Dan, ekspetasi gue hancur semua.
Yang ternyata, Mark lupa bawa dompetnya. Jadi sekarang kita jalan kaki, mending balik aja ke rumah. Percuma juga kalo gue marah-marah dia juga cuma nanggepin sama senyum sok manisnya itu. Cih, bilang kek kalo lupa bawa dompet. Gue bawa uang deh tadi.
"Eh, Yer. Itu apa sih?" Tanya Mark tiba-tiba.
"Ah, paling orang jualan. Udah ah, gue capek nih." Kata gue dan menariknya buat pergi.
"Liat dulu aja." Mark justru narik gue ke arah kerubungan orang-orang itu.
Banyak banget orangnya, sampe-sampe gue hampir sesak napas. Pas kita sampai di pusat kerubungan orang, barulah gue tau kenapa orang-orang berkumpul. Pendaftaran SM Global Audition.
Gue pun teringat sama kejadian kemaren-kemaren. Dimana Mark jadi salah satu anggota boygrup rookie. Labelnya SM lagi.
"Mark, duh, gue sakit perut nih! Pulang yuk, aduh, gatahan gue!" Kata gue sambil pura-pura megangin perut gue yang sebenernya sehat-sehat aja.
"Lo gapapa? Lo bisa tahan kan?"
"Makanya ayo cepet pulang!" Kata gue.
Mark menghela napas, lalu membawa gue keluar dari pusat kerumunan orang itu. Setelah itu gue bernapas lega, gue gamau, maksudnya gue belum siap menghadapi kenyataan nantinya.
"Mark." Kita berdua reflek menoleh. Mendapati Koeun dan, seseorang yang kayaknya familiar di mata gue.
"Koeun? Kamu disini?" Inilah Mark. Dia melembut seketika kalo ketemu sama Koeun.
"Iyanih, tadi lagi jalan. Eh pas liat ada stan sm disini aku berhenti deh." Jawab Koeun ditambah senyuman manisnya. Pantes Mark suka sama dia, orang juga tau kalo Koeun cantiknya beda jauh sama gue.
"Eoh, sama Taeyong hyung ya?" Nah, Taeyong! Dia kan yang nantinya jadi leader. Tapi, kok Mark kenal sebelum masuk sm ya?
"Mark, lo kenal sama dia?" Bisik gue.
"Loh, kok lo jadi amnesia gini?" Gue cuma menatapnya bingung, lalu mengedikkan bahu gue. "Dia yang waktu itu nolongin lo pas gerbang sekolah mau ke tutup! Masa lo lupa!?"
Gue menggeleng, lalu berbisik, "Gue gainget. Tapi kok ganteng ya."
"Dasar. Mata lo kayak punya sensor kalo ketemu orang ganteng!"
Gue cuma tertawa kecil.
"Mark, kita duluan ya." Kata Koeun.
"Eoh, mau pulang?" Koeun mengangguk.
"Naik mobil?" Koeun mengangguk lagi.
"Bareng boleh dong." Gue langsung menyenggol lengannya kasar.
"Malu-maluin lo!" Bisik gue. "Gausah Koeun. Kita naik bis aja."
"Ih, kan gue lupa bawa hape, lupa bawa uang! Udah bareng aja!" Sela Mark.
"Gausah."
"Bareng! Biar hemat uang!"
"Gausah berantem, naik mobil gua gak bayar." Kali ini Kak Taeyong yang ngomong.
Mark langsung tersenyum mengejek, "Orangnya juga gak masalah!"
Gue cuma berdecih. Kita pun berjalan bersama menuju mobil Kak Taeyong yang terparkir tak jauh dari posisi kita tadi. Pas gue mau masuk ke kursi belakang, Mark nahan gue, terus ngintruksi gue buat duduk di kursi depan bareng Kak Taeyong. Gue menggeleng kuat, sampe akhirnya kita berantem lagi.
"Kalian jadi bareng gak sih?" Tanya Kak Taeyong yang menoleh tajam ke arah kita.
"Iya hyung, Si Yeri mau duduk di sebelah hyung pake minta ijin dulu sama Mark." Lalu Mark mendorong gue ke depan. Dia pun duduk di sebelah Koeun, kemudian menutup pintunya.
Dasar, kalo dia bukan temen gue dari kecil aja udah gue remukin kali. Untung sayang.
Gue pun masuk ke kursi depan, di samping Kak Taeyong. Entah kenapa gue ngarasa gugup, karena ini kali pertamanya gue duduk di sebelah cowok selain Mark. Gue memainkan ujung jari gue sembari menatap lurus ke depan.
Tiba-tiba gue ngerasa ada tangan yang menyentuh tangan gue, dan ternyata Kak Taeyong lagi pasangin sabuk pengaman gue. Apa segitu hemat suara sampe mau pasang sabuk pengaman aja gak bilang-bilang? Gue kan jadi kaget gini.
"Lain kali jangan lupa." Gue bisa mendengar suaranya yang khas agak berat dan agak serek gitu.
.
.
.
.
Ternyata Kak Taeyong walaupun mukanya garang, tapi baik banget. Buktinya, Koeun dianter sampe rumah, Mark juga. Dan sekarang tinggal kita berdua karena letak rumah gue yang paling jauh. Padahal gue juga cuma beda satu blok sama rumah Mark, Kak Taeyong tetep anter gue.
"Makasih ya, Kak." Dia mengangguk tersenyum. Yang biasanya langka buat dapetin senyum dia di sekolah, tapi sekarang gue malah liat senyum dia mulu.
"Yeri!" Langkah gue berhenti, gue pun berbalik.
"Kenapa Kak? Ada yang ketinggalan?" Tanya gue. Hati gue ketinggalan ya, kak? Hehe.
"Um, itu, anu." Anu? Kok jadi aneh dia. "Lo biasanya berangkat sekolah sama siapa?"
"Sama si bujon kak."
"Bujon?".
"Hehe, bule jones kak. Sama Mark maksudnya."
Tiba-tiba dia mengacak puncak rambut gue, "Suka banget bercanda!"
Gue cuma membeku di tempat. Dia kesambet apa?
"Kenapa emang kak?" Tanya gue dan berusaha mengontrol perasaan gue ini.
"Mulai besok, berangkat, sama pulangnya bareng gue aja." Katanya.
"Tapi kak-"
Kak Taeyong menaruh jarinya di bibir gue, dalam seketika wajah gue memanas.
"Gue gak menerima penolakan. Besok gue jam setengah 7 udah disini! Jangan telat lo!" Ujarnya. "Gue tunggu."
Kemudian dia pergi. Dan gue masih membeku di tempat. Ini beneran?
Bukan mimpi bukan khayalan gue?
Kak Taeyong ngajak gue berangkat bareng?
Ah, bercandaan kali dia ya.
Double update, kalo pada vote😉😉
YOU ARE READING
(2) cʀusʜ ʏou✔
Fanfiction"I say it cause I'm dying to, I'm so much more than just a friend to you." ➡crush you series [1/?] yeri x mark version ©2017, on_yourmark
