"Di mana?" Hana bertanya,

Luhan mengambil tangan Hana dan meletakannya di jantungnya,

"Di sini," Luhan berkata dan memandang wajah Hana dalam diam, mata yang bersinar itu kembali Hana lihat dalam diri Luhan, mata yang membuat Hana selalu saja bertekuk lutut pada Luhan,

Hana terdiam, ia masih ingin merasakan semua perasaan ini, semua sentuhan ini.

BRUG!

Hana menarik tangannya teralalu bersemangat dan menabrak meja kaca yang ada di belakangnya,

"Permisi," Hana mengumpulkan semua barangnya dan pergi dari tempat itu,

drt~

Handphone Hana bergetar hebat, siapa lagi jika bukan dari laki – laki yang sekarang berada di depan kamarnya,

"Ada apa?" Hana berdiri di depan laki – laki tinggi itu dan laki – laki tinggi itu menjawab telponnya sendiri di ponsel Hana dan membawa tangan Hana untuk meletakannya di telinganya,

"Hallo," Chanyeol berbicara,

"Mengapa kau tidak menjawab?" Chanyeol kembali berkata,

"Apa kau tau apa yang baru saja kau lakukan?" Hana menurunkan ponselnya dari telingannya dan menatap Chanyeol, laki – laki tinggi itu hanya terdiam, ia tidak bisa berkata apa – apa,

"Kau memukul laki – laki itu tanpa sebab," Hana kembali berkata,

"A-A-"

"Cukup, aku tidak ingin penjelasan apa – apa, tinggalkan aku sendiri," Hana masuk kedalam ruangan dan ia menutup pintu dengan kencang dan membuat Chanyeol bingung,

"mengapa ia marah padaku? Seharusnya aku yang marah padanya saat ia lebih mementingkan laki – laki itu dari pada diriku," Chanyeol bergumam sendiri,

Chanyeol memasuki kamarnya, hatinya kini berdenyut tidak normal, ada yang salah dengan semua ini, pikirannya seperti kosong dan tidak berpenghuni, seperti di hantui dengan rasa takut Chanyeol menundukan kepalanya dan menutupi tubuhnya dengan selimut tebat di tempat tidurnya,

"Sejak kapan aku mulai merasa seperti ini? Apa aku marah melihat ia bersama dengan laki – laki itu? Aku pasti sudah mulai gila," Chanyeol terus mengumpat pada dirinya sendiri,

Di sisi lain Hana pun mengurung dirinya sendiri di kamar, hari ini hanyalah hari pertama Luhan datang ke rumah ini, tapi semuanya sudah menjadi kacau, apa yang akan terjadi besok dan hari – hari lainnya, apa lama – lama ia akan mati bunuh diri di rumah besar ini? Mungkin sebaiknya ia menenangkan pikirannya sebelum Hana kembali membuka pikirannya untuk hari esok.

Di atas kamar Hana terlihat Luhan yang berdiri di depan kamarnya sendiri, ia berusaha untuk menenangkan pikirannya dari semua hal yang ada saat ini, senyum terukir manis di bibirnya saat mengingat wajah manis Hana yang baru saja ia terka dengan jelas saat Hana mengobati lukanya, tapi apa Hana masih seperti Hana yang dulu?

Apa kesalahannya masih bisa di tebus dan Hana mau untuk kembali lagi di dalam pelukannya?

Pertanyaan demi pertanyaan membuatnya muak, Luhan tau kesalahannya sangatlah fatal, untuk ukuran dirinya sendiri ia masih belum bisa menyaingi Park Chanyeol yang di didik untuk memimpin perusahaan itu dengan matang, Luhan hanyalah nyamuk pengganggu yang tiba – tiba datang untuk mengacaukan suasana, tapi sekarang berbeda, Luhan memberikan apa yang ia punya pada Ibunya dan kini ia hanya menjadi seorang pekerja biasa di kantor besar itu dan tinggal di rumah ini untuk mengambil seseorang yang pernah menjadi miliknya.

~ To Love You More ~

Hari berganti terlihat pagi – pagi Hana menyiapkan sarapan yang sederhana di meja makan bersama ahjumma,

[COMPLETE] TO LOVE YOU MOREWhere stories live. Discover now