Hampir saja aku meneriakan ucapan terima kasih yang langsung aku urungkan. Aku belum gila untuk berterima kasih padanya. Hal itu aku anggap sebagai balas jasa kemarin. Walau sebenarnya aku tak membutuhkannya.
Apa sebenarnya yang ada di pikirannya? Ia menyelamatkanku? Sakit jiwa.
000
(Masih dan aku tak pernah tahu sampai kapan akan berakhir) Musim Dingin
Akhirnya Harry resmi berkencan dengan Cho. Yeay! Aku hanya bisa mengucapkan hal itu. Lalu kapan aku akan mulai berkencan? Jawabannya tergantung pada Merlin. Namun, aku bahagia. Jangan tanyakan alasannya, aku juga tak dapat menjawabnya. Mungkin jawabannya seperti kenapa anak kecil suka dengan cokelat. Lihat. Jawabannya tak ada yang tahu, sama seperti itulah perasaanku sekarang. Mungkin karena nilai, tapi nilaiku berada di interval yang sama. Mungkin karena Laskar Dumbledore yang akhir-akhir ini semakin menggila. Aku berkesimpulan seperti itu.
Ada hal janggal dalam hari-hariku saat ini. Malfoy.
Sejak kejadian Malfoy menarikku ke dalam lemari penyimpanan dia hampir tak pernah meneriakiku darah lumpur lagi. Terima kasih Merlin! Dan dia selalu menghindar saat teman-temannya berpapasan dengan aku dan anak Gryffindor lainnya. Aneh.
Hal yang lebih aneh lagi adalah Malfoy selalu berhasil menyelamatkanku saat hampir saja tertangkap oleh kawanan Umbridge. Entah dia mendorongku untuk masuk ke dalam lemari penyimpanan atau mengalihkan perhatian teman-temannya. Hal aneh yang aku syukuri keberadaannya. Aku ingin sekali bertanya apa maksud dari semua perlakuannya, tapi aku sama sekali tak berani. Aku tak berani jika ternyata hal yang terjadi semua hanyalah kebetulan belaka. Bukan suatu hal yang harus dipikirkan, tapi aku berbohong bila tidak memilkirkannya. Aku tahu ada yang berbeda dengan tatapannya. Tidak ada tatapan menghina. Aku tak tahu sejak kapan, tapi aku tahu ada perbedaan itu.
000
Januari
Musim Dingin
Laskar Dumbledore akhirnya terbongkar. Terima kasih pada Cho karena membeberkannya di hadapan wanita kodok itu. Secara personal aku tak bisa menyalahkannya. Umbridge mengancam untuk memecat orang tuanya, namun aku tetap tak menyukai kelemahan dirinya. Walaupun ia mengatakan tak ada yang mengancamnya, semua ini dia lakukan di bawah ramuan veritaserum. Walaupun demikian, Harry sangat menyesali atau lebih tepatnya membenci perbuatan Cho. Aku berusaha untuk melupakan kejadian itu. Tak ada lagi Laskar Dumbledore. Tetapi, aku yakin kami semua sudah sanggup untuk menghadapi apapun yang akan terjadi nanti. Kemungkinan terburuk sekalipun.
Aku bertengkar dengan Malfoy sekali lagi. Bukan pertengkaran pertama kami memang, tapi ini pertengkaran pertama sejak perilaku anehnya diantara kami. Dan kali ini penyelesaian pertengkarang kami sungguh di luar nalar penyihir normal.
Jam malam sudah hampir dimulai. Aku berjalan setengah berlari dari perpustakaan menuju asrama. Dari kejauhan aku dapat menangkap sosok pria yang menyandar dengan kepala tertunduk. Aku menurunkan kecepatan berjalanku dan membuatnya terlihat biasa. Aku merutuki diri saat tanpa perintah tanganku dengan sendirinya membenarkan rambutku yang sedikit menutupi wajah. Dan saat itu juga aku teringat kejadian Umbridge menangkap basah kami. Dan aku juga ingat Malfoy dengan angkuhnya berdiri di belakang si wanita berwajah kodok itu. Amarahku seketika melonjak.
"Kau! Apa yang sebenarnya yang kau mau!" tandasku seketika di hadapannya.
Malfoy menatapku dengan tatapan tajam, dingin, dan menusuknya. "Apa yang kau lakukan disini, Mud- .. Granger?"
ВЫ ЧИТАЕТЕ
The Notebook by AchernarEve (END)
Любовные романыCukup dengan tulisan dan kau akan mengetahui segalanya. Read and Review, please. Harry Potter, T, Indonesian, Romance & Hurt/Comfort, WARNING : beberapa chap akan di privat
Chapter 3
Начните с самого начала
