Kenyataan

17K 775 24
                                    

Seseorang pernah berkata kepadanya, jika Rumah Tangga tanpa dipondasikan dengan hal yang bernamakan cinta maka akan cepat rapuh dan mudah rusak, seperti sebuah balok kayu yang sudah kropos dan hanya menunggu waktu sampai batang tersebut benar-benar runtuh.

Jelas Sasuke tidak percaya akan hal itu. Selama 7 tahun pernikahannya dengan seorang pria bernama Uzumaki Naruto rumah tangganya masihlah utuh, dengan kehadiran seorang putra yang kini berusia 6 tahun bernama Menma memberikan warna tersendiri bagi keluarga kecilnya.

Menurutnya cinta akan datang dengan seiringnya waktu dan kepercayaan adalah kunci yang ia pegang teguh selama ini, bahwasanya semua akan baik-baik saja walaupun tanpa cinta didalamnya, karena ia dan suaminya akan selalu menjaga keutuhan rumah tangga mereka demi sang buah hati. Setidaknya itulah yang dia yakini hingga saat ini.

____X____X_____

CLEKK

Suara derit pintu yang dibuka memecahkan keheningan kala itu diruangan yang sepi. Anomali yang terjadi di ruangan tersebut membuat sang pelaku utama pembuka pintu tersirat keheranan. Heran akan suasana yang tidak biasanya. Tak ada sambutan ceria dari sang anak yang tiap kali menunggu kepulangannya.

"Tadaima..."

Kosong. Hanya itu yang dia tangkapnya. Tapi tidak saat seseorang muncul dari balik dapur yang terhubung dengan ruang makan. Seorang pria bersurai hitam kebiruan dengan postur tubuh yang tinggi dan sedikit ramping, berkulit putih susu dengan mata Onyx yang begitu tajam namun tersimpan kelembutan didalamnya.

"Okaeri..."

"Sasuke ? dimana Menma,tidak biasanya dia tidak ada saat aku pulang ?"

"Menma sudah tidur." Jawabnya halus.

Berjalan pelan menghampiri suaminya dia mengambil tas dan jas yang senantiasa melekat pada seseorang yang bekerja di perkantoran.

" Kurasa Menma kelelahan setelah seharian latihan menyayi di kelasnya."

"Latihan menyanyi ?"

"Hn. Besok akan ada kunjungan orang tua disekolahnya. Dan kelas Menma akan menampilkan paduan suara dihadapan orangtua murid nanti."

"Oh.."

"Kau bisa datang kan ?"

"Tentu saja, aku akan meninggalkan kantor sebentar besok."

"Hn, dia sangat ingin kau melihat penampilannya."

.

.

.

.

.

Hiruk-piruk keramaian begitu kentara didalam ruangan yang berinterior khas taman kanak-kanak itu, pita warna-warni disertai balon yang berbeda bentuk begitu pas dipasang sesuai dengan acara yang akan digelar saat ini. Suara berisik para orang tua yang memberikan dukungan kepada anak-anaknya begitu mendominasi. Tak terkecuali Sasuke dan Naruto yang juga hadir untuk memberi semangat kepada anak tercinta sebelum dia naik panggung untuk bernyayi.

"Papa !! Tou-san !"

"Yo Menma ! Tou-san sudah datang, jadi berikan Tou-san penampilan terbaik mu, oke."

"Ha'i, Menma akan berjuang."

"Kalau begitu Papa dan Tou-san akan kembali ke tempat duduk, Ganbatte ne." Ucap Sasuke lembut sambil mengelus rambut putranya.

"Siap Papa !"

Para tamu undangan beserta para wali murid pun berbondong-bondong kembali ketempat duduk mereka masing-masing. Sasuke cukup senang dengan diselegarakan acara ini, karena selain dirinya dapat melihat aksi jagoan kecilnya, hubungannya dengan Naruto pun menjadi lebih dekat. Tak peduli beberapa pasang mata yang melihat aneh kearah nya dan Naruto , Sasuke tetap tenang dan diam menikmati. Wajar saja mungkin, dua orang pria dewasa yang dipanggil Papa dan Tou-san oleh seorang anak kecil dalam waktu yang bersamaan memang terlihat sedikit aneh. Tapi biarkanlah yang terpenting dia dan keluarganya cukup bahagia dengan keadaan ini.

PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang