Part 8 Ivander Jeffreys

5.8K 261 8
                                    

William duduk termangu di kursi malasnya yang menghadap kesebuah halaman belakang rumah putranya. Diluar semakin gelap dan juga dingin, suasana begitu sunyi hanya terdengar desiran suara pohon tertiup angin kencang. Tanpa ia duga teringat kembali pada pasangan suami istri Rothchild. Mereka berdua bukanlah tamu yang mencolok di pesta itu, tapi pertemuannya dengan mereka membuat William merasa tertarik dan merasa ada sesuatu tentang mereka yang tidak bisa ia jelaskan.

            Suara ketukan di pintu mengejutkannya. Seorang pelayan membawakan air putih dan menyimpannya di sebuah meja yang terletak ditengah-tengah kamar. Pelayan itu memberi hormat dan mengucapkan selamat malam ketika akan meninggalkan kamarnya. William tersenyum ramah. Pintu tertutup dan kamar kembali hening. Rasa haus yang menjalari tenggorokannya membuatnya meminum air putih banyak-banyak yang dibawakan pelayan tadi. William merasa segar kembali setelah meminumnya. Ia pun pergi ketempat tidur dan berharap ia akan bermimpi indah bertemu dengan cucunya di dalam mimpi.

Sementara itu Di desa Bibury, Cassei dan Milly baru selesai menonton film yang disewa oleh Milly sewaktu pergi membeli keperluan dapur. Pop corn terlihat berceceran di ruang keluarga yang hangat. Cassei masih bermalas-malasan di sofa yang empuk dan Milly sudah menyuruhnya untuk pergi ke kamarnya.’’Biarkan aku disini sebentar lagi!’’

‘’Tapi Cissy ini sudah larut malam’’.

‘’Aku tahu. Besok kan hari libur’’.

‘’Kamu harus istirahat sekarang. Cuaca akhir-akhir ini semakin buruk kau harus menjaga kesehatanmu’’. Dengan enggan Cassei akhirnya menuruti perintah Milly .Sebelum pergi ke kamar ia mengedarkan pandanganya kesekitar ruang keluarga.’’Sepi sekali’’.

‘’Hah...’’

‘’Rumah ini terasa sepi sekali tanpa kehadiran ayah dan ibu’’.

Milly kemudian memeluk Cassei.’’Kau pasti merindukan mereka , bukan?’’. Cassei hanya mengangguk pelan.’’Besok mereka akan kembali dan membawakan banyak oleh-oleh untukmu’’. Cassei tersenyum.

’’Milly, kamu baik sekali. Terima kasih’’. Cassei menaiki tangga , lalu terdengar suara dentuman pintu kamar tertutup.

            Suara cicit burung di pagi hari membangunkan Cassei dengan mata yang masih mengantuk ia meninggalkan tempat tidurnya dan segera membasuh wajahnya dengan air hangat. Dari arah dapur telah tercium aroma harum masakan yang dibuat oleh Milly. Hidung mungilnya mengendus-endus dan perutnya mulai merasa lapar.Milly tersenyum ketika Cassei sudah berada di dapur. Di meja makan telah terhidang sup krim ayam yang sangat harum dan beberapa potong roti yang masih panas karena Milly baru saja mengeluarkannya dari oven.’’Pagi Cissy!’’

‘’Pagi!’’

‘’Makanlah! selagi semuanya masih panas’’

Cassei segera melahap semangkuk sup krim ayam sampai habis.’’Kau tahu Milly, sup buatanmu ini sangat enak bahkan lebih enak dari buatan ibuku’’.

‘’Benarkah? ‘’tanyanya sambil tersenyum manis pada Cassei.

‘’Benar. Kapan-kapan buatkan aku lagi sepertinya aku sudah sangat kecanduan dengan sup buatanmu ini’’.

‘’Kamu jangan terlalu berlebihan seperti itu. Jadi, apa yang akan kamu lakukan sekarang?’’

‘’Aku akan menggembalakan beberapa ekor domba tuan Andrews bersama Emily’’.

‘’Di cuaca dingin seperti ini?’’

‘’Benar. Aku sudah berjanji akan membantu tuan Andrews karena ia sedang sakit demam. Tidak ada orang yang menggembalakan dombanya’’.

The Secret of the Cassei RothchildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang