SATU

42 3 2
                                    


Pagi ini adalah hari pertama Illeane ke sekolah setelah melewati libur semester. Gadis manis berkulit putih serta berambut hitam se bahu serta lip ice yang membuat bibirnya menjadi lebih merah menambah kecantikannya. Dia berjalan menuju sekolahnya dengan menunduk sambil memainkan gadgetnya.

Selepas dari pandangan gadget nya dia melihat setangkai bunga yang diletakkan diatas kardus yang dibalik serta disitu tertera tulisan serta clue siapa pengirim bunga selama ini

"TO : ILLEANE AISYAH
SMA 58 BJB

                     FROM : 5dari kiri, 3 dari kiri, 4 dari kiri "

Seketika alisnya menaut dan tercetak wajah yang sebal. Tanpa menghiraukan clue  tersebut dia langsung berjalan menuju sekolah.
Siapa sebenarnya pengirim bunga ini?

Sekitar kurang lebih 50 tangkai bunga mawar merah yang sudah diterimanya dari pengirim misterius itu. Dia tidak terlalu menghiraukan karena menurutnya selama tidak mengganggu tidak masalah.

***

"Sekian jam pelajaran saya, semoga kalian semua dapat mengambil hikmahnya. Wassalamualaikum. "

"Waalaikumsalam", serempak seisi kelas menjawab.

"Jangan lupa dipelajari lagi anak-anak, See You."

***

"Apaa???!!!, gila nekat banget penggemar rahasia lu Ne"

"Iya", Anne menyahut ragu "Gua agak takut sebenarnya, agak keganggu juga", sambungnya

Maya memakan jajan yang dibelinya di kantin tadi, lalu menoleh kembali ke arah Anne, "Kenapa rumah lu gak lu kasih cctv aja Ne"

"Cctv?", Tanya Anne dengan raut bingung,

"Iya cctv, biar lu tau siapa yang selama ini ngirim bunga ke elu", jawab Maya berbisik.

Anne menghela nafas malas, "Udah deh gua gak mau kalo ngebebani orang tua gua May"

"Lha bukannya orang tua lu kaya?," Tanya Maya kebingungan.

"Tapi kan itu bukan barang yang terlalu penting May"

"Iyadeh, kalah deh Maya cantik ini kalo debat sama Illeane Aisyah, hahaha"

***

Dengan sebelah tangannya menarik tangan Anne, Maya berjalan gesit menerobos kerumunan ibu-ibu yang mencari diskon di mall.

Hingga mereka sampai ke toko GRADIUSA.

Anne menoleh kearah Maya lalu mendengus kesal, "May kita ngapain sih kesini."

Maya yang sedang melakukan transaksi dengan penjual barang itu pun menoleh kearah Anne "Lu mau tau siapa penggemar rahasia lu kan, ini gua beliin cctv buat lu, gua tau kok perusahaan nyokap bokap lu lagi ngedown kan"

Anne membelalakkan matanya seakan tak percaya tentang apa yang dilakukan sahabatnya itu.

"Makasih ya May, nanti gua balikin uang buat beli cctv nya", Anne memeluk Maya, Tanpa sadar dia meneteskan air matanya.

"Apaan sih lebay", kesal Maya sembari melepaskan pelukan erat dari Anne.

Hingga pada akhirnya waktu menunjukkan pukul 18.00, dan mereka berdua memutuskan untuk pulang.

***

Dengan tangan penuh bunga mawar merah yang dibungkus plastik bening bercorak gambar hati, itu membuat minimnya pengelihatan jalan Anne, dengan berhati-hati Anne berjalan menuju kelasnya.

Saat sampai dikelas Anne disambut oleh sahabat baik sekaligus teman sebangkunya yang dianggap keluarga juga yaitu Maya, "Jualan bunga mbak?", Tanya Maya terkekeh melihat sahabatnya kerepotan membawa bunga.

"Yaampun May, lu tau gak tadi ada banyak banget anak kecil nyamperin gue cuman ngasih bunga ini",

"Gila, trus gimana sama cctv nya?"

"Aku" Anne menyahut takut apabila mengecewakan Maya.

"Kenapa?"

"Gakbisa cara ngoperasiin", Anne tertunduk lesu.

"Kenapa gak bilang dari kemarin Illeane Aisyahhh", bentak Maya diiringi tertawa kecil.

***

Brukk...

Gadis itu menubruk dan menjatuhkan semua buku yang dibawa oleh seorang anak laki-laki. Dia bernama Gerald Atmasumaja Junior, Gerald adalah salah satu murid yang bisa dibilang nakal, urakan tetapi pandai, dia sangat terkenal di sekolah karena kepandaian nya dan tentunya karena ketampanannya.

Tatapan mereka bertemu. Gerald menatap dingin, hingga membuat gadis itu sedikit bingung.

Hanya selang beberapa detik tatapan itu berlangsung, Gerald sesegera mungkin mengambil buku yang tergeletak dilantai dengan santai, lalu pergi meninggalkan Anne yang diam terpaku disitu. "MAAF", hanya kata itu yang dapat diucapkan nya tetapi tidak dibalas apapun oleh Gerald. Gerald tetap berjalan dengan santai tanpa menghiraukan permintaan maaf Anne.

Dasar sok ganteng!!!

Selepas dari kejadian tadi Gerald  segera menuju parkiran untuk segera pulang, dia menghela nafas lega, "Semoga dia tidak mengetahui sedikitpun tentangku." Gumamnya,

Kesialan menimpa Anne lagi, setelah dia meninggalkan tempat nya mematung tadi dia terpeleset plastik yang didalam nya masih terdapat sedikit air yang dibuang sembarangan.

Shitttt!















#Buat permulaan nya pendek dulu aja yaa, mungkin update nya agak lama semoga kalian semua suka❤ -ngarep-

Cerita ini cuman fiktif kalau ada kesamaan apa apa nya mohon maaf sebesar besarnya.

Tertanda
Ulfa

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang