part 31 : Pertemuan

4.6K 244 2
                                    

Cassei membuka matanya perlahan saat sinar matahari mulai masuk ke kamarnya dan samar-samar ia melihat seorang pelayan yang sedang membuka tirai jendela kamarnya. Ia bangun, lalu menguap dan mengosok-gosok matanya. ‘’Selamat pagi , Cissy!’’

‘’Pagi, Milly!’’

‘’Semalam Anda tidur nyenyak sekali dan aku tidak tega membangunkan Anda untuk makan malam. Tuan William dan tuan Vladimir menyuruhku untuk tidak membangunkan Anda’’.

Cassei baru saja ingat semalam ia tidak mengikuti acara makan malam keluarga. Setelah selesai pesta kebun , ia langsung pergi ke kamarnya untuk beristirahat dan tertidur pulas.‘’Sarapan pagi telah disiapkan. Mereka menunggu Anda untuk makan bersama’’.

‘’Baik. Aku akan berganti pakaian dulu’’. Cassei melangkah dari tempat tidurnya menuju kamar mandi, setelah dirinya  berpakaian rapi, ia kemudian pergi menuju ruang makan. Di sana bibinya Nicoleta dan Angela sudah duduk di meja makan, lalu sudut matanya menangkap seorang gadis remaja duduk di samping Angela. Ini pertama kalinya, ia melihat gadis itu. ‘’Pagi!’’

‘’Pagi, Cissy!’’kata Nicoleta dan Angela.

Cassei duduk di samping Nicoleta dan berharap mereka mau memperkenalkan dirinya dengan gadis asing itu. Gadis itu tersenyum kepadanya. ‘’Ini adikku Karin’’kata Angela. ‘’Dia baru saja tiba kemarin malam. Pasti kau belum pernah bertemu dengannya, kan? Selama ini Karin tinggal bersama kakek dan nenekku di Denmark. Dia sekolah di sana’’jelas Angela.

‘’Halo Cissy!’’katanya.

‘’Halo Karin! Aku senang akhirnya kita dapat bertemu’’.

‘’Aku juga’’. Karin tersenyum lagi.

‘’Di mana Kakek?’’tanya Cassei saat ia tidak melihat kakeknya yang tidak juga kunjung datang untuk sarapan pagi.

‘’Ayah dan Vladimir sudah pergi pagi-pagi sekali’’jawab Nicoleta yang tangannya sibuk mengoleskan selai di roti panggangnya.

‘’Kemana mereka pergi?’’

‘’Mereka mengatakan akan menemui Anthony dan Victor di penjara’’.

‘’Seharusnya aku juga ikut dengan mereka’’.

‘’Aku tidak setuju kalau kamu ikut dengan mereka ke penjara. Untuk apa kau mau menemui orang yang sudah membunuh keluargamu? Itu tidak ada gunanya. Kau sangat beruntung masih bisa selamat dari pemebunuhan itu. Sebaiknya kita tunggu saja mereka di sini dan mendengarkan kabar kunjungan mereka’’ujar Nicoleta .

‘’Ya mungkin bibi benar’’. Cassei kemudian mengoleskan selai blueberry ke roti panggangnya yang sudah disediakan oleh Nicoleta.

♫♫♫♫

William dan Anthony saling menatap selama sejenak, sedangkan Vladimir duduk di samping William.  Pancaran kebencian terlihat sangat jelas di sorot mata Anthony terhadap William. ‘’Aku sungguh kecewa denganmu. Ketika mereka memberitahuku , kau yang membunuh anakku, aku tidak ingin mempercayainya’’kata William sedih.

‘’Kau pantas mendapatkannya’’ujar Anthony dingin.

‘’Apa ini karena ibumu?’’

‘’Benar’’.

William menghela napas panjang dan menatap geram kepadanya. Sejak dari tadi ia ingin sekali meninju wajah Anthony untuk membalas perbuatannya kepada keluarganya, mungkin pukulan di wajahnya tidak akan cukup untuk membalas kejahatannya selama ini . Satu-satunya cara yaitu dengan membunuhnya itu adalah balasan yang setimpal untuknya, tapi hati nuraninya  tidak mengizinkan hal itu. Ia lebih memilih untuk bersikap tenang di hadapannya. ‘’Ibumu telah berbohong kepadamu selama ini dan aku bukan penyebab penderitaan ibumu’’.

‘’Apa maksudmu?’’

William akhirnya menceritakan masa lalunya bersama dengan Xandra ibu Anthony sesingkat yang bisa. ‘’ Itulah cerita yang sebenarnya. Aku bukan ayahmu dan ayahmu yang sebenarnya tidak diketahui sampai sekarang’’.

‘’Ini tidak mungkin. Ibu tidak mungkin bohong kepadaku’’ujarAnthony dengan suara gemetar.’’Kau jangan berbohong kepadaku pria tua’’kata Anthony marah . Anthony mencengkeram kerah kemeja William dengan tatapan mengancam. Secara refleks Vladimir langsung  mencoba melepaskan cengkeraman tangan Anthony kepada kakeknya. ‘’Lepaskan!’’seru Vladimir galak. ‘’Apa yang dikatakan kakek semuanya benar. Kakek tidak bersalah dan kau telah salah membalas dendam. Kakek sudah bersikap baik kepada ibumu dan ibumulah yang tidak mau mengerti keadaan kakek waktu itu karena kakek tidak mencintai ibumu , tapi tetap saja ibumu memaksakan kehendaknya dan tidak mau menerima kenyataan kalau kakek mencintai wanita lain. Ibumu menyimpan dendam karena cintanya ditolak, lalu ia menanamkan kebencian itu kepada dirimu sehingga kau tega membunuh….’’

William mengangkat tangannya menyuruh Vladimir diam. ‘’Sudah cukup ,Vladimir!’’. Vladimir kembali duduk dan diam di kursinya .

‘’Semua sudah terjadi . Orang yang sudah kau bunuh yang menjadi sasaran balas dendammu sudah tidak dapat dihidupkan kembali dan aku sangat menyesal kalau orang yang melakukan itu adalah kamu. Orang kepercayaanku yang sudah aku anggap sebagai anakku sendiri’’.  Suasana di ruang pertemuan itu menjadi hening. Anthony mendudukkan kepalanya dan terdengar suara isak tangis darinya.

 Mata abu-abu tua William memandang sedih kepada Anthony. ‘’Aku harap, kau akan menyesali perbuatanmu’’katanya. ‘’Selamat tinggal!’’.

‘’Bawa aku pulang!’’serunya kepada Vladimir. Vladimir kemudian mendorong kursi roda menuju pintu keluar.  William kemudian menemui Victor yang sudah menunggunya di sisi lain ruangan. Vladimir masuk bersamanya. Victor mendongkakan kepalanya saat melihat kedatangan William dan Vladimir. Victor pun menangis dan meminta maaf kepadanya. Ia sangat menyesali perbuatannya karena telah terjerat dalam rencana licik Anthony untuk membunuh semua keluarga Winchester .

‘’Aku bersalah padamu, ayah. Aku bersalah padamu. Maafkan aku’’katanya sambil menangis. William memandang sedih kepada anak angkatnya.

‘’Aku tidak tahu kenapa kau bisa berubah menjadi orang yang kejam seperti ini. Aku juga tidak tahu apa yang sudah merasuki pikiranmu sampai berencana untuk membunuhku’’.

‘’Maafkan aku. Aku telah dibutakan oleh harta dan sekarang aku sangat menyesalinya. Ini semua karena Anthony kalau saja dia tidak meracuni pikiranku mungkin aku tidak akan mencoba membunuhmu. Aku sama sekali tidak tahu dia mempunyai dendam kepadamu dan bermaksud untuk menghancurkan keluarga kita kalau saja aku tahu, aku akan menolak rencananya ’’.

William menghela napas panjang. ‘’ Mulai sekarang kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu. Kau tenang saja. Istri dan anak-anakmu akan baik-baik saja’’.

‘’Tolong jaga mereka untukku!’’

‘’Kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu’’.

‘’Terima kasih’’. Victor menatap ayah angkatnya dengan penuh penyesalan setelah ia melihat pandangan terluka di wajah ayah angkatnya.

‘’Jaga dirimu baik-baik di penjara!’’. Setelah mengatakan itu,  William dan Vladimir meninggalkan Victor sendirian di ruangan itu.

Satu hari setelah kunjungan William dan Vladimir ke penjara menemui Anthony , Nicola mendapat kabar, Anthony telah bunuh diri di selnya  dan ia telah menulis surat bunuh diri yang isinya bahwa ia telah menyesali perbuatannya selama ini karena telah salah membalas dendam. William yang mendapat kabar itu merasa menyesalkan perbuatan Anthony  melakukan bunuh diri. Cassei mengusap lembut tangan  William dengan memasang wajah prihatin atas kematian Anthony. William mencoba tersenyum kepada Cassei , lalu mendesah pasrah. ‘’Sepertinya Anthony tidak ingin menjalani hukuman dan lebih memilih untuk mati’’ucap William.

‘’Meski ini berat untukku. Aku sudah memaafkannya’’kata Cassei.

‘’Aku juga’’.

Cassei kemudian mendorong kursi roda William masuk ke dalam rumah. Musim panas pun segera berlalu membawa semua masalah yang terjadi kepada dirinya dan juga keluarganya.

The Secret of the Cassei RothchildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang