Anaya mengambil gitar itu seraya memainkannya. Satu persatu senar ia petik dan menghasilkan sebuah nada yang indah. Anaya pun mulai mengeluarkan suara indahnya dengan penuh penghayatan dan Zidan mulai ikut bernyanyi mengikuti irama gitar yang dipetik oleh Anaya. Mereka bernyanyi bersamanya.
All I knew this morning when I woke
Is I know something now, know something now I didn't before
And all I've seen since eighteen hours ago
Is green eyes and freckles and your smile
In the back of my mind making me feel like
I just wanna know you better, know you better, know you better now
I just wanna know you better, know you better, know you better now
I just wanna know you better, know you better, know you better now
I just wanna know you, know you, know you
'Cause all I know is we said, "Hello"
And your eyes look like coming home
All I know is a simple name
Everything has changed
All I know is you held the door
You'll be mine and I'll be yours
All I know since yesterday is everything has changed
------------------
Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 pagi, Anaya berniat untuk tidur kembali. Tapi Zidan menahannya. Ia mengajak adiknya untuk sholat tahajud terlebih dahulu. Pasalnya adiknya ini sering sekali bangun pada pukul 03.00 dini hari, tapi selepas itu, ia tidur kembali. Ia tidak menyadari bahwa itu merupakan sebuah kode dari Allah untuk dia agar melaksanakan sholat tahajud.
" Sholat tahajud dulu bareng gua" Pinta Zidan seraya memegang lengan adiknya itu yang hendak pergi kembali kekamarnya untuk melanjutkan tidur.
" Ngantuk ka elah," Anaya mengelak.
" wudhu dulu cepet!," pinta Zidan tak terbantahkan.
Dengan perasaan setengah hati, Anaya pun dengan terpaksa menuruti kemauan kakaknya itu. Anaya pun segera mengambil wudhu sementara Zidan pergi ke kemar Anaya untuk mengambilkan mukena milik adiknya itu.
Selang beberapa menit, keduanya pun selesai mekasanakan sholat tahajud. Anaya merasakan hatinya sedikit lebih tenang dari biasanya. Sebelum beranjak , ia pun mengangkat kedua tangannya seraya memohon ampun karena akhir-akhir ini hubungannya dengan sang pencipta sangat begitu jauh.
" Gua balik kekamar ya , Bang," kata Anaya seraya bangun dari duduknya.
" Subuhnya hati-hati kelewat."
" iya, Bang."
Anaya merebahkan tubuhnya dikasur kesayangnnya itu. matanya fokus menatap langit-langit kamarnya. Niatnya untuk tidur kembali ternyata tidak ia lakukan. Pikirannya sibuk memikrkan hal-hal yang sepatutnya tidak dipikirkan. Sampai ketika ada sebuah suara dering yang berasal dari gawai miliknya itu, berhasil memecahkan fokusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diam (REVISI)
Spiritual[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Di tunda agar disempurnakan Di jauhkan agar sama-sama saling memantaskan. Ditulis sejak 2017