AKU TAHU KAU MENCINTAINYA

119 0 0
                                    

Jakarta, Mei 2014, minggu ke-2

Hari senin sesuai yang dijanjikan Lintang, ia bertemu dengan Daniel di sebuah kedai kopi franchise skala internasional yang ada di salah satu mall di kawasan Pondok Indah. Daniel meminta Lintang menemuinya di sana setelah ia bertemu dengan klien-nya di tempat yang sama. Lintang mengenakan summer dress tanpa lengan dengan rambut yang dikuncir kuda dan flat shoes. Daniel mengerutkan keningnya melihat Lintang yang tidak berusaha menutupi kehamilannya untuk pertama kali, berjalan ke arahnya.

"Jika kau berpikir aku hamil, ya aku memang sedang hamil. 17 minggu." Kata Lintang dengan gaya kasual kemudian menarik kursi di hadapan Daniel untuk duduk. Daniel tidak sanggup mengatakan apa-apa ketika mendengarnya.

Lintang tersenyum santai melihat reaksi Daniel, "Sepertinya kau lebih tertarik mendengar tentang aku daripada membicarakan song book."

"I think you're single," akhirnya Daniel bersuara.

"Yes, I am." Ujar Lintang, tegas. "I choose to be single mother."

"Ayahnya?"

"Jika kau berpikir Banyu adalah ayahnya hanya karena aku sering bersamanya, kau salah besar. Dia bukan ayahnya. Anakku tidak punya ayah." Daniel menunggu penjelasan selanjutnya, maka Lintang meneruskan, "Aku rasa hal ini sudah biasa di Barat. Benar kan? Seorang wanita memilih untuk inseminasi buatan atau hamil dengan bayi tabung. Sperma di dapat dari bank sperma."

Daniel molongo, "Jadi kau?"

"Ya, aku mendapatkannya melalui inseminasi buatan." Lintang menegaskan. "Aku memilih menjadi single mother."

"Mengapa?"

Lintang mengangkat kedua bahunya, "Aku hanya ingin."

Daniel mengerti Lintang tidak akan menjelaskanna lebih lanjut, maka ia memilih menerima penjelasan itu dan berusaha tidak memikirkan apa-ap kecuali song book saat ini. Tetapi sekeras apa pun Daniel mencoba menghindar, suara-suara di pikirannya tetap berdebat saat ini. Mengapa Lintang memutuskan memberitahu tentang kehamilannya? Mengapa sekarang? Apakah dia menyadari Daniel menyukainya? Apakah dia jujur karena ingin membuat Daniel menjauh darinya? Alhasil, dia tidak bisa fokus dengan kalimat-kalimat dalam draft yang dibacakan Lintang. Ia menyeruput kopinya lalu memandang Lintang, minum lagi, memandang Lintang lagi sembari memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu.

Lintang meletakkan kertas draft-nya dengan kasar ke meja, sepertinya menyadari Daniel tidak sepenuhnya fokus. "Aku memberitahumu bukan supaya kau kasihan kepadaku karena memintaku tetap bekerja dalam keadaan hamil. Aku hanya tidak tahan bersembunyi lagi, toh perutku juga sudah terlihat menggembung. Aku tidak peduli dengan pendapat orang tentang kehamilanku."

Daniel menelan ludah mendengarkan ledakan Lintang. Ia meminum kopinya lalu lalu menghela napas sambil memikirkan kata-kata yang tepat.

"Aku juga tidak peduli, kau hamil atau tidak," kata Daniel akhirnya. "Single mom by choice, bukan hal tabu bagiku. Kau tidak harus membuatku mengerti tentang hal itu."

Lintang menghembuskan napas lega, "Thank you,"

"Aku tidak bisa fokus karena aku terlalu terkejut, kau tiba-tiba muncul seperti ini lalu mengaku." Daniel tertawa. Mau tak mau Lintang ikut tertawa.

Menerima Lintang apa adanya Lintang saat ini adalah yang dipikirkan oleh Daniel. Telanjur menyukai perempuan ini membuat Daniel mampu melakukan apa saja. Sesuatu yang tidak pernah dilakukannya pada perempuan lain yang pernah dekat dengannya sebelum Lintang.

"Kau perlu aku membacakannya lagi?" tanya Lintang.

"Yes, please," Daniel menyetujui. "Maafkan aku,"

Our TwistWhere stories live. Discover now