Part 17

152K 11.9K 102
                                    

SUV bermerek Mercedes Benz memasuki pekarangan rumah bergaya Europa Classic.

Marius menatap kearah rumah tersebut sambil mengingat kapan terakhir kali ia datang kesini.

"Sir,"

Marius mengerjapkan matanya saat menyadari pintu SUV telah dibuka oleh Pedro.

Marius segera bergegas keluar kemudian merapihkan Jasnya kembali.

"Mr. Kneiling, selamat datang"

Sapa seorang lelaki paruh baya yang sudah menyambutnya di depan pintu masuk.

"Mr. Hood, apa kabar?" Sapa Marius kepada lelaki paruh baya itu.

"Sangat baik sir" ia tersenyum

"Sir, selamat datang" sapa wanita muda dengan pakaian khas pelayan rumah.

Marius menganggukan kepalanya sekali, lalu berjalan memasuki rumah tersebut di ekori oleh Pedro dan Mr. Hood.

"Long time no see" ujar lelaki tua yang datang dari arah lorong rumah.

Marius menghentikan langkahnya, lalu menatap lelaki tua yang masih terlihat berkharisma itu.

"Papa" sapanya kepada Robert Kneiling,

Lelaki yang di panggil Papa oleh Marius tersenyum lebar kemudian memeluk Marius erat.

"Apa kabar nak?" Katanya masih memeluk Marius

"Sangat baik, dan kau?"

Robert melepaskan pelukannya "seperti yang kau lihat" -tersenyum sambil memperhatikan wajah Marius- "sudah lama sekali Boy" ia menepuk bahu Marius

Marius menyunggingkan senyumnya "Sepuluh bulan yang lalu aku berkunjung kesini"

Robert tertawa pelan "ayo, kau pasti lelah dan membutuhkan secangkir kopi"

Robert merangkul bahu Marius kemudian mengajaknya berjalan menuju ruang santainya.

Marius menghela nafasnya, setelah beberapa lama hening. Ia pun memutuskan untuk memulai topik pembicaraan.

"Jadi, apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?"

Robert menaikan satu alisnya, lelaki itu menyeringai. Mengambil gelas kopi lalu menyeruputnya dan meletakan kembali keatas meja kayu yang mengkilap.

"Jangan buru-buru, kau baru saja datang. Dan kau pasti lelah"

Marius menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa.

"Ayolah Pa, aku anakmu. Aku sudah tau bagaimana sikap ayahku ini"

Robert terkekeh pelan "baiklah.." menyilangkan kakinya kemudian menatap wajah Marius.

"Aku menaruh seseorang di kediamanmu untuk selalu memantau dirimu agar aku bisa tau aktivitasmu disana"

"I know"

Robert menaikan satu alisnya "sejak kapan?"

Marius menghela nafasnya "Cmon Pa, aku memiliki pengawal dan mata-mata di rumah"

Robert menyeringai "well, jadi apa benar wanita itu istrimu?"

Marius berdehem pelan, menegakkan duduknya kemudian mengangguk.

"Yeah, she is"

"Tapi Boy, kenapa?"

Marius menghela nafas "jangan tanyakan hal yang sudah kau ketahui, Pa."

Robert melirik kesekitarnya "Nak, kau tau jika kau tak harus melakukan itu?" Katanya kembali menatap Marius.

"Aku tak punya pilihan lain"

Mr. Dangerous ✔ (AVAILABLE AT BOOKSTORES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang