»08«

4.7K 271 24
                                    

Author

Sudah sekitar setengah jam Revan,Kenza,dan James berada di rumah sakit,bahkan Alena sudah datang sejak 5 menit yang lalu,kini tinggal menunggu Arsya siuman saja.Tadi setelah dokter selesai memeriksa Arsya,dia tidak langsung memberi tahu alasan kenapa Arsya bisa pingsan,sebab dia hanya boleh memberitahukannya kepada keluarga Arsya saja.

Sedangkan Yamada yang merupakan sohib Kenza,masih dalam perawatan medis,Kenza belum sempat memanggil keluarga Yamada karena dia tidak tau nomor telepon salah satu anggota keluarga Yamada,ingin memberitahu lewat medsos pun percuma,pasalnya keluarga Yamada melarang anggotanya berbaur dengan dunia maya seperti media sosial,meskipun Yamada melanggarnya,tapi Kenza yakin kalau anggota keluarga yang lain tidak akan pernah melalukan apa yang dilakukan Yamada tersebut.

"Van,lo tau gak ? Arsya itu sebenernya lemah,meskipun dia sabuk hitam,meskipun dia udah berkali kali ngalahin gangster,tapi tetep aja kalau dia itu lemah."
Ucap Alena pada Revan yang sedang terlihat sibuk dengan handphonennya.

"Terus? Kenapa lo kasih tau ke gue?"
Jawab Revan datar dan langsung dihadiahi cubitan maut Alena di lengannya.

"Anjir! Kenapa lo cubit gue ? Apa salah gue ?"

"Nggak ada kok,lo gak salah apa apa."
Alena tersenyum sangat manis,ingat itu sangat 'manis' bahkan bisa membuat yang melihatnya diabetes,tapi ada yang aneh,Revan yang biasanya jika melihat senyuman itu langsung terpana,sekarang ? dia cuek bebek dan malah mendelik sinis ke arah Alena.

Omaygat,cepet juga mantan gue move on 'batin Alena'

"Na,Van gue cabut dulu ya ke ruangan sohib gue."
Ucap Kenza sambil memegang bahu Alena dan Revan bergantian.

"Pergi sono ! Lagian kalau lo disini juga gak ada manfaatnya !"
Jawab Revan sewot.

"Bukan gue aja,bahkan lo juga Van,kan si Arsya udah ada keluarganya,ngapain lo tetep disini ?"

Skakmat!,apa yang dikatakan Kenza langsung berhasil membuat Revan diam seribu bahasa.

"Bener juga,ngapain lo masih disini Van ? kan udah ada gue."

Satu lagi ucapan Alena yang benar benar membuat Revan diam tak bisa membalas apa apa.

"Skakmat lo Van."Sindir James

"Kalau gue tetep disini meskipun udah ada Alena,terus kenapa lo tetep disini padahal gak ada urusan apa apa ?"

Kali ini James yang mematung mendengar ucapan Revan,tapi bedanya James pintar membuat alasan seperti sekarang.

"Gue mah nemenin si Kenza."

"Lah,emangnya gue minta ditemenin apa sama lo ?"
Ucap Kenza datar,sedatar datar triplek bahkan mungkin lebih datar dari itu,hal itu pun membuat James senyum kikuk.

Setelah itu semua menjadi hening,masing masing diam di tempat tidak melakukan apa apa,mereka hanya saling melempar pandangan satu sama lain,bahkan mungkin Kenza lupa bahwa tadi dia sudah pamitan untuk ke ruangan Yamada.'Canggung' ya itulah yang terjadi saat ini diantara Revan,Kenza,James dan Alena,tapi kecanggungan tidak berlangsung lama,sebab seorang suster datang dan berbicara kepada mereka.

"Anu,eto,apakah diantara kalian ada yang merupakan keluarga dari Arsya ?"
Tanya Suster tersebut.

"Saya sus,saya kakaknya."

"Saya hanya ingin memberitahu bahwa adik anda sudah siuman,dan dokter memanggil anda ke ruangannya."

"Baik,kalau seperti itu silahkan segera memasuki ruangan dokter."

"Iya,terima kasih."

Suster tersebut pun mengangguk lalu tersenyum setelah itu meninggalkan mereka berempat.

BadBoy Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang