jariku ketika beberapa helai rambutku mulai menutupi mataku lalu aku menyandarkan tubuhku disandaran sofa.

“Kau tidak pandai berbohong Claire… Ayahmu benar-benar senang kita mendengar kau bertunangan, mengingat kau tidak pernah tertarik dengan seorang pria mana pun.”
Dengan cepat aku langsung mengerutkan dahiku kemudian menoleh menatapi ibuku, “Mom pikir aku gila? Pasti aku tertarik dengan seseorang pria, hanya saja aku belum siap untuk melakukannya.”

“Oh ayolah, sayang… Bagaimana Dalvin? Apa dia adalah pria yang baik? Aku sempat menontonmu di Tv saat kalian sedang berlibur di Paris.”
Aku menelan ludahku, dengan susah payah aku menahan amarahku ketika lagi-lagi nama Dalvin disebut. Aku hanya ingin melupakannya ketimbang memikirkannya yang tidak memikirkanku.

“Aku tidak tahu dan tolong jangan bahas dia lagi dihadapanku, karena aku dan dia tidak memiliki hubungan sama sekali. Dia akan menikah dengan seorang wanita berambut brunette dan itu bukan aku.” Kataku cepat kemudian memejamkan mataku, mencoba menahan air mataku yang akan mengalir kembali. Jujur saja aku belum bisa melupakan wajah wanita itu ketika sedang dipeluk oleh Dalvin, rasanya mereka seperti saling mencintai dan dengan bodohnya aku percaya bahwa Dalvin juga mencintaiku.

“Kalian bertengkar?” Tanyanya.

Oh ayolah, ini hal yang cukup rumit untuk diceritakan.

“Mom, jangan lagi ku mohon… Dia tidak cukup baik untukku.” Kataku.

“Apa yang tidak cukup baik untukmu? Dia seorang pria yang tampan, berpendidikan dan dia juga mampu memenuhi hidupmu dengan sangat berkecukupan.”

Aku membenarkan itu. Tapi bagaimana dengan cinta? Apa dia bisa memberikannya untukku dengan tulus? Bahkan yang dipikirannya sekarang adalah Emily Jonhson sang mantan tunangannya.

“Tolong jangan bahas ini lagi. Saat natal nanti, biarkan aku pergi dari New York.” Kataku, aku sudah memutuskan sejak awal. Dengan aku tinggal di New York, maka aku tidak akan bisa melupakannya.

Mendengar penuturanku, ibuku dan Hailey langsung melotot, seakan tidak percaya dengan keputusanku yang mendadak.

“Kau akan meninggalkanku sendirian disini?” Tanya Hailey.

“Aku sudah memutuskannya sejak awal.”

“Bagaimana dengan kuliahmu? Sebentar lagi kau wisuda. Sebulan lagi.” Tanya  ibuku dengan tiba-tiba.

“Aku akan kembali dua hari sebelum wisuda dan aku ingin pergi ke Negara lain.” Kataku cepat.

Lagi-lagi ucapanku menarik perhatian mereka berdua. “Negara lain? Kau gila?” Tanya Hailey.

“Hails, ini sudah keputusanku… Aku tidak ingin tinggal disini. ”

“Lalu kau akan tinggal dimana?”

______

Hayooo, dimana?
Please, komentarnya yaa..

I'm Yours Mr.NelsonWhere stories live. Discover now