7-Hihihi❤

4.5K 189 5
                                    

I wish I could choose the guy who will I love besides me.
—Kylie Lee.

#########

Sesuai perkataan Kylie siang tadi. Ia menepati ajakannya pada Aldo untuk menemaninya makan malam. Dirinya membawa teman satu kelasnya ke sebuah kafe dekat apartemen.

"Lo mau pesen apa, Do?" Tanya Kylie melihat-lihat buku menu yang ada di sana. Perempuan itu memesan menu spagetti dan jus, menu favoritnya disini. Sedang Aldo memesan nasi goreng biasa dengan minum es teh, juga makanan selingan kentang goreng.

"Kay, lo deket sama Bio ya akhir-akhir ini."

Kylie mengangguk antusias. "Iya! Kita deket banget hehe."

"Lo masih suka sama dia?" Kylie terdiam sejenak ragu untuk menjawab. Aldo menyukainya juga sejak dari kelas satu SMA. Sama seperti dirinya yang menyukai Bio sejak lama. "Gak apa-apa. Gue tau diri juga kok, Kay. Gue yang mundur." Kylie menatap Aldo yang saat ini sedang menatapnya juga. "Gue harap... lo bahagia ya, Kay." Cowok itu tersenyum tetap tersenyum walau terlihat di paksakan. Kylie menelan ludahnya sendiri dengan susah payah. Sejujurnya, Kylie tak enak hati karena Aldo patah hati terlebih disebabkan olehnya.

"Gue ngelanjutin ke Swiss, Kay. Kalo lo minta gue buat jangan pergi, masih belum terlambat banget, kok." Ujar Aldo penuh harapan.

Perempuan itu menggeleng pelan. "Nggak, Do. Lo harus tetep ngelanjutin di Swiss. Lo nggak boleh nggak berangkat karena gue. Justru kalo gue nggak bolehin lo pergi, gue malah semakin jahat sama lo. Ngebiarin lo tetep sakit hati ngeliat gue sama Bio. Gue harap, lo bisa tetep lanjut."

Aldo mengangguk dengan berat menahan air matanya. Ia melihat sisi mata Aldo yang hampir menitikkan air mata namun di cegahnya dengan mengusap wajah. "Kenapa sih Kay, ngejar lo dari kelas satu gue nggak pernah bisa? Apa kurangnya gue dari Bio?" Aldo bertanya dengan nada frustasi. Wajahnya memerah sekarang.

Kylie terdiam. Ia sendiri bahkan nggak ngerti kenapa hatinya milih Bio. Bukan cowok itu yang dengan tulusnya sayang kepada Kylie. "Satu hal yang perlu lo tau, andai gue bisa milih hati gue berlabuh ke siapa, gue nggak akan pernah lepasin lo kemana-mana, Do. Gue bakal milih lo yang sayang sama gue. Tapi nyatanya, gue malah sayang sama orang yang nggak pernah bisa sayang balik ke gue. Kita miris ya, Do."

Ia menggenggam jemari Kylie hangat menenangkannya agar tidak terlalu terbawa suasana sedihnya. "Kay, hati nggak pernah salah. Setidaknya, dengan merelakan aja gue udah lega."

"Tapi kenapa gue nggak pernah iklas ngelepas Bio, Do?"

×××

Mereka berdua jalan kaki kembali menuju apartemen Kylie dalam hening meskipun suara kendaraan di pinggir jalan yang sangat riuh. Lebihnya karena sibuk dengan permasalahan masing-masing. Kylie terus menundukkan kepalanya saat berjalan hingga tak sadar ada seseorang yang berdiri di depan sana memperhatikan keduanya. Tangan Aldo menahan tangan Kylie agar berhenti berjalan. Terlebih agar cewek itu tidak membentur pria di hadapan mereka.

"Ngapain lo kesini?" Aldo bertanya dengan sinis sorot mata yang menajam seperti elang.

Kylie mendongak dan melihat ada Bio didepannya. Ia mengerutkan keningnya heran. Sejak kapan dan ada apa dirinya berdiri di depan lobby apartemennya.

"Gue mau pergi sama Kylie. Keberatan lo?" Jawab Bio tak kalah sinisnya.

"Emang lo buat janji mau pergi sama gue?" Pertanyaan polos Kylie membuat Aldo tersenyum menang.

"Gue udah sms lo tadi jam 6."

Ia segera merogoh tas selempangnya, baru sadar ternyata Bio benar sms mengajaknya pergi malam itu. Tapi, tumben, ada apa?

Mine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang