Chapter 20

11.2K 1.8K 1.1K
                                    

Ada yang aneh dengan Min Yoongi akhir-akhir ini.

Selama tiga hari Seungwan bertemu di sekolah dan datang ke apartemen Min Yoongi, lelaki itu lebih banyak diam dibandingkan hari sebelum-sebelumnya. Memang sejak awal lelaki itu berbicara jika ada perlunya saja, tapi akhir-akhir ini bahkan lebih parah. Termasuk hari ini.

Seungwan tengah mencuci piring-piring dan gelas kotor yang mereka berdua gunakan setelah makan malam saat Min Yoongi memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya dan tidak keluar semenjak tiga puluh menit yang lalu, hal sama yang laki-laki itu lakukan selama tiga hari ini.

Ingin sekali rasanya Seungwan bertanya apa yang terjadi dengan lelaki itu, tapi dia sama sekali tidak berani. Seungwan mencoba meyakinkan dirinya untuk tak peduli dan lebih memilih untuk melanjutkan kewajibannya setelah selesai mencuci piring, yaitu mengambil vacuum cleaner dan membersihkan seluru penjuru apartemen mewah Min Yoongi.

Saat langkah Seungwan mencapai ruang TV, Yoongi keluar dari kamarnya, menatap sosok Seungwan yang tengah menyeka keringatnya. Dia berjalan menujur dapur dan mengambil segelas air putih dingin sebelum menghampiri Seungwan.

"Seungwan."

Seungwan menoleh, "Iya, kak?"

"Capek?" tanya Yoongi ketika lelaki itu sudah tiba tepat di hadapannya, "Kalau capek gak usah diterusin. Nih."

"Enggak pa-pa, kak. Bentar lagi juga selesai. Makasih ya, kak." Seungwan tersenyum kecil dan mengambil air putih dari tangan Yoongi sebelum meminumnya, menyadari bahwa lelaki itu masih menatapnya seakan-akan memiliki sesuatu untuk dikatakan, "Kak Yoongi... mau ngomong sesuatu sama saya?"

Yoongi hanya diam, dahinya mengernyit. Seungwan bahkan tidak paham mengapa Min Yoongi hanya diam seakan-akan tengah mencoba mencari jawaban dari mata bulat Seungwan yang lembut.

"Kak?"

Yoongi tersadar, "Hm?"

"Kak Yoongi sakit?" Yoongi dapat melihat sinar khawatir Seungwan di mata gadis itu, "Saya ambilin obat, ya?"

Yoongi mendengus, ada jejak senyum samar di wajahnya, "Nggak, nggak usah. Lo lanjut bersihinnya. Minumnya udah?"

"Udah, kak," Seungwan menyerahkan gelas yang telah kosong itu kepada Yoongi. Jemari mereka tanpa sengaja bersentuhan saat Yoongi mengambilnya. Seungwan sedikit tersentak, merasakan seperti ada sengatan listrik yang teralir ke tubuhnya, membuat jantungnya lagi-lagi berdegup kencang hanya karena hal kecil seperti ini.

Yoongi berbalik menuju ke arah dapur, membuat Seungwan kembali melanjutkan tugasnya menggunakan vacuum cleaner. Tapi dia tidak sadar, bahwa Yoongi kembali lagi masuk ke dalam ruang TV, memperhatikan punggungnya dari belakang dengan penuh arti.

Lalu tiba-tiba dan tanpa diduga, Yoongi berjalan mendekat, ia memeluk tubuh Seungwan dari belakang, mendekapnya erat. Tubuh Seungwan membeku begitu merasakan deru napas Min Yoongi yang berhembus di tengkuknya. Hidung lelaki itu berada di leher Seungwan, seakan tengah menghirup aroma gadis itu yang terasa memabukkan.

"Seungwan," bisik Yoongi dengan suara rendahnya, "Jangan buat gua jatuh makin dalam sama lo." desisnya, penuh dengan nada ironi dan frustasi yang tersimpan.

Seungwan termangu, mendengar penuturan putus asa Min Yoongi. Dia gugup setengah mati, berada dalam posisi sedekat ini dengan lelaki yang selalu membuat jantungnya berdentam-dentam sangat liar. Tapi rasanya sangat nyaman, hingga dengan berani ia mengangkat tangannya dan mengelus tangan Yoongi yang mengurung seluruh tubuhnya dari belakang.

Pelukan Yoongi makin erat begitu kini ia merasakan halus nan lembut dua tangan mungil Seungwan yang berada di tangannya, mengelusnya pelan. Diam-diam Seungwan tersenyum kecil merasakan pergerakan kepala Yoongi yang mencari tempat nyaman untuk disenderkan di bahunya.

ADORING SEUNGWAN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang