"Sayang!" Panggil Jean yang sudah berada di sekolahan Luke. Ia pergi kesana bersama Calvin tentunya. Banyak siswa dan guru yang melihat Jean dan Calvin ketika masuk ke dalam lingkungan sekolah karena Jean berlari sambil menangis. Calvin pun mau tak mau harus mengejar suaminya tersebut.

"Udahlah Jean. Luke baik-baik aja kok" tenang Calvin. Namun Jean menggeleng.

"M-maafkan Sean om..." ucap Sean di pojok ruangan sambil menunduk meremas seragam putihnya. Ia merasa bersalah karena Luke menjadi begini. Jean pun mendekati Sean dan memeluknya sambil menangis tentunya.

"Kamu nggak salah Sean. Jadi gausah minta maaf terus ya sayang" ucap Jean dan Sean malah menangis bahagia.

"Dimana Sean?!" Teriak lelaki yang baru saja sampai di pintu uks. Lelaki itu adalah Bagas dan di belakangnya Riky.

"Nih lagi di peluk Jean" ucap Calvin. Penjaga uks hanya bengong melihatnya. Ia bingung kenapa isinya lelaki semua tidak ada perempuan yang menurutnya ibunya.

"Sean sini" ucap Bagas. Dengan takut-takut ia pun berjalan perlahan sambil menunduk.

"M-maaf pi..hiks.." Bagas menarik napas panjang, jiwa keibuan nya mulai keluar. Fyi, diantara Riky dan Bagas yang menjadi ibu a.k.a uke nya si Bagas wkwkwk.

"Sini-sini gausah nangis ya" ucap Bagas lalu memeluk Sean. Sean pun membenamkan wajahnya di pelukan. Memeluk erat Bagas sambil terus meminta maaf. Riky tersenyum melihatnya.

"Papa.." panggil Luke yang sudah terbangun. Jean kembali ke Luke lalau memeluknya.

"Syukurlah kamu nggak kenapa-kenapa"

"Sean mana yah?" Jean menatap Luke yang masih menyesuaikan diri dengan sekitar.

"Itu lagi sama om Bagas" jawabnya.

"Sean, minta maaf dulu sama Luke ya?" Ucap Riky dan Sean pun langsung mengangguk. Walaupun yang memukul Luke bukan dirinya, dia tetap merasa bersalah. Ia berpikir gara-gara nya, Luke menjadi begini

"A-aku minta maaf ya Luke" ucap Sean sambil menunduk di depan Luke yang sedang duduk di atas kasur uks. Luke pun tersenyum.

"Kamu nggak salah kok Sean. Makasih udah bela aku. Hihihi" Luke pun menunjukkan deretan gigi susunya yang putih dan bersih. Sean mengangkat kepalanya dan melihat senyuman malaikat. Dan ia pun langsung naik ke atas kasur dan memeluk Luke yang terlihat begitu manis.

"Aku nggak ngelakuin apa-apa kok. Kamu teman yang baik" ucap Sean di dalam pelukan mereka. Sekali lagi, Jean, Calvin, Riky, dan Bagas, melihat mereka cengo sekaligus diam. Seperti nya mulai ada bibit homo baru selain mereka.

"Kita bukan teman, tapi sahabat" balas Luke sambil tertawa kecil. Sean pun ikut tertawa dan semakin mengeratkan pelukannya.

Hari berikutnya. Luke seperti biasa, sedang asik menganggu Sean yang sedang membaca buku nya. Namun kali ini Sean tidak secuek yang kemarin.

"Luke.." panggil Eno yang sudah mendekati mereka. Sean menatap Eno marah. Ia ingin sekali memukulnya saat ini.

"Ada apa?" Tanya Luke datar sambil melirik ke arah Sean yang sepertinya sedang menahan amarahnya.

"M-maaf buat yang kemarin"

"Iya udah aku maafin kok" ucap Luke santai lalu memberikan senyuman nya kepda Eno yang saat ini sedang mematung. Sean terlihat meminta penjelasan. Ia sangat tidak setuju karena Luke memaafkan Eno semudah itu. Tak ingat kah dia yang kemarin?

"A-ah ya sudah, aku pergi ya.." ucap Eno sambil melambaikan tangannya dan pergi keluar kelas.

"Kenapa kamu maafin gitu aja?" Tanya Sean.

Love Two Side Of The MirrorWhere stories live. Discover now