10

15.5K 826 16
                                    

Zidane berjalan-jalan tak jauh dari penginapnnya setelah dia selesai mandi. Berjalan dengan buku di tangannya, buku yang Angel berikan.

"Zidane!"

Suara ini. Suaranya tidak asing, cewek bawel yang suka ditemuinya di manapun dia pergi. Bahkan di Paris pun dia masih bisa bertemu dengan gadis itu? Yang benar saja!

Zidane membalikkan tubuhnya, melirik ke arah Angel yang terus melambaikan tangan ke arahnya.

Zidane membalikkan tubuhnya, melirik ke arah Angel yang terus melambaikan tangan ke arahnya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Gila ga nyangka gue ketemu lo di sini. Ternyata lo ijin kesini ya, ngapain lo? Bolos?" ujar gadis itu setelah langkah kaki mereka sama.

Yakali gue bolos sampai sejauh ini, dikira gue sultan apa gimana ya, batin Zidane.

Zidane menggeleng. "Ada urusan."

"Urusan apa? Kok jauh banget sama di Paris? Oh iya lo nginap di mana? Siapa tau kita nginapnya di tempat yang ga jauh-jauh banget, jadi gue bisa kunjungi lo."

"Nanya satu aja."

"Oke. Lo ada urusan apa sampai jauh banget ke Paris gini?"

"Lo ngapain?"

"Gue kan duluan nanya. Masa lo tanya balik gitu, ga asik ah."

"Jawab aja."

"Gue di sini ada lomba. Nah giliran lo,
lo kenapa ada di sini?"

"Sama."

Angel mencoba untuk berpikiran terbuka. Lomba kan ada banyak. Bisa saja dia diutus sekolah untuk mengikuti lomba di mata pelajaran tertentu. Tidak mungkin lomba yang berkaitan dengan musik kan?

"Lomba apa?" Tanya Angel memastikan.

"Ada lah. Main piano pokoknya."

Mata Angel membulat dengan sempurnanya. "Jangan bilang lo main piano untuk jadi pengirinya gue?!"


9 kata yang keluar dari mulut Angel membuatnya menatap lawan bicaranya tidak percaya. Seharusnya sebelum menyetujui permintaan tantenya, dia bertanya dulu siapa yang akan dia iringi. Tapi, sekarang pun sudah terlambat.

"Oh."

Angel berdecak. "Lo kaya ga punya ketertarikan untuk ngomong gitu ya kayanya."

"Ya, makanya jangan ngajak ngomong."

"Suka-suka gue lah, mulut juga mulutnya gue."

My Coldest BoyOù les histoires vivent. Découvrez maintenant