Hubungan Bora dan Taehyung terjalin baik dan lancar semenjak awal perkenalan, rasanya tidak ada permasalahan serius selama hubungan mereka berjalan. Selama 24 tahun semua yang Bora impikan, tercapai dengan mudah dan lancar. Karir dan pernikahan berjalan sukses beriringan.

Wajah cantik nyaris sempurna dengan karir cemerlang, menjadikan Bora menantu kesayangan yang dibanggakan. Minjung sering menghabiskan waktu bersama Bora diakhir pekan, mengajak Bora ke deretan butik-butik terkenal, melatih kemampuan Bora melihat gaya busana kalangan atas untuk menunjang karir Bora yang terus menanjak semenjak diangkat menjadi Editor.

Namun perjalanan hidup yang nyaris sempurna itu sirna, setelah Bora keguguran di kehamilan pertamanya, dia stress berat sebab tidak siap kehilangan. Bora memutuskan menunda memiliki anak sampai bertahun-tahun kemudian, keadaan psikisnya berubah menjadi sangat buruk. Han Bora didiagnosa menderita anxiety disorder dan depresi tahap awal, rasa cemas akut yang telah mengubah segala hal menjadi seburuk keadaannnya sekarang.

"Bora, kapan kau mau punya anak?"

Pertanyaan itu menyambut kedatangan Bora di acara temu keluarga, duduk di antara tatapan menilai para tamu akan eksistensi seorang anak tak kunjung hadir di pernikahannya yang nyaris menyentuh angka lima tahun.

"Karir di kantor memang penting, tapi bukan berarti kau melupakan kewajiban sebagai istri."

Bora tidak berkata apa-apa. Komentar apa pun tentang alasannya belum ingin memiliki anak sampai sekarang, jelas-jelas tidak akan berdampak banyak. Orang-orang akan tetap memberi label atas penjelasannya sebagai alasan yang dibuat-buat, bukan rahasia lagi bila orang-orang sering menganggap remeh perihal penyakit mental.

"Bagi menantuku, kesehatan mentalnya nomor satu," kata Minjung, mengabaikan Bora yang duduk di sebelahnya. "Aku sudah lelah membujuknya, mungkin Bora baru mau hamil setelah aku mati."

Minjung melirik Bora yang bergeming, membuang napas yang dipanjang-panjangkan sebelum berkata pada salah satu sepupunya. Han Soohee, datang bersama menantunya yang cantik dan dua cucu perempuan.

"Soohee, kau beruntung sekali. Menantumu sangat baik, tahu kewajiban seorang istri dalam rumah tangga. Parkheur Paradise Hotel sudah memiliki penerus, dua sekaligus. Sementara aku bahkan tidak tahu mau mewariskan Stellar and Orion kemana, menantuku tidak mau diajak kerjasama."

Jari-jari Bora mengepal di bawah meja, gemetaran di atas pangkuan. Bora menyesal datang duluan karena Taehyung masih ditahan pekerjaan, maniknya mulai perih dan napasnya agak berat melihat orang-orang berbisik dan menertawakannya. Bora meremas serbet di samping cangkir teh, nyaris membanting serbet itu saat semua orang mulai membandingkan dirinya dengan sederet sepupu Taehyung yang sudah memiliki momongan.

Bora beranjak dari kursi, tetapi Minjung menarik lengannya sampai dia duduk lagi.

"Mau kemana?" tanya Minjung setengah berbisik. "Kau ingin mempermalukanku sebanyak apa lagi, Han Bora?"

"Ibu, aku datang ke sini bukan untuk dijadikan bahan pergunjingan, aku ke sini untuk Ibu dan keluarga suamiku."

"Siapa yang bergunjing, kita sedang membahas kenyataan. Oh, terkadang kenyataan memang tidak selalu menyenangkan, Bora."

"Ibu tahu pasti tentang kondisiku, tapi kenapa Ibu tetap melakukan ini padaku?"

"Karena kau sulit diatur, kau tidak pernah mendengar pendapat orang lain yang peduli padamu. Usiamu hampir 28 tahun, mau sampai kapan kau menunda kehamilan hanya karena kecemasan yang dibuat-buat itu."

"Hanya?!" Suara Bora naik dan mengundang perhatian, kini semua orang melihat ke arahnya. "Apa Ibu tahu bagaimana rasanya dikejar suara-suara itu, melihat bayiku sendiri berlumuran darah dan mendatangiku hampir setiap malam?"

Winter ScentWhere stories live. Discover now