"Saya tidak melawan, tapi saya melakukan pembelaan karena kami memang tidak terlibat!"

"Saya mendapat informasi dari rekan saya, bahwa kalianlah yang kemungkinan besar terlibat"

"Itu baru kemungkinan Pak, dan belum ada bukti pasti bahwa kami pelakunya. Kalau saya memang melakukan, saya tidak akan marah bahkan melawan. Tapi kali ini saya tidak melakukan"

Di hari ini mereka terlibat perdebatan sengit, keempat teman Aga juga membela diri. Ruang kepala sekolah berubah bak panggung adu debat. Alex, Heri, Rizki, Adam, dan Samuel yang sedari tadi hanya diam akhirnya buka suara membela diri. Pak Anugroho makin pusing melihat situasi ini, sebelum dia kehilangan kesadaran dia memutuskan untuk membukarkan mereka. Pak Anugroho meminta agar mereka kembali ke kelas dan meminta orang tua mereka hadir besok pagi.

"Sekarang kalian kembali ke kelas! Saya bisa gila melihat tingkah laku kalian"

                                     ***
Aga masih berusaha mencari sosok itu, seseorang yang sangat ingin ditemuinya sedari tadi. Banyak yang ingin Aga katakan padanya perihal kasus tersebut.

"Lia, tunggu!"

"Ada apa?"

"Bisa bicara sebentar? Saya mau ngomong sesuatu sama kamu"

"Oke"

Aga berusaha menjelaskan pada Lia dan meyakinkannya bahwa Aga bukan pelaku tawuran itu. Dia takut Lia akan benci dan menjauhinya karena kasus itu.

"Saya tau kamu pasti ngga percaya sama saya, tapi saya cuma mau kasih tau ke kamu. Saya ngga peduli dicap jelek sama orang lain, asalkan jangan sama kamu"

"Kamu jangan minta orang lain percaya sama kamu, tapi kamu yang harus buktiin ke mereka kalau kamu ngga bersalah"

"Semua yang saya lakukan selalu salah di mata mereka, mereka taunya saya biang dari semua masalah di sekolah ini"

"Tapi kamu ngga bohong kan kalau kamu bukan pelakunya?"

"Ngga, Lia. Semalam kan saya lagi teleponan sama kamu, seandainya saya ikut tawuran itu gimana caranya? Masa iya saya tawuran sambil teleponan"

"Oke, besok pagi saya akan ke ruang kepsek"

"Kamu mau ngapain?"

"Saya jadi saksi, saya akan jelasin ke dia"

"Jangan, Lia, saya ngga mau kamu kena masalah juga"

"Saya permisi dulu, ojeknya udah sampai. Saya pulang duluan ya"

"Li..  Liaa, tolong batalin"

"Arrgghhh" Aga berteriak frustasi. Sebenarnya bukan ini yang dia inginkan, dia hanya ingin Lia percaya padanya bukan membelanya, terlebih jika harus menjadi saksi dalam kasus yang memalukan seperti ini. Aga mulai memikirkan segala hal buruk yang akan terjadi pada Lia jika dia nekat melakukan itu.

"Kalau nanti Lia kena masalah gara-gara gue, apa yang harus gue bilang ke nyokapnya? Dan gue ngga mungkin bisa jadian sama dia" keluhnya dalam hati.

Rendy, Andri, Alvian, Reza keempat temannya itu menghampiri Aga yang sedang duduk sendirian di halaman depan sekolah. Mereka juga bernasib sama seperti Aga. Lima siswa itu harus menanggung resiko atas hal yang tidak mereka lakukan, dampak buruknya sangat dirasakan oleh Reza. Dia disemprot habis-habisan oleh pacarnya bahkan hubungan mereka terancam putus, tapi untungnya semua itu bisa diatasi toh ini juga baru kemungkinan bahwa mereka pelakunya dan belum ada bukti yang pasti. Tetapi jika  sampai terbukti kalau Reza terlibat, Ulfa tidak mau lagi meneruskan hubungan mereka.

"Ga, kita nyariin lu dari tadi ternya lu ada di sini" ucap Rendy.

Aga masih terdiam tidak merespon sama sekali ucapan Rendy.

"Udah, Ga, ngga usah dipikirin banget kita kan udah biasa kena kasus kaya gini" sambung Andri.

"Iya, Ga, gue bahkan lebih parah dari lu. Si Ulfa marah-marah ke gue dan ngancam minta putus kalo gue beneran pelakunya" kata Reza sambil menepuk-nepuk pundak Aga.

"Kalian bisa diem ngga?" bentak Aga.

Keempat temannya itu mendadak seperti patung setelah dibentak Aga. Mereka lebih memilih diam kalau kondisi Aga seperti saat ini, karena kalau tidak merekalah yang akan jadi sasaran empuk.

"Gue ngga mikirin kasus itu, tapi gue takut karena kasus itu orang lain jadi terlibat" ucsp Aga pelan.

"Maksud lu gimana, Ga? Tanya Alvian dengan nada takut.

"Lia, gue ngga mau dia jadi terlibat gara-gara gue" jawab Aga dengan pandangan frustasi.

"Kenapa gitu? Lia kan ngga ada masalah apa-apa di sekolah ini, jadi impossible kalo dia jadi terlibat" kata Rendy dengan wajah bingung.

Aga menjelaskan pada keempat temannya itu mengenai pembicaraannya dengan Lia, sampai akhirnya Lia nekat ingin jadi saksi dalam kasus tersebut. Keempat temannya itu seolah tidak percaya dengan tindak nekat Lia.

"Lu serius, Ga, Lia bilang gitu ke lu?" tanya Reza.

"Iya gue serius, ngga ada untungnya juga gue bohong" jawab Aga.

"Gue salut banget sama kenekatannya, berani banget dia" ucap Reza terkagum-kagum.

"Tapi ada benernya juga si apa yang dia bilang, kalo lu cuma diem aja masalahnya bakalan lama kelar" celetuk Alvian.

Hari ini jadi hari terburuk bagi Aga. Lia sangat sulit dihubungi, Aga sudah berkali-kali meneleponnya dan mengirimi sms tapi tidak ada satu pun yang dijawabnya. Sepertinya Lia memang sengaja menonaktifkan handphonenya. Aga berharap hari esok tidak akan tiba.

Bersambung...











EightDonde viven las historias. Descúbrelo ahora