"Urrgghhh...hhnnnhhh" desah Jean.

"Lebih dalem lagi beb" ucap Calvin. Jean pun menggeleng. Akhirnya tangan besar milik Calvin pun mendorong kepala Jean dan akhirnya penis besar milik Calvin pun masuk ke dalam mulut Jean dengan paksa. Ujung bibir nya sakit, rasanya seperti tersobek. Tenggorokannya pun merasa tidak enak karena penis milik Calvin mengenainya. Namun justru hal ini yang membuat Jean semakin bergairah. Entah mengapa akhir-akhir ini Jean menyukai jenis sex yang seperti ini. Biasanya ia suka yang calm. Mungkin ini keinginan dari bayi nya.

Tangan kiri Jean segera melesat menuju tengah-tengah selangkangannya. Ia buka celananya dan celana dalam nya lalu mulai menaik turunkan penis kecilnya dengan lumayan cepat sampai akhirnya ia pun mengeluarkan semuanya. Calvin yang belum keluar pun melongok ke bawah dan melihat cairan kental berwarna putih menempel di kaki nya. Bukannya membersihkan, Calvin malah membuat senyuman di ujung bibirnya.

"Beb, lupas mulut loe dari penis gue sebentar" Jean pun mengangguk lalu melepaskannya. Jean memegangi kedua ujun bibir nya dan benar saja, ada darah mengalir walaupun hanya sedikit. Calvin yang mengetahui itu pun langsung mengajak Jean untuk duduk di pangkukannya.

"Maafin gue beb, gue ga bermaksud.. sini biar gue bersihin" ucap Calvin. Ia pun lalu menjilati ujung bibir Jean dan merambat ke bawah lalu menciumi leher nya dan meninggalkan satu tanda di pangkal leher Jean.

"Ahhhh.." desahan panjang meluncur bebas dari mulut kecil Jean.

Calvin langsung melanjutkan aksinya. Ia membalik Jean agar menghadapnya dan menempatkan penis Jean tepat berada di depan penis milik nya. Dengan tangan nya yang besar, Calvin pun menyatukan penis mereka dan menggesek-gesekan dengan lumayan keras, sehingga penis milik Jean pun kembali terangkat.

"Uuhhhhnnnn... haaahhhh... s-sayang.." panggil Jean dengan kedua tangan nya yang maju. Ia memberi kode kepada Calvin untuk memeluknya. Calvin pun menyambut kedua tangan Jean kemudian memeluknya. Sambil berpelukan , Calvin tetap menjalankan tugasnya. sampai akhirnya mereka berdua pun tak tahan lagi...

"Haahhh..." desah Calvin

"Unnhhhaahhh.." desah Jean. Mereka mendesah di saat yang bersamaan.

"Haahhh... gue capek gilak. Gue mandi dulu ya beb, apa mau mandi berdua sekalian?" Tanya Calvin yang masih duduk memangku Jean yang telah terkapar di dadanya. Bagaimana tidak, dia sudah keluar dua kali sedangkan Calvin baru satu kali saja.

"Haa.... kamu dul-haaa uan aja beb. Aku masih capek" ucap Jean sambul terengah-engah. Calvin pun mengangguk lalu memindahkan Jean di atas kasur dan menyelimuti nya. Jean pun langsung tertidur.

Pagi hari...

"Jean, sayang, bangun. Ini udah jam setengah 7 nanti kita terlambat" teriak Calvin memecah keheningan di pagi hari. Hari ini Calvin sangat bersemangat lagi karena dapat bertemu teman-teman geng nya. Sementara Jean, ia merasa malas untuk berangkat ke sekolah. Anaknya menginginkan di rumah, bukan sekolah nya.

"Nggg.. aku ga mau berangkat sekolah" ucap Jean lalu tertidur kembali dengan bantal menutupi kepalanya.

"Astaga sayang, ayolah. Inget, sebentar lagi kita udah mau ujian kenaikan kelas lho. Nanti kalo loe ga naik gimana? Dan ntar malah cuma gue yang naik gimana? Loe mau?"

"Hiihh..iya iya aku bangun" ucap Jean terpaksa lalu segera duduk dan mengucek matanya.

Mereka pun segera berangkat menuju sekolah tepat pukul 7. Entah mereka akan di marahi atau tidak, yang terpenting mereka sampai dulu ke sekolah namun dengan hati-hati. Jangan sampai kejadian sebulan yang lalu terjadi lagi.

"Ah sialan guru bk beb!" Pekik Calvin sambil melihat kearah depan gerbang sekolah mereka. Guru bk yang di kenal paling galak itu adalah perempuan. Namanya bu Ratna.

Love Two Side Of The MirrorWhere stories live. Discover now