BOOL - Chapter 3

702 12 0
                                    

SHINWOO POV

15menit sudah aku menunggu Minyoung, LOTTE WORD ini semain banyak pengunjungnya. Ddrrrrrrrrrrrtt… hp ku bergetar, “ah Amell Lee” desahku

“Yeoboseo” ucapku

“oppa, oppa dimana? Oppa tidak lupakan hari ini oppa harus..

Tiba-tiba perutku bagian atas dan tenggorokanku terasa sakit

“darah” desahku

***

*aku mohon jangan datang sekarang…*ucapku melihat darah segar keluar dari mulutku

“oppa, oppa… oppa Gwenchanayo…?” ucap Amell Lee cemas mendengarku batuk dan mengucap kata darah.

Aku pun langsung mematikan telpon dan membersihkan darah dari tangan dan mulutku. Aku kembali menunggu Minyoung, “hmm…mungkin dia terjebak macet” dugaku. “Minyoung… ah aku jadi teringat…

***

FLASHBACK. . .

Saat aku memarahinya karena dia mau menandatangani kontrak Video Clip yang dimana dia harus beradegan berciuman dengan seorang namja, tentu saja aku tidak setuju. Yang sangat membuatku ingin tertawa, ketika melihat ekspresi wajahnya yang seperti anak kecil yang hanya diam dan tertunduk sambil berkata “ne, ne, arraseo oppa mianhe” dengan nada manja.

Tapi, beberapa hari setelah itu aku yang membuatnya marah dan dia tidak ingin berbicara padaku selama 3hari. “Ah… rasanya aku tidak bersemangat hidup melihatnya sepeti itu”. dia marah padaku karna tanpa sepengetahuannya aku membintangi suatu short film dan di film itu aku harus mencium seorang yeoja.

Aku berusaha dengan berbagai cara, tapi bagaimana? telpon dan pesanku satu pun tidak ada yang di balasnya. Bahkan saat aku kedormnya dia tidak mau menemuiku, untuk membukakan pintu kamarnya pun sepertinya tidak mungkin. “Ah… kalau begini jadinya aku tidak ingin membuatnya marah lagi padaku karna ini sangat menyakitkan”.

Dihari ke-3…aku sangat ingat malam itu tepatnya jam 9… awan mendung menyelimuti seoul, ku kirim pesan buatnya *aku menunggumu di depan dorm* dan sudah bisa kutebak pasti tidak akan dibalasnya. “Aissh…! sudah jam 11, tapi hujan belum juga turun padahal kaki ku sudah sakit berdiri”.

Tidak lama air pun menetes dari langit semakin cepat dan deras, aku pun hanya tersenyum. Ku dengar hentakkan kaki, ”pasti Minyoung”, CLEK! Suara pintu. Minyoung lansung berdiri dihadapanku dan menarik tanganku kearahnya, hah! Wajah kami sangat dekat, matanya memandangku menggoda. Aku hanya tersenyum memandangi wajahnya yang tepat dihadapanku, rasanya ingin sekali aku mencium bibirnya yang mungil itu.

Tapi… Minyoung memalingkan wajahnya dan berjalan masuk kedalam dorm, aku mengikutinya dari belakang sampai kedalam kamarnya. Minyoung berhenti tepat didepan kasurnya, aku menutup rapat pintu kamarnya dan mendekatinya. “Minyoung…” ucapku sambil memegang pundaknya, dia menepisnya dan duduk di kasur, aku pun duduk disebelahnya.

“Minyoung, dengar penjelasanku dulu” ucapku. “ apa short film itu kurang jelas oppa?” tanyanya. “kamu salah paham, itu bukan aku. Adegan ciuman itu bukan aku tapi pemeran pengganti. Aku tidak mungkin mencium yeoja itu, asal kamu tahu ciuman pertamaku adalah denganmu difilm kita.” Ucapku sambil menatapnya.

“Jeongmal oppa? Apa aku sudah merebut ciuman pertamamu?” tanyanya lagi dan membalas tatapan mataku. “ehm…” ucapku disertai anggukan kepalaku dan aku mulai mendekatkan wajahku kewajahnya, Minyoung hanya diam seperti menantiku. Aku mencium lembut bibirnya…

Malam itu sangat dingin, hujan masih deras diluar sana, dan Minyoung yang tertidur di pelukanku berkata…

“oppa, jangan lepaskan pelukanmu, malam ini terasa sangat dinginan”

Bracelet of Our LoveWhere stories live. Discover now