Chapter 1. About Damian

9.3K 487 38
                                    

[Pict:Damian]

--------

*Damian POV*

Tok tok tok...

Pintu rumahku berbunyi di pagi hari, tanpa menjadi cenayang pun aku tau siapa itu.

"Selamat pagi Damian,"sapanya masih di depan pintu.

"Aku bingung kenapa setiap pagi kau selalu datang kesini, padahal di rumahmu kau pasti disediakan sarapan yang lebih mahal dan lezat,"cetusku sambil berpura-pura kesal, padahal aku senang jika dia datang, dengan begitu aku tidak sarapan sendirian.

"Tapi bagiku, makananmu tetap yang terlezat, Damian."

"Terserah kau saja, masuklah!"

"Apa yang kau masak pagi ini, Damian?"

"Pancake dengan sirup mapple, bila kau tak mau, aku bisa masakan kau french toast."

"Tidak usah, aku mau pancake saja."

"Oke, ngomong-ngomong aku baru saja diterima magang di perusahaan St.Corp dan mulai pagi ini aku akan bekerja."

"Damian, kenapa kau harus bekerja, huh? Kau kan masih kuliah, sudah kubilang aku akan membiayai kuliahmu, dan pindahlah ke rumah ku agar kau tidak usah repot-repot mencari uang untuk membayar kuliah dan apartemenmu."

"Karena aku tidak mau menyusahkanmu dan keluargamu lagi, Robert, sejak kecil kau dan keluargamu sudah membantuku sangat banyak dan aku sangat berterima kasih atas hal itu. Namun, aku sudah besar, aku ingin mandiri dan tidak mau menyusahkan orang lain lagi, jadi aku mohon biarkan aku mencoba."

"Huh, baiklah. Tapi, jika aku melihatmu sakit karena kelelahan kau harus mau tinggal di rumahku."

"Yeay, terima kasih Robert. Baiklah, sekarang mari kita sarapan."

-------

-At lobby of St.Corp-

"Permisi, dimanakah ruangan untuk tempat ganti pegawai magang disini?" tanyaku kepada salah satu resepsionis.

"Ah, kau pasti OB magang yang baru, silahkan ruang ganti anak magang berada di sebelah kiri pantry."

"Baiklah, terima kasih."

"Ya, sama-sama."

Aku segera pergi ke ruang ganti dan disana terlihat seorang laki-laki yang memakai baju OB.

"Permisi, dimanakah aku bisa mendapatkan seragam untuk OB, aku pegawai magang disini?" tanyaku kepadanya.

"Oh ya, ini dia seragammu dan kau ditugaskan untuk membersihkan ruangan tuan Steven di lantai 20, setelah itu kau hanya perlu melayani para karyawan jika mereka membutuhkanmu untuk membuatkan mereka minuman ataupun makanan," jawabnya serta menjelaskan tugasku.

"Baiklah, terima kasih."

"Ya, sama-sama."

Aku segera mengganti bajuku dengan seragam OB dan pergi ke ruangan tuan Steven untuk membersihkan ruangannya.

Aku sampai di lantai 20 dan melihat ada seseorang yang bisa kutebak itu adalah sekretarrisnya.

"Ah, kau pasti OB baru disini, silahkan bersihkan ruangan tuan Steven."

"Ah, baik, terima kasih."

"Ya."

Aku masuk kedalam ruangan itu dan betapa terkejutnya aku, ruangan itu sangat besar dan modern, lebih besar dari ruangan Robert yang pernah aku datangi.

Aku mulai membersihkan ruangan itu, mulai dari kertas yang berserakan di lantai hingga menyapu dan mengepel lantai. Aku juga membersihkan jendelanya yang langsung menghadap patung Liberty.

Saat aku sedang menatap keluar jendela, seseorang menegurku.

"Siapa kau? Apa yang kau lakukan di ruangan ku?" tanyanya.

"Ah, maaf, saya OB baru disini dan saya ditugaskan untuk membersihkan ruangan tuan Steven," jawabku, dan aku tau dia adalah tuan Steven karena dia bilang ini adalah ruangannya.

"Seharusnya aku sudah menyadarinya, dan apa yang masih kau lakukan hingga tidak segera keluar dari ruanganku, huh?!"

"M-maafkan saya tuan, saya akan keluar, permisi."

Aku langsung keluar begitu dia 'sedikit' membentakku, dan ada apa dengan dia?! Bagaimana bisa dia begitu tinggi dan besar seperti beruang, bahkan sepertinya dia lebih besar dan tinggi dari Robert.

--------

*Steven POV*

Baru saja, seorang laki-laki cantik nan manis berada di ruanganku, aku masih terbayang wajahnya yang terkejut saat aku menegurnya dan betapan lucu mukanya saat dia memperhatikan tubuhku yang berbeda jauh darinya.

Bagaimana bisa seseorang yang manis seperti dia melamar kerja menjadi OB, seharusnya dia melamar menjadi istriku saja dan menunggu kepulanganku di rumah.

Aku ingin bertemu lagi dengannya, akan kusuruh Vidya-asisten-ku memanggilnya dan membuatkan kopi untukku agar aku bisa melihat wajah manisnya.

"Vidya, suruh OB baru itu membuatkan kopi untukku dan bawakan kesini," perintahku.

"Baik tuan Steven."

Sekitar 5 menit, seseorang mengetuk pintu ruanganku, Aku yakin itu pasti bidadariku.

"Masuk," pintu terbuka dan masuklah dia, berjalan menuju mejaku.

"Tuan, ini kopi yang anda minta."

"Hmm," aku berpura-pura bertindak tidak peduli.

"Apakah ada lagi yang harus kulakukan tuan?"

"Ada, duduk!" perintahku. "Kenapa kau mau bekerja disini?" tanyaku.

"Saya adalah seorang mahasiswa, saya bekerja disini untuk membayar biaya kuliah saya dan memenuhi kebutuhan hidup saya," jawabnya.

"Kenapa kau yang memenuhi kebutuhan hidupmu? Kemana orangtuamu?" tanyaku sedikit penasaran dan kulihat dia sedikit tersentak.

"Ayah saya pergi meninggalkan saya dan ibu saya saat saya masih berumur 4 tahun sedangkan Ibu saya meninggal karena sakit saat saya berumur 9 tahun dan semenjak itu hidup saya dibantu oleh keluarga sahabat saya, namun sekarang saya sudah merasa cukup besar untuk hidup sendiri dan saya tidak mau menyusahkan keluarga sahabat saya lagi."

Aku tersentak karena tiba-tiba dia menangis, bukan wajahnya saja yg seperti perempuan namun perasaannya juga.

Aku langsung mendekatinya dan menenangkannya. Aku memberinya tisu untuk mengelap air matanya, dan beberapa menit kemudian dia sudah terlihat cukup tenang.

"M-maafkan saya t-tuan Steven," masih terdengar isakan kecil dari suaranya. Bodohnya aku, seharusnya aku tidak bertanya.

"Tidak apa-apa, maafkan aku juga karena aku sudah bertanya tentang hal yang membuatmu menangis."

"T-tidak apa-apa tuan Steven."

"Yasudah, kau boleh pulang jika kau mau dan tenang saja aku tidak akan memecatmu."

"Tidak, saya akan kembali bekerja tuan Steven, permisi."

Dengan begitu, dia keluar dari ruanganku.

Sial, kenapa makhluk rapuh seperti dirinya mendapat cobaan hidup yang berat sekali. Dengan begini, Aku tambah yakin ingin memperistrinya dan membuat suatu keluarga yang bisa membuatnya selalu tersenyum dan bahagia.

--------

Hai, jadi ini dia chapter pertamanya.
Maafkan daku jika ceritanya kurang bagus atau terdapat typo karena aku ngetiknya di hp.

Next or Stop?

--------

Thanks for my bestfriend coz giving me big support @psjinn_ @azhrasa

--------

-Tangerang, 10 Mei 2017-

My Beloved Boy [MXM]Where stories live. Discover now