Prolog

59 2 1
                                        

"Hanya sulit untuk melupakan,  bukan berarti mempunyai keinginan untuk memiliki"

⚫⚫⚫

Terlambat!

      Adalah suatu hal yang paling menakutkan bagi  Anastasya Zakaria seorang gadis nerd, berjerawat,dan berkacamata.
Reputasinya sebagai sikutu buku akan turun drastis hari ini.
     "Ini semua gara-gara drama korea!" Begitulah runtuk nya dalam hati.
  Meskipun bukan sepenuhnya salah si drama korea bahkan memang bukan salah si drama korea, tetapi tetap saja Tasya tak henti menyalahkan nya,  ada saja alasan yang logis untuk menghakimi si drama.

  "Mamaaa!!  Aduh, mama kenapa gak bangunin Tasya sih ma?!" Gadis itu kini mencebikkan bibir nya, melihat mama dan kakak nya selesai sarapan.

  "Ya ampun Tasya!  Mama udah bangunin kamu dari tadi,eh kamunya malah ngigo panggil- panggil Park Hyun Sik"

  Gadis itu tak menjawab perkataan mama nya, ia hanya diam membenahi posisi kacamata nya.

  "Lo sih! Kebanyakan nonton Drama Korea!  Hidup lo jadi kebanyakan drama kan sekarang!" Sahut Aznan sang kakak.

   "Apaan sih lo Kak!" Oceh Tasya mendorong pelan bahu Aznan.

   "Dari pada lo ngomelin gue, lebih baik lo anterin gue dah sekarang" lanjut Tasya.

   Tanpa ba-bi-bu Aznan mengacir pergi meninggalkan Mama dan Adik nya.

   "Buruan!  Gue sibuk mau motret orang! " teriak Aznan yang telah berada dibalik pintu.

   "Yaudah ya Mam, Tasya berangkat dulu, da mama" pamitnya mencium tangan sang Mama.

   Tasya adalah tipikal gadis yang cerewet, tak heran jika sepanjang perjalanan menuju kesekolah ia memaki kakak nya untuk melajukan mobil yang dikendarai agar lebih cepat, dasar nya sang kakak orang nya patuh terhadap peraturan, Aznan memilih untuk tak menggubris perkataan sang adik.

   "Tuh kan dikunci gerbangnya, lo sih kak!  Dibilangin buruan malah lelet banget jalannya! " Maki Tasya pada kakak nya.

   "Enak aja! Kok lo nyalain gue!  Salah lo sendiri lah,  ngapain lo bangun siang banget!  Gue jitak juga lo! " Balas Aznan yang kini memilih masuk kembali kedalam mobil dan mengendarai mobilnya menjauh dari Tasya.

   "Tasya!" panggil seseorang dengan suara yang serak dan berat.

  "Kenapa kamu bisa telat! Kamu ini! Jangan mentang-mentang kamu murid rajin! Terus kamu bisa terlambat kayak gini!" omel orang yang berada dibalik gerbang tadi, beliau adalah Pak Yono guru Bahasa Indonesia sekaligus guru kesiswaan.

  "Maaf pak, tadi kakak saya lelet banget bawa mobilnya,  jadi ya gini deh saya telat" jawab Tasya sambil menundukkan kepalanya.

   "Alasan kamu receh banget!  Sekarang kamu ikut saya kehalaman"
Ucap pak Yono membukakan gerbang untuk Tasya.


⚫⚫⚫

  "Ini saya disuruh hormat ketiang bendera sampai kapan pak? " tanya Tasya yang sudah siap hormat ke tiang bendera.

   "Siapa bilang kamu hormat ketiang bendera?" Sangkal pak Yono.

SimpleWhere stories live. Discover now