BAGIAN 5

7.3K 329 11
                                    

Anaya mengambil gitar itu seraya memainkannya. Satu persatu senar ia petik dan menghasilkan sebuah nada yang indah. Anaya pun mulai mengeluarkan suara indahnya dengan penuh penghayatan dan Zidan mulai ikut bernyanyi mengikuti irama gitar yang dipetik oleh Anaya. Mereka bernyanyi bersamanya.

All I knew this morning when I woke

Is I know something now, know something now I didn't before

And all I've seen since eighteen hours ago

Is green eyes and freckles and your smile

In the back of my mind making me feel like

I just wanna know you better, know you better, know you better now

I just wanna know you better, know you better, know you better now

I just wanna know you better, know you better, know you better now

I just wanna know you, know you, know you

'Cause all I know is we said, "Hello"

And your eyes look like coming home

All I know is a simple name

Everything has changed

All I know is you held the door

You'll be mine and I'll be yours

All I know since yesterday is everything has changed

------------------

Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 pagi, Anaya berniat untuk tidur kembali. Tapi Zidan menahannya. Ia mengajak adiknya untuk sholat tahajud terlebih dahulu. Pasalnya adiknya ini sering sekali bangun pada pukul 03.00 dini hari, tapi selepas itu, ia tidur kembali. Ia tidak menyadari bahwa itu merupakan sebuah kode dari Allah untuk dia agar melaksanakan sholat tahajud.

" Sholat tahajud dulu bareng gua" Pinta Zidan seraya memegang lengan adiknya itu yang hendak pergi kembali kekamarnya untuk melanjutkan tidur.

" Ngantuk ka elah," Anaya mengelak.

" wudhu dulu cepet!," pinta Zidan tak terbantahkan.

Dengan perasaan setengah hati, Anaya pun dengan terpaksa menuruti kemauan kakaknya itu. Anaya pun segera mengambil wudhu sementara Zidan pergi ke kemar Anaya untuk mengambilkan mukena milik adiknya itu.

Selang beberapa menit, keduanya pun selesai mekasanakan sholat tahajud. Anaya merasakan hatinya sedikit lebih tenang dari biasanya. Sebelum beranjak , ia pun mengangkat kedua tangannya seraya memohon ampun karena akhir-akhir ini hubungannya dengan sang pencipta sangat begitu jauh.

" Gua balik kekamar ya , Bang," kata Anaya seraya bangun dari duduknya.

" Subuhnya hati-hati kelewat."

" iya, Bang."

Anaya merebahkan tubuhnya dikasur kesayangnnya itu. matanya fokus menatap langit-langit kamarnya. Niatnya untuk tidur kembali ternyata tidak ia lakukan. Pikirannya sibuk memikrkan hal-hal yang sepatutnya tidak dipikirkan. Sampai ketika ada sebuah suara dering yang berasal dari gawai miliknya itu, berhasil memecahkan fokusnya.

Dalam Diam (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang