Tak ada yang berarti dari kegiatanku selama dua minggu belakangan ini. Bangun di pagi hari, sarapan bersama Dad, berkunjung ke makam Mum, lalu pergi ke The Burrow atau menghabiskan siang di kediaman sepupu Potter-ku.
Berbeda dengan hari ini, setelah mengunjungi makam Mum aku langsung pulang ke rumah. James sedang sibuk dengan program magangnya sebagai Auror di Kementerian, sedangkan aku tak begitu dekat dengan Lily dan Albus. Jadilah, aku sekarang disini. Di rumahku. Atau lebih tepatnya di ruang kerja Mum. Aku duduk di sebuah sofa nan empuk bewarna crimson tepat di depat perapian yang tak menyala. Tak ada yang kulakukan. Hanya sekadar duduk dan menikmati atmosfer yang terdapat di ruangan ini. Ruangan ini benar-benar merupakan representasi dari Mum. Rapi dan bersih. Sebuah meja kerja beserta kursinya berada tepat di hadapan jendela besar dengan tirai putih transparan dengan gorden yang sewarna dengan sofa yang sedang kududuki. Rak-rak yang menempel di dinding berisi dengan ratusan buku yang kuyakin sudah semua ia lahap. Di salah satu sisi dinding ruangan ini yang di dominasi dengan warna cokelat ini terpampang foto keluarga kami. Ada Dad yang sedang berdiri dengan aku dan Mum yang duduk sambil tersenyum di sebuah sofa. Aku tersenyum melihat foto itu. Senyuman Mum terlihat sangat hangat di foto itu.
Setelah bosan hanya duduk diam tanpa melakukan apapun , aku memutuskan untuk membaca salah satu dari koleksi buku Mum, namun aku mendapati sebuah album besar yang bertuliskan kata 'love of my life' dengan tinta emas diatasnya. Penasaran, aku membukanya. Album itu berisikan foto-foto Muggle dan sihir secara sekaligus. Ada foto Nana dan Graddad serta Mum sejak masih kecil sampai dewasa. Ada juga foto-foto Mum, Dad, serta Uncle Harry di halaman-halaman berikutnya. Foto-foto itu diambil dari tahun pertama sampai tahun terakhir mereka di Hogwarts. Persahabatan mereka membuatku sangat iri. Terdapat banyak momen di dalam album ini. Mereka saat bersama Profesor Slughorn dan McGonagal yang sekarang juga menjadi guru-guruku. Foto Mum bersama Dad dan Uncle Harry dengan seragam Quidditch asrama mereka. Bahkan ada foto Mum bersama mantan pacarnya, Viktor Krum. Senyumku tak henti-hentinya mengembang saat melihat semua ini. Perasaan hangat bercampur dengan rindu berkecamuk di perasaan ini. Aneh rasanya melihat foto-foto Mum dan menyadari bahwa ia tak akan pernah datang lagi padaku di setiap aku membutuhkannya. Rasanya aneh untuk berkunjung ke makamnya atau aneh rasanya mendapati diriku terdiam berjam-jam hanya untuk membaui wangi Mum yang masih tertinggal di setiap sudut rumah ini.
Kuletakkan album itu dan kembali duduk sambil menerawang. Terkadang aku masih merasa takdir ini sangat tidak adil. Hampir semua profesor di Hogwarts berusia hampir seabad namun mereka tetap sehat dan tak ada tanda-tanda mereka akan bernasib seperti Mum, tapi mengapa Mum yang masih berusia kepala empat sudah pergi terlebih dahulu. Mum tidak sakit apalagi kecelakaan, ia hanya pergi saat kami semua terlelap. Aku masih ingat ketika pagi hari itu aku melewati kamar mereka terdengar suara Dad yang setengah berteriak pada Mum 'Bangun, Hermione'
Pintu kamar mereka sedikit terbuka. Aku dapat melihat Dad mengguncang-guncang tubuh Mum yang terlihat sudah tak berdaya. Terkejut melihatnya aku langsung masuk dan mendapati Dad yang tengah menangis dengan tubuh yang berada dalam dekapannya. Aku sempat menyentuh tubuh wanita yang telah mengandungku selama sembilan bulan itu. Tubuhnya sudah dingin dan mulai kaku. Dan saat itulah aku sadar bahwa Mum sudah meninggal. Dan sampai sekarang tak ada yang tahu apa penyebab meninggalnya Hermione Weasley.
Terdengar derap langkah kaki mendekatiku. Sebuah tangan menyentuh pundakku. Aku menengadah dan mendapati Dad tersenyum.
"Hey, Dad."
"Apa yang kau lakukan, Rossie?" tanyanya yang masih berdiri di belakangku.
Aku menggeleng. "Tak ada. Kau mau makan malam?"
"Tentu."
"Aku akan memanaskannya terlebih dahulu."
Dia mengecup puncak kepalaku saat aku bangkit dari sofa. Aku kembali tersenyum. "Mandilah, Dad."
YOU ARE READING
The Notebook by AchernarEve (END)
RomanceCukup dengan tulisan dan kau akan mengetahui segalanya. Read and Review, please. Harry Potter, T, Indonesian, Romance & Hurt/Comfort, WARNING : beberapa chap akan di privat
Chapter 1. PROLOG
Start from the beginning
